Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IDAI: Tidak Semua Efek Steroid pada Anak Bisa Dipulihkan

ilustrasi pemeriksaan balita ke dokter (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Memberikan steroid kepada anak tanpa indikasi medis dapat menyebabkan efek samping berbahaya.
  • Efek samping penggunaan steroid jangka panjang pada anak meliputi osteoporosis, menghambat pertumbuhan tulang, peningkatan risiko diabetes, hipertensi, dan katarak, serta anak dapat mengalami insufisiensi adrenal.
  • Tidak semua efek yang dialami anak dapat dipulihkan, contohnya pertumbuhan tulang yang terhambat.

Viral kasus baby sitter di Surabaya dengan sengaja mencekoki balita berumur 2 tahun dengan obat-obatan keras yang mengandung steroid (deksametason dan pronicy). Dilaporkan bahwa obat-obatan itu dia berikan kurang lebih satu tahun tanpa izin dan tanpa sepengetahuan ibu korban.

Ia mengaku secara sengaja melakukannya agar anak majikannya tersebut bisa gemuk. Namun, sayangnya obat keras, seperti steroid, yang diberikan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama dapat mengakibatkan efek samping berbahaya.

Terkait hal ini, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) menggelar media briefing "Dampak Penggunaan Obat Steroid pada Bayi dan Anak" secara daring, pada Kamis (17/10/2024).

Efek samping steroid

ilustrasi obat (unsplash.com/Thought Catalog)

Dijelaskan oleh Dr. dr. Agustini Utari, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, steroid itu berguna, bahkan dalam beberapa kondisi dapat menyelamatkan jiwa.

Berikut ini beberapa kondisi yang membutuhkan obat steroid:

  • Anak yang tidak mempunyai hormon kortisol sejak lahir, karena mutasi genetik misalnya. Misalnya penyakit hiperplasia adrenal kongenital. Karena tidak dapat menghasilkan kortisol, maka anak akan membutuhkan steroid seumur hidup.
  • Reaksi alergi yang berat.
  • Asma.
  • Peradangan yang hebat.
  • Penyakit autoimun.
  • Mencegah penolakan jaringan pada transplantasi organ.
  • Pada beberapa kondisi keganasan, misalnya leukemia pada anak.

Walaupun banyak manfaatnya, tetapi steroid mempunyai efek samping, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Efek samping jangka pendek

  • Peningkatan berat badan.
  • Moonface (puffy face).
  • Mood swing.
  • Gangguan tidur
  • Peningkatan gula darah.
  • Peningkatan tekanan darah.
  • Menekan sistem kekebalan tubuh, anak berisiko mengalami infeksi lebih sering.

Efek samping jangka panjang

  • Osteoporosis, tulang lebih rapuh sehingga mudah patah.
  • Pertumbuhan terhambat pada anak atau menghambat pertumbuhan tulang.
  • Risiko tinggi mengalami diabetes.
  • Risiko mengalami katarak.
  • Dapat mengalami insufisiensi adrenal, yaitu tubuh tidak bisa merespons dengan baik terhadap kondisi sakit/pembedahan, apabila steroid diberikan dalam jangka waktu lama dan dihentikan secara mendadak.

Hal yang harus digarisbawahi dari kejadian viral pemberian steroid untuk anak ini adalah penyalahgunaan steroid karena ingin anak gemuk dalam waktu singkat dan ingin nafsu makannya meningkat. Padahal anak mungkin dalam kondisi sehat.

"Kalau anak diberikan steroid tanpa ada indikasi, efek samping pasti akan terjadi, terutama pada pemberian jangka panjang," tegas Dr. Agustini.

Steroid termasuk obat keras, yang artinya obat harus resep dokter sehingga gunakan obat sesuai indikasi medis. Konsultasikan dulu obat-obatan anak dengan dokter.

Dalam kasus viral ini, anak itu diberikan deksametason, yang kata Dr. Agustini itu adalah steroid yang paling kuat. Di luar itu ada juga steroid lain, seperti prednisone dan methylprednisolone dan lain-lain.

Jika obat-obatan tersebut diberikan kepada pasien yang membutuhkan, maka steroid akan sangat bermanfaat dan bisa menjadi penyelamat. Namun, jika diberikan tanpa indikasi, efeknya akan sangat merugikan.

"Diberikan tanpa indikasi, steroid akan menjadi racun bagi tubuh."

Tidak semua efek samping steroid pada anak bisa dipulihkan

ilustrasi ibu menggendong bayinya (pexels.com/Kenneth Surillo)

Tidak semua efek samping jangka panjang steroid yang terjadi pada anak reversibel atau bisa dipulihkan. Sebagai contoh, kalau penambahan berat badan mungkin bisa turun, tetapi stretch mark mungkin tidak bisa hilang.

"Ada yang bisa reversibel, ada yang kadang-kadang sulit. Kalau menggemuknya itu kadang-kadang bisa pulih. Tetapi kayak stretch mark-nya itu mungkin tidak bisa hilang. Hipertensinya hilangnya bisa lama. Gula darah kadang-kadang akan agak lama baru bisa kembali (normal).

Dokter Agustini sangat mengimbau bahwa kita harus berhati-hati dalam penggunaan steroid, apalagi penggunaan dalam jangka waktu lama.

"Jadi kita harus berhati-hati karena penggunaan (steroid) hanya sebentar mungkin reversibel, tapi kalau jangka lama itu seperti tulang yang sudah terhambat sekian tahun itu tidak pulih, kayak osteoporisis itu sulit menjadi pulih."

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us