Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gejala Rabies dan Tingkatannya, Penting Diketahui!

ilustrasi gejala rabies (vecteezy.com/wutthichai.lue117728)

Setelah terpapar rabies, virus rabies harus melakukan perjalanan ke otak sebelum menimbulkan gejala. Waktu antara paparan dan munculnya gejala disebut masa inkubasi. Ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Masa inkubasi bisa bervariasi berdasarkan:

  • Lokasi tempat paparan gigitan atau goresan (seberapa jauh lokasinya dari otak).
  • Jenis virus rabies.
  • Kekebalan tubuh.

Gejala awal rabies mungkin hanya demam ringan dan sakit kepala. Seiring perkembangannya, gejala parah seperti kebingungan, air liur berlebihan, kejang, kelumpuhan, delirium, dan koma terjadi. Setelah ini terjadi, kematian hampir tak terelakkan, menurut laporan dalam jurnal Nature Reviews Disease Primers tahun 2017.

Virus rabies, anggota genus Lyssavirus, bergerak melalui jaringan sel saraf, menyebabkan gejala progresif karena secara bertahap menyusup ke otak dan sistem saraf pusat. Rabies tetap menjadi prospek yang menakutkan karena kecepatan terjadinya.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia (95 persen kasus tersebut disebabkan oleh gigitan anjing). Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies, tetapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Selain itu, banyak pulau bebas rabies, misalnya Pulau Sumba di NTT, Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung, Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat, Kepulauan Sintaro di Sulawesi Selatan, serta Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara.

Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.

Artikel ini akan memaparkan ciri-ciri manusia terkena rabies, garis waktu untuk gejala rabies selama setiap fase infeksi. Fase-fase ini dikenal sebagai periode inkubasi, prodromal, dan akut neurologis.

1. Masa inkubasi

ilustrasi anjing (vecteezy.com/Srinuan Hiranwat)

Masa inkubasi adalah waktu antara paparan virus dan munculnya gejala pertama. Periode dapat berlangsung rata-rata 30 hingga 90 hari, tetapi mungkin lebih singkat atau lebih lama berdasarkan faktor inang dan virus.

Masa inkubasi lebih dari satu tahun mungkin terjadi, tetapi ini sangat jarang. Ada laporan dalam jurnal Annals of Indian Academy of Neurology tahun 2012 tentang gejala rabies yang dimulai bertahun-tahun setelah terpapar, termasuk satu kasus seorang pria yang mengembangkan gejala lebih dari 20 tahun setelah digigit anjing.

2. Periode prodromal

ilustrasi pria kelelahan (pexels.com/Carolina Grabowska)

Periode prodromal digambarkan dengan munculnya gejala pertama. Inilah saat virus pertama kali memasuki sistem saraf pusat dan mulai menyebabkan kerusakan.

Fase prodromal cenderung berjalan rata-rata dari 2–10 hari dan dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Demam.
  • Gatal (pruritus).
  • Kesemutan atau sensasi terbakar di tempat paparan (parestesia).
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Kecemasan.
  • Sifat lekas marah.
  • Menggigil.
  • Insomnia.
  • Perasaan umum tidak sehat (malaise).
  • Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
  • Tenggorokan yang sakit dan bengkak (faringitis).

3. Periode neurologis akut

ilustrasi pasien rabies (phil.cdc.gov)

Periode neurologis akut berlangsung antara 2–10 dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Jenis dan karakteristik gejala dapat bervariasi, sebagian besar bergantung pada seberapa parah atau ringan paparan awal.

Rabies tipe ganas (furious rabies)

Ini adalah tipe yang paling banyak dialami. Seperti namanya, bentuk rabies ini ditandai dengan gejala fisik dan neurologis yang hebat. Gejala dapat datang dan pergi, dan akan sering diselingi dengan saat-saat tenang dan jernih. Menurut laporan dalam Journal of Medical Case Reports tahun 2021, kematian paling sering disebabkan oleh henti jantung.

Rabies tipe paralitik (paralitic rabies)

Menurut laporan dalam jurnal Revue scientifique et technique tahun 2018, rabies paralitik menyumbang sekitar 20 persen kasus dan akan menyebabkan otot melemah secara bertahap, mulai dari tempat paparan dan meluas ke luar. Kelumpuhan dan kematian pada akhirnya akan terjadi (biasanya karena gagal napas).

Rabies atipikal

Rabies atipikal adalah jenis yang paling sering dikaitkan dengan gigitan kelelawar. Ini mungkin melibatkan gejala dari bentuk penyakit yang ganas dan kelumpuhan. Variasi gejala dan tingkat keparahan sering kali membuat kasus sulit dikenali sebagai rabies, menurut laporan dalam jurnal Lancet Neurology tahun 2013.

Merujuk studi dalam jurnal Neurotherapeutics tahun 2016, gejala rabies yang terjadi selama periode neurologis akut mungkin termasuk:

  • Agitasi.
  • Hiperaktif.
  • Hiperventilasi.
  • Air liur berlebihan.
  • Hidrofobia (gejala yang ditandai dengan rasa haus yang tak terpuaskan, ketidakmampuan untuk menelan, dan panik saat diberi cairan untuk diminum).
  • Kelumpuhan sebagian.
  • Kebingungan.
  • Muntah darah.
  • Agresi (termasuk meronta-ronta dan menggigit).
  • Halusinasi.
  • Kejang.
  • Priapisme (ereksi penis yang terus-menerus dan menyakitkan).

Gejala-gejala ini akan segera menyebabkan koma karena infeksi rabies menyebabkan peradangan otak yang masif. Tanpa perawatan suportif yang intensif, kematian biasanya akan terjadi dalam hitungan jam atau hari.

Rabies adalah penyakit serius yang hampir selalu berakibat fatal. Kabar baiknya, ini sepenuhnya bisa dicegah jika seseorang segera dirawat. Apabila kamu pernah digigit binatang atau curiga kamu terkena rabies, segera hubungi dokter.

Jangan sampai menunggu gejala, tanda, atau ciri-ciri rabies pada manusia muncul untuk mencari pengobatan. Kamu harus segera mendapatkan pertolongan medis saat digigit atau dicakar oleh hewan yang diduga menderita rabies.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us