ilustrasi gagal ginjal akut, acute kidney injury, cedera ginjal akut (unsplash.com/Olga Kononenko)
Dilansir Mercy Health, hipermagnesemia paling sering terjadi karena ginjal berhenti bekerja dengan benar dalam beberapa cara. Ini sering terjadi pada orang yang mengalami gagal ginjal pada akhir hidupnya, atau ginjal yang tidak berfungsi sebagai akibat dari kondisi lain.
Saat tidak bekerja secara semestinya, ginjal tidak mampu menjaga magnesium dalam tubuh pada tingkat yang tepat. Mineral tersebut menumpuk di darah, yang dapat menyebabkan hipermagnesemia.
Memiliki penyakit hati stadium akhir juga dapat menyebabkan kondisi ini. Ini berarti hati secara bertahap berhenti bekerja dengan baik selama bertahun-tahun.
Secara umum, ginjal melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk membuang terlalu banyak magnesium. Risiko hipermagnesemia sangat rendah sampai seseorang mengalami gagal ginjal.
Dokter sering mendiagnosis hipermagnesemia pada orang yang sudah sangat tua atau orang dengan gangguan usus. Orang yang menjalani dialisis mungkin berisiko mengalami kondisi ini. Akan tetapi, proses dialisis itu sendiri membantu mengurangi risiko.
Beberapa penyakit, seperti hipotiroidisme, penyakit Addison, dan sindrom alkali susu, meningkatkan risiko hipermagnesemia.
Jika mengonsumsi obat-obatan yang mengandung magnesium, termasuk obat pencahar dan antasida, kamu mungkin juga berisiko lebih besar.