5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhan

Karena manusia memang butuh belaian

Kebanyakan orang menganggap sentuhan dari orang terkasih merupakan kebutuhan fisik yang penting untuk menjaga kesehatan suatu hubungan. Ketika individu tidak mendapatkan cukup sentuhan, hal ini bisa mengakibatkan perasaan hampa dan kesepian. Keadaan nampaknya diperparah dengan hadirnya pandemik global Covid-19 di mana terjadi pembatasan sosial untuk mengurangi kontak fisik antar manusia.

Meskipun terdengar wajar, kekurangan sentuhan fisik ternyata bisa berdampak pada kondisi psikologis. Ialah touch starvation atau 'kelaparan' sentuhan. Istilah lainnya yaitu touch deprivation atau skin hunger. Kondisi ini digambarkan sebagai perasaan rindu yang teramat akan sentuhan fisik dari orang lain.

Penasaran bagaimana touch starvation bisa berkembang? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Pentingnya sentuhan fisik bagi kesehatan mental

5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhanilustrasi pasangan berpelukan (pexels.com/cottonbro)

Manusia merupakan makhluk sosial yang ditakdirkan untuk disentuh. Dari lahir sampai meninggal kebutuhan akan sentuhan fisik selalu diperlukan. Dengan demikian, sudah tidak diragukan lagi jika sentuhan fisik berperan penting dalam kehidupan.

Beberapa studi ilmiah pun telah melakukan penelitian yang secara khusus mengkaji tentang pentingnya sentuhan fisik. Misalnya, sentuhan fisik berperan penting untuk mempertahankan suatu hubungan. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai media penyampaian emosi pada orang lain. Pernyataan tersebut termaktub dalam Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2015.

Bukti lain dalam jurnal Research on Language and Social Interaction tahun 2017 mengungkapkan, sentuhan fisik bisa memberi efek menenangkan bagi orang yang sedang mengalami kesusahan.

Adapun penelitian yang lebih baru dalam European Neuropsychopharmacology tahun 2020 menjelaskan, sentuhan yang sifatnya afektif bisa mengaktifkan area tertentu di otak yakni korteks orbitofrontal. Area ini sangat erat kaitannya dengan perilaku emosional dan pengambilan keputusan.

2. Gejala touch starvation

5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhanilustrasi wanita duduk menghadap kaca (pexels.com/Tan Danh)

Sering kali orang tidak menyadari jika dirinya sedang terjerembab dalam kubangan touch starvation. Mereka mungkin menganggap kesepian yang melanda adalah hal biasa. Namun, tanpa disadari kesepian (terlebih yang berlangsung intens) bisa jadi peringatan bahaya untuk kesehatan mental.

Gejala touch starvation selain merindukan sentuhan fisik, adalah:

  • Mengalami tekanan batin
  • Timbul perasaan depresi
  • Kesulitan untuk tidur nyenyak
  • Sering merasa lelah, cemas, hingga kesepian

Setelah menunjukkan beberapa gejala di atas, orang dengan touch starvation mungkin menunjukkan perilaku simulasi sentuhan. Perilaku simulasi sentuhan biasanya dilakukan dengan sering menyelimuti diri sendiri, mandi dalam waktu lama, memeluk guling, atau memeluk hewan peliharaan.

3. Dampak touch starvation

5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhanilustrasi siluet pria (pexels.com/Victor)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, touch starvation bisa memengaruhi kondisi mental seseorang. Tidak menutup kemungkinan jika hal ini bisa merambah ke berbagai aspek dalam dimensi kehidupan.

Melalui artikel ilmiah dalam Personality and Social Psychology Review menyoroti bahwa sentuhan kasih sayang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis. Untuk itu, jika seseorang kurang mendapatkan sentuhan kasih sayang, maka rentan mengalami masalah dalam pengelolaan emosi.

Adapun penelitian yang terpublikasi dalam Adaptive Human Behavior and Physiology tahun 2020 menjelaskan, sentuhan fisik dapat mengurangi perasaan kesepian. Dengan demikian, seseorang yang tidak mendapatkan sentuhan fisik cukup akan rentan mengalami kesepian dan bahkan bisa memperburuk fase kesepian itu sendiri.

Baca Juga: 5 Dampak Positif Bertanya Kabar Orang Lain, Sepele tapi Spesial

4. Mengatasi touch starvation

5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhanilustrasi wanita sedang olahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa opsi berikut dapat diterapkan guna mengatasi atau mengurangi sensasi touch starvation, di antaranya adalah:

  • Menggunakan selimut: membungkus diri dengan selimut bisa jadi alternatif untuk menciptakan sensasi sentuhan yang dapat membantu mencapai ketenangan dan kedamaian.
  • Menggunakan bantal badan: berbaring di atas bantal badan dapat membantu beberapa orang merasa lebih nyaman saat terlelap. Hal ini sama dengan sensasi berpelukan.
  • Melakukan pijatan secara mandiri: memijat area leher dengan kedua tangan dapat membantu mengurangi stres. Hal ini didukung oleh penelitian dalam jurnal Current Behavioral Neuroscience Reports tahun 2014 yang menyebutkan, pemijatan di area leher dapat merangsang saraf vagus yang dapat mengatasi stres berlebih.
  • Mendengarkan video autonomous sensory meridian response (ASMR): suara-suara dalam video ASMR dapat membantu menciptakan suasana tenang dan relaks.
  • Memeluk hewan peliharaan: berpelukan dengan hewan peliharaan bisa dijadikan opsi lain untuk mengurangi touch starvation karena salah satu efeknya dapat mengurangi kesepian.
  • Menjaga komunikasi aktif dengan orang terkasih: kemajuan teknologi memudahkan setiap orang tetap terhubung dengan orang lain meskipun jarak memisahkan mereka. Oleh karenanya, melakukan panggilan video sering kali dijadikan jalan keluar untuk mengurangi perasaan sepi dan terisolasi secara sosial.
  • Berolahraga: sudah banyak bukti ilmiah yang menguak tentang manfaat olahraga khususnya dari segi mental. Olahraga teratur dapat membantu mengurangi stres, depresi, serta meningkatkan kualitas tidur.

5. Apakah orang yang tidak suka disentuh bisa mengalami touch starvation?

5 Fakta Touch Starvation, Tekanan Batin akibat Kurang Sentuhanilustrasi wanita duduk memandang keluar (pexels.com/Palu Malerba)

Beberapa orang mengaitkan sentuhan dengan keyakinan pribadi. Individu yang tidak memercayai seseorang, tentu tidak mungkin menginginkan sentuhan dari orang tersebut. Namun, bukan berarti menepis manfaat dari sentuhan fisik.

Hal ini juga berkaitan dengan pengalaman masa kecil. Buktinya tertuang melalui penelitian dalam jurnal Comprehensive Psychology tahun 2012 tentang budaya sentuhan fisik di keluarga. Singkatnya, individu yang tumbuh dari keluarga dengan budaya sentuhan fisik kuat, lebih mungkin mengembangkan kebutuhan sentuhan fisik saat tumbuh dewasa. Begitu pun sebaliknya.

Mendapatkan cukup sentuhan fisik dari orang terkasih memberi manfaat positif khususnya bagi kestabilan mental. Jika saat ini kamu tengah terjebak dalam situasi touch starvation lakukan kegiatan positif untuk mengatasinya. Ingat, jangan ragu memberikan pelukan hangat pada orang terkasih. Bisa saja itu sangat bermakna baginya.

Baca Juga: 5 Ciri Love Language Pasanganmu adalah Sentuhan Fisik

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya