Tidur adalah cara tubuh memulihkan tenaga setelah berkegiatan seharian. Setelah cukup tidur, tubuh akan terbangun dengan sendirinya dalam keadaan bugar dan kita pun siap untuk kembali beraktivitas.
Tanpa disadari, ada beberapa hal menarik yang terjadi saat kita terlelap. Mungkin kamu menyadarinya, mungkin juga tidak. Let's find out here!
Sekitar 30 menit sebelum tertidur, tubuh mulai menurunkan suhunya. Ini bertujuan untuk memperlambat metabolisme agar kita bisa tidur berjam-jam tanpa merasa lapar, melansir List Verse.
Saat tidur, suhu inti tubuh turun lebih dari 1,1 derajat Celcius menjadi 35,6 derajat Celcius, yang hanya 1 derajat Celcius di atas hipotermia. Sedangkan, suhu normal saat kita terbangun adalah antara 36,5°C hingga 37,5°C.
Tidak hanya suhu tubuh, detak jantung dan tekanan darah juga ikut turun. Saat bangun, detak jantung dan tekanan darah naik kembali untuk mengimbangi kebutuhan energi.
Sepanjang hari, tulang belakang mendapat tekanan karena gravitasi. Alhasil, cairan mengalir keluar dari cakram tulang belakang dan membuat tinggi kita "menyusut" hingga 1 cm.
Ketika punggung terbebas dari semua tekanan di malam hari, cairan kembali ke sambungan sendi dan membuat tubuh meregang sepanjang 1 cm atau lebih.
Melansir Kids Health, penting untuk cukup tidur selama masa pertumbuhan. Sebab, hormon pertumbuhan (yang bisa menambah tinggi badan) biasanya dilepaskan saat tidur.
Saat terjaga, 80 persen energi digunakan untuk berbagai aktivitas fisik, seperti pernapasan, gerakan, atau berbicara. Sementara, saat tidur, "kelebihan energi" ini dialihkan ke otak.
Melansir List Verse, otak mengonsumsi energi lebih tinggi saat tidur daripada terjaga, misalnya pada tahap rapid eye movement (REM). Energi ini dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti memperkuat koneksi saraf atau membuang produk limbah.
Sementara itu, menurut studi lain, pengeluaran energi otak saat tidur digunakan untuk sinapsis (jalur komunikasi antara neuron dengan neuron atau sel lain). Ternyata, otak tak pernah berhenti bekerja, ya!
Saat terjaga, racun dan produk limbah lainnya menumpuk di sel otak dan tubuh. Saat terlelap, katup terbuka dan membuat cairan serebrospinal mengalir dari tulang belakang ke otak, lalu membilas jaringan dan racun.
Proses ini dikenal sebagai respirasi seluler, yakni serangkaian proses reaksi yang membantu sel menciptakan energi dan nutrisi serta menjaga tubuh tetap bekerja. Racun yang dikeluarkan pada saat tidur adalah "sisa" dari proses ini, mengutip dari List Versa.
Coba diingat-ingat, apakah kamu pernah merasa sangat haus setelah bangun tidur? Ternyata, ini karena kita kehilangan 0,5 kilogram air yang keluar lewat embusan napas saat terlelap! Mengapa bisa begitu?
Saat tidur, kelembapan ditarik dari udara dan tubuh. Sebenarnya, berat air yang hilang sangat kecil, hanya sekitar 0,02 gram per napas. Namun, jika diakumulasi, kurang lebih ada 0,5 kilogram berat badan yang hilang.
Seperti yang diketahui, kita menghirup oksigen (yang terdiri dari dua atom) dan mengembuskan karbon dioksida (tiga atom). Artinya, ada selisih satu atom yang keluar dan jumlah massa yang sangat kecil ini hilang tiap bernapas.
Sepanjang hari, kita pergi ke banyak tempat, berinteraksi dengan orang lain, dan menciptakan kenangan baru. Lalu, saat tidur, otak akan memutar ulang peristiwa hari itu, mengelompokkan, dan menyimpannya di pusat memori jangka panjang.
Pada saat yang bersamaan, otak membuang ingatan yang tak perlu. Menurut laman List Verse, sebagian besar konsolidasi memori terjadi selama periode tidur terdalam (deep sleep) dan tidur gelombang lambat (slow-wave sleep).
Mengapa otak perlu mengelompokkan dan mengategorikan memori? Prioritas memori ini penting untuk mempelajari dan mempertahankan informasi serta mengembangkan keterampilan seperti memecahkan masalah (problem-solving).
Pernahkah kamu tidur lalu merasakan sensasi terjatuh? Ini dikenal sebagai hypnic jerk, yakni kontraksi otot tak disengaja saat tidur.
Melansir Medical News Today, ini cenderung terjadi saat berada dalam kondisi transisi dari kondisi terjaga (wakeful state) ke kondisi tidur (sleeping state). Hypnic jerk adalah jenis gerakan otot tak sadar yang disebut mioklonus.
Kekuatan hypnic jerk berbeda-beda. Ada yang merasakan seperti kedutan, ada pula yang cukup kuat untuk membangunkan seseorang dari tidurnya. Kondisi ini sangat umum, sekitar 70 persen orang pernah mengalaminya, setidaknya sekali seumur hidup.
Nah, itulah 7 hal menarik yang terjadi saat kita tidur. Ternyata, tubuh melakukan hal yang menakjubkan saat kita terlelap, ya?