Imunisasi Hepatitis B Umur Berapa? Pahami Ketentuannya!

Pernah dengar penyakit hepatitis B? Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menginfeksi hati, bersifat akut (jangka pendek dan berat) atau kronis (jangka panjang). WHO memperkirakan setidaknya 254 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis pada 2022.
Virus ini paling sering ditularkan dari ibu ke anak selama proses kelahiran dan melahirkan serta kontak dengan darah atau cairan selama berhubungan seks orang yang terinfeksi. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melindung diri dengan melakukan imunisasi hepatitis B. Namun, banyak yang mungkin masih bingung, sebaiknya imunisasi hepatitis B umur berapa, sih? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
1. Siapa yang harus mendapatkan imunisasi hepatitis B?

Hepatitis B memiliki tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga kronis. Untuk infeksi ringan biasanya berlangsung beberapa minggu, sedangkan kronis dapat mengakibatkan kematian.
Imunisasi atau vaksin hepatitis B diberikan tiga kali, tanggal untuk dosis pertama dapat ditentukan sendiri. Sementara dosis kedua diberikan 1 bulan setelahnya dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis kedua.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan agar semua anak-anak hingga orang dewasa dengan batasan 59 tahun untuk menerima imunisasi hepatitis B. Untuk bayi dan anak-anak bisa mendapatkan tiga dosis 0,5 mililiter Engerix-B atau Recombivax HB, dimulai tepat setelah lahir. Kemudian, menyelesaikan dosisnya pada usia 6—18 bulan. Sementara itu, orang dewasa yang sudah berusia di atas 60 tahun dan belum di imunisasi, juga bisa berisiko tertular. Oleh sebab itu, mereka juga harus mendapatkan imunisasi.
2. Siapa yang tidak boleh mendapatkan imunisasi hepatitis B?

Vaksin heparitis B memang aman karena tidak mengansung virus hidup. Namun, Ada beberapa keadaan di mana seseorang tidak diperbolehkan melakukan imunisasi hepatitis B, di antaranya.
Orang yang pernah mengalami reaksi alergi berat setelah menerima dosis vaksin hepatitis B sebelumnya.
Memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap ragi atau komponen vaksin HBV lainnya
Sedang sakit.
Sedang mengonsumsi obat imunosupresif.
Bagi ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Orang yang berisiko tertular hepatitis B

Hepatitis B menginfeksi melalui hubungan seksual atau ibu kepada bayinya saat melahirkan. Bisa juga melalui jarum bekas pakai, berbagi barang pribadi, seperti alat cukur atau sikat gigi, dan bersentuhan dengan darah penderita. Berikut beberapa orang yang berisiko tertular hepatitis B.
Orang yang berganti-ganti pasangan dalam 6 bulan sekali.
Berhubungan seksual dengan sesama jenis.
Orang yang mencari pengobatan untuk infeksi menular seksual.
Orang dengan anggota keluarga yang hepatitis B.
Pengguna narkoba.
Orang yang bekerja di fasilitas kesehatan.
Orang yang berkunjung ke negara dengan jumlah penderita hepatitis B.
Penderita penyakit hati kronis, HIV, atau hepatitis C.
Orang yang berada di penjara.
Penderita diabetes.
4. Efek samping imunisasi hepatitis B

Vaksin hepatitis B dibuat menggunakan virus yang telah dinonaktifkan, sehingga dianggap aman. Namun, Ada beberapa even samping yang mungkin muncul, di antaranya:
Sakit kepala
Demam
Kemerahan, bengkak, atau nyeri di bagian suntikan.
Mual
Muntah
Meski jarang, efek samping yang cukup serius mungkin bisa terjadi.
Gatal-gatal
Pembengkakan di wajah dan tenggorokan
Pusing
Kesulitan bernafas
Detak jantung cepat
Jadi, imunisasi hepatitis B dapat dilakukan sejak bayi lahir maupun orang dewasa di atas 60 tahun. Perlu diingat bahwa sebagian orang mungkin memerlukan dosis yang berbeda tergantung pada pemeriksaan dokter.
Referensi:
"Hepatitis B Vaccine: All You Need to Know". Healthline. Diakses pada Juli 2025.
"Hepatitis B Vaccine Schedule: When to Get Vaccinated". Verywell Health. Diakses pada Juli 2025.
"Hepatitis B". World Health Organization (WHO). Diakses pada Juli 2025.