Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertolongan Pertama saat Tergores Terumbu Karang

Seorang penyelam melakukan scuba diving menikmati pemandangan terumbu karang.
ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/NEOM)
Intinya sih...
  • Luka akibat karang bisa berbahaya karena serpihan karang dan kotoran bisa memperlambat penyembuhan, serta menyebabkan peradangan, granuloma, hingga infeksi.
  • Gejala luka akibat karang meliputi rasa terbakar, nyeri, gatal, ruam, dan benjolan kecil yang bertahan lama akibat tubuh berusaha mengeluarkan sisa serpihan.
  • Peralatan penting untuk mengatasi luka karang antara lain syringe irigasi, air botolan, tisu basah dan alkohol, pinset medis presisi, gunting stainless steel, alat cukur, larutan saline, olesan antibiotik, hemostatic gauze, dan adhesive stretch dressing.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi para penyelam atau pecinta snorkeling, mengalami luka akibat tersayat karang adalah hal yang sangat umum. Luka akibat karang biasanya menimbulkan sensasi terbakar, rasa sakit, gatal, hingga ruam yang cukup mengganggu.

Karang laut bukan sekadar batu keras, melainkan rumah bagi berbagai organisme hidup. Saat kulit tergores, serpihan karang dan kotoran bisa masuk ke dalam luka dan memperlambat penyembuhan. Inilah sebabnya pertolongan pertama sangat penting dilakukan segera setelah cedera terjadi. Dengan penanganan yang tepat, luka bisa cepat pulih dan kamu pun tetap bisa menikmati petualangan laut tanpa khawatir.

1. Kenapa luka karang bisa berbahaya?

Permukaan karang ditutupi oleh jaringan hidup yang halus. Pada karang batu, struktur keras di bawahnya membuat jaringan mudah robek dan masuk ke luka. Bahan asing ini bisa memicu peradangan akut, granuloma, hingga infeksi.

Selain itu, luka dari karang biasanya lebih sulit sembuh dibanding lecet biasa akibat aktivitas darat. Alasannya, karang, batu, atau bangkai kapal di laut dipenuhi organisme laut hidup yang bisa memperburuk keparahan luka.

Beberapa karang khusus, seperti fire coral bahkan punya nematosista (sel penyengat) yang bisa menimbulkan reaksi mirip gigitan ubur-ubur. Gejalanya mulai dari lepuh beberapa jam setelah kontak, rasa terbakar, hingga kambuh lagi meski luka terlihat mulai sembuh.

2. Gejala luka akibat karang

Reaksi yang muncul bisa berbeda-beda tergantung jenis karang, lokasi luka, dan kondisi tubuh seseorang. Namun, gejala yang paling umum adalah:

  • Rasa terbakar pada area luka.
  • Nyeri dan gatal.
  • Ruam atau lepuh.
  • Kadang muncul benjolan kecil yang bertahan lama akibat tubuh berusaha mengeluarkan sisa serpihan.

3. Peralatan penting untuk mengatasi luka karang

Kotak P3K.
ilustrasi kotak P3K (freepik.com/freepik)

Kalau kamu sering beraktivitas di laut, sebaiknya siapkan kotak P3K khusus. Beberapa perlengkapan penting yang sebaiknya kamu siapkan antara lain:

  • Syringe irigasi: untuk membersihkan luka dari serpihan tanpa menyentuh langsung.
  • Air botolan: jauh lebih aman dibanding air keran atau air laut yang penuh bakteri.
  • Tisu basah dan alkohol: membersihkan area sekitar luka dan mensterilkan alat.
  • Pinset medis presisi: penting untuk mengeluarkan serpihan karang. Hindari pinset plastik murah.
  • Gunting stainless steel: memotong perban atau kasa.
  • Alat cukur: mencukur rambut di sekitar luka agar perban menempel lebih baik.
  • Larutan saline: untuk bilasan akhir karena pH-nya mirip tubuh.
  • Olesan antibiotik: mencegah infeksi dan peradangan. Hindari penggunaan alkohol, yodium, atau hidrogen peroksida langsung ke luka karena bisa merusak jaringan.
  • Hemostatic gauze: mempercepat pembekuan darah.
  • Adhesive stretch dressing: perban khusus yang fleksibel dan tahan lama, cocok untuk luka di bagian tubuh yang sering bergerak.

4. Pertolongan pertama pada luka akibat karang

Berikut ini langkah demi langkah pertolongan pertama pada luka akibat terumbu karang:

  1. Bilas luka segera dengan air botolan, bukan air laut atau keran.
  2. Gunakan syringe irigasi untuk membersihkan serpihan lebih dalam.
  3. Sterilkan pinset dengan alkohol, lalu keluarkan sisa karang atau debu dari luka.
  4. Cukur rambut di sekitar luka sebelum menutupinya dengan perban.
  5. Bilas lagi dengan larutan saline sambil gosok pelan dengan spons luka.
  6. Bersihkan area sekitar luka dengan alkohol agar kulit siap ditempeli perban.
  7. Oleskan salep antibiotik.
  8. Jika ada perdarahan, gunakan hemostatic gauze untuk menghentikannya.
  9. Tutup luka dengan adhesive stretch dressing.
  10. Angkat bagian tubuh yang terluka agar pembengkakan berkurang.
  11. Waspadai tanda infeksi serius, seperti tepi luka memerah, bengkak, demam, atau nanah. Jika muncul, segera cari bantuan medis.

5. Kapan harus ke dokter?

Meskipun sudah dilakukan perawatan mandiri, tetap cari bantuan medis jika mengalami hal berikut:

  • Jika luka dalam atau parah.
  • Jika luka tak kunjung sembuh atau malah makin membesar.
  • Jika muncul tanda infeksi serius, seperti demam, nanah, ruam menyebar.
  • Jika punya penyakit bawaan yang memperlambat penyembuhan.

Intinya, luka akibat karang memang terlihat sepele, tetapi bisa jadi masalah serius kalau diabaikan. Jadi, selalu hati-hati saat menyelam, hindari menyentuh karang, dan lengkapi dirimu dengan kotak P3K khusus laut. Selain itu, jika kamu mengalami luka akibat terumbu karang, jangan menyelam terlebih dahulu sampai dokter mengizinkan.

Referensi

"Coral Scrapes and Cuts." DAN (Divers Alert Network). Diakses pada September 2025.

"Coral Cuts First Aid, Treatment, Symptoms & Healing Time." eMedicineHealth. Diakses pada September 2025.

"Ask DAN: How Do I Treat Injuries from Accidental Contact with Corals?" Scuba Diving / DAN. Diakses pada September 2025.

"How to Treat Coral Cuts." SurferToday. Diakses pada September 2025.

"How To Treat Reef Cuts." Surfindonesia. Diakses pada September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Siklus Haid Berantakan? Waspadai Gejala Polip Endometrium

17 Sep 2025, 08:05 WIBHealth