Inilah Penyebab Kenapa Kanker Bisa Kambuh

Kanker adalah penyakit yang terjadi ketika perubahan pada sekelompok sel normal di dalam tubuh menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal dan tidal terkendali, sehingga membentuk massa, yang disebut dengan tumor (berlaku untuk semua jenis kanker kecuali kanker darah).
Jika tidak diobati, tumor bisa tumbuh dan menyebar ke jaringan normal di sekitarnya atau ke bagian tubuh lain melalui aliran darah dan sistem limfatik, dan bisa memengaruhi sistem pencernaan, saraf, dan peredaran darah atau melepaskan hormon yang memengaruhi fungsi tubuh.
Terkadang, sesudah pengobatan kanker dan mencapai tahap remisi, kanker bisa kambuh. Ini disebut dengan kekambuhan kanker. Ini bisa terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-bertahun sesudah kanker awal diobati. Sebagian besar dokter menganggap kekambuhan adalah kanker yang muncul kembali sesudah pasien tidak menunjukkan gejala apa pun, selama setidaknya satu tahun.
Kekambuhan kanker terjadi karena meskipun pasien telah berupaya sebaik mungkin untuk menyingkirkan kankernya, beberapa sel kanker tetap ada. Sel-sel ini bisa tumbuh dan menimbulkan gejala. Sel-sel ini kemungkinan berada di tempat yang sama dengan tempat pertama kali kanker berasal atau juga bisa di bagian tubuh lainnya.
Sel-sel kanker ini kemungkinan tidak aktif selama jangka waktu tertentu. Namun, karena alasan yang tidak dipahami, akhirnya mereka terus berkembang biak sehingga menyebabkan kanker muncul kembali. Kanker bisa kambuh beberapa kali, dan dalam beberapa kasus, mungkin tidak akan hilang selamanya.
Untuk memahami lebih jauh seputar kekambuhan kanker, termasuk mengapa itu terjadi, baca terus penjelasannya di bawah ini.
1. Mengapa kanker yang sudah mengalami remisi bisa kambuh lagi?

Penjelasan paling sederhana mengapa kanker muncul lagi yaitu karena pengobatan yang dijalani sebelumnya tidak menghancurkan seluruh sel kanker dalam tubuh. Namun, ini tidak berarti pengobatan sebelumnya salah atau gagal. Kanker adalah target yang bergerak, sehingga pengobatan apa pun sulit untuk menangkap dan membunuh semua sel kanker.
Sel-sel kanker yang tertinggal ini kemungkinan terlalu kecil untuk ditemukan dengan pengujian yang ada saat ini. Seiring waktu, mereka bisa berkembang biak dan tumbuh cukup besar sehingga menimbulkan gejala atau ditemukan melalui pengujian.
Selain itu, kanker bisa muncul kembali karena resistan terhadap pengobatan. Terkadang, kanker dapat menjadi kebal terhadap pengobatan kanker. Kanker berkembang dari sel-sel normal yang telah berubah atau bermutasi menjadi kanker. Mutasi terjadi pada gen sel. Perubahan gen ini membuat sel berperilaku berbeda dengan sel normal. Sel kanker dapat terus bermutasi sehingga menjadi makin tidak normal.
Beberapa mutasi bisa membuat sel kebal terhadap obat kanker. Terkadang, pasien bisa menjalani jenis perawatan berbeda jika hal ini terjadi. Namun, terkadang kanker mengembangkan resistansi terhadap banyak obat pada saat yang bersamaan. Ini disebut resistansi multi obat.
Para ilmuwan telah menemukan sekelompok mutasi genetik yang menurut mereka bisa menyebabkan resistansi obat. Mutasi ini berarti bahwa sel kanker bisa mencegah masuknya obat.
Sel-sel yang resistan mempunyai zat yang disebut P-glikoprotein tingkat tinggi. P-glikoprotein merupakan protein yang ditemukan di dinding sel. Protein bertindak sebagai pompa dan menghilangkan racun dari sel. Sel dengan kadar P-glikoprotein tinggi sangat baik dalam mencegah masuknya obat kanker.
Kanker juga bisa kambuh karena sudah menyebar ketika terdeteksi. Beberapa sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya dan mulai tumbuh di sana membentuk tumor.
Selain itu, beberapa jenis kanker memiliki tingkat kekambuhan yang lebih tinggi daripada kanker lainnya. Ini meliputi:
- Melanoma metastatik, artinya melanoma yang menyebar atau bermetastasis sebelum didiagnosis.
- Limfoma sel T perifer, sejenis limfoma non-Hodgkin.
- Glioblastoma (jenis kanker otak yang paling umum), memiliki tingkat kekambuhan hampir 100 persen, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuro-Oncology.
- Kanker ovarium epitel memiliki tingkat kekambuhan sebesar 85 persen, menurut laporan dalam jurnal Expert Review of Anticancer Therapy.
- Kanker kandung kemih, sesudah operasi pengangkatan kandung kemih, kambuh secara lokal sebesar 30 persen hingga 54 persen, menurut penelitian dalam World Journal of Urology.
Dengan kanker payudara berulang, sebagian besar kekambuhan lokal terjadi dalam waktu lima tahun sesudah pengobatan tumor awal, menurut Susan G. Komen Foundation. Risiko kekambuhan jauh atau metastasis tetap sama, baik pasien menjalani lumpektomi dan terapi radiasi atau mastektomi.
2. Apakah kanker selalu muncul kembali?

Meski kanker tidak selalu kambuh, tetapi kekambuhan sering terjadi pada beberapa jenis kanker yang sulit diobati. Kekambuhan ini biasanya mengikuti pola penyakit lokal, regional, atau jauh tertentu. Oleh sebab itu, pasien harus mewaspadai tanda-tanda kekambuhan, sehingga bisa didiagnosis sedini mungkin.
Tidak ada jaminan bahwa kanker tidak kembali, bahkan meskipun sudah mencapai remisi total. Remisi kanker mengacu pada tidak adanya penyakit aktif untuk jangka waktu minimal satu bulan. Untuk remisi total, mengacu pada kanker yang tidak memiliki tanda atau gejala, dan tidak ada bukti adanya kanker yang bisa ditemukan pada pemeriksaan fisik oleh dokter atau melalui tes radiologi seperti CT scan, MRI, atau PET scan.
Kemungkinan kekambuhan tergantung pada:
- Jenis kanker.
- Seberapa cepat pertumbuhannya pada awalnya.
- Kecanggihan teknologi saat dokter pertama kali menemukan kanker.
3. Di mana kanker bisa kambuh?

Kanker bisa kambuh kembali di tempat yang sama dengan lokasi awalnya, atau dapat berpindah ke bagian tubuh lainnya. Kekambuhan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan lokasi kekambuhannya:
- Kekambuhan lokal: Ini berarti kanker muncul kembali di tempat yang sama pertama kali ditemukan atau sangat dekat. Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya.
- Kekambuhan regional: Kekambuhan regional terjadi pada kelenjar getah bening dan jaringan yang terletak di sekitar kanker asli pasien.
- Kekambuhan yang jauh: Ini mengacu pada kanker yang telah menyebar ke daerah yang pertama kali berada. Ini disebut kanker metastatik. Lokasi umum terjadinya tumor jauh adalah tulang, hati, dan paru-paru. Namun, kanker bisa menyebar ke jaringan mana pun. Gejala kanker metastatik tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, dan tidak semua kanker metastatik menimbulkan gejala.
Di mana kanker yang kambuh tergantung pada jenis dan stadium kanker awal pasien. Beberapa jenis kanker umumnya kambuh di area tertentu.
4. Tanda-tanda kanker muncul lagi

Banyak gejala yang menyerupai gejala kanker kambuh. Tanyakan kepada dokter yang merawat tentang gejala umum jenis kanker yang diderita. Dokter akan menjelaskan gejala mana yang mungkin membutuhkan tes untuk menyingkirkan kemungkinan kanker berulang.
Pasien dengan kanker sebaiknya menghubungi dokter yang merawatnya jika mengalami:
- Memiliki gejala yang mirip dengan gejala awal kankernya. Misalnya, mungkin ada benjolan di mana kankernya bermula.
- Batuk yang tidak kunjung hilang.
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
- Pendarahan dan memar yang tidak biasa.
- Demam yang tidak kunjung hilang.
- Sering sakit kepala.
- Sesak napas.
- Darah di tinja atau kencing.
- Mual dan muntah.
- Kesulitan menelan.
Kanker yang kambuh kemungkinan lebih agresif dibandingkan dengan kanker aslinya jika sudah menyebar ke bagian tubuh lain atau jika sudah resisten terhadap kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, secara umum, makin pendek waktu antara ketika pertama kali diobati dan ketika kanker muncul kembali, maka kanker tersebut cenderung lebih agresif.
Oleh sebab itu, jika mengalami salah satu atau beberapa tanda seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
5. Berapa kali kanker bisa kambuh?

Meski sudah menjalani pengobatan untuk kanker yang kambuh, tetapi tidak ada jaminan bahwa kankernya tidak akan kambuh lagi. Sayangnya, dokter tidak bisa memprediksi berapa kali kanker bisa kambuh. Namun, dokter bisa memberi tahu lebih banyak tentang faktor risiko pribadi pasien untuk mengalami kekambuhan dan cara untuk mengatasi rasa takut akan diagnosis kanker lainnya. Informasi ini bisa membantu pasien lebih siap jika kanker kembali muncul.
Beberapa kanker kemungkinan kambuh hanya sekali, sementara kanker lain bisa kambuh dua atau tiga kali. Namun, dalam beberapa kasus, kanker yang kambuh kemungkinan tidak akan pernah hilang atau disembuhkan.
6. Diagnosis kanker yang kambuh

Sesudah menyelesaikan pengobatan kanker aslinya, pasien sering kali menerima rencana perawatan lanjutan. Rencana ini mencakup jadwal kunjungan ke dokter, pemeriksaan fisik, dan tes-tes penunjang lainnya. Tujuannya untuk memastikan bahwa pasien sehat dan mewaspadai kekambuhan.
Tergantung pada jenis kanker yang diderita, pasien mungkin butuh tes darah atau tes pencitraan. Sering kali pemeriksaan dan keluhan yang dialami pasien akan menjadi fokus dalam perawatan lanjutan. Dokter kemungkinan juga akan meminta pasien untuk memperhatikan tanda atau gejala tertentu yang kambuh.
Jika terdeteksi tanda-tanda bahwa kanker mungkin kembali, dokter mungkin akan melakukan tes lebih lanjut dan biopsi (sampel jaringan) untuk menentukan apakah tempat yang dicurigai bersifat kanker dan apakah itu kambuh atau sesuatu yang baru.
7. Apakah kanker yang kambuh bisa diobati?

Kanker yang kambuh tidak selalu memberikan respons yang positif terhadap pengobatan seperti yang pertama kalinya. Ini karena untuk sebagian besar tumor, pengobatan lini pertama yang digunakan sering kali dianggap paling efektif. Namun, bukan berarti kanker tidak bisa diobati untuk kedua kalinya.
Banyak kekambuhan lokal dan regional yang bisa diobati. Meskipun penyembuhan tidak memungkinkan, tetapi pengobatan bisa mengecilkan kanker untuk memperlambat pertumbuhan kanker. Hal ini bisa meredakan nyeri dan gejala lainnya, serta membantu pasien hidup lebih lama.
Ketika kanker muncul kembali, dokter mungkin mencoba pengobatan yang sama atau berbeda, dengan tujuan untuk mengembalikan kanker ke dalam tahap remisi. Untuk rencana pengobatan tergantung pada jenis kanker yang diderita, jenis kekambuhan, berapa lama waktu yang berlalu sejak pengobatan awal, seberapa lanjut kankernya, kondisi kesehatan pasien, dan di mana lokasinya.
Jika kanker hanya muncul kembali di tempat semula, maka pembedahan atau radiasi kemungkinan merupakan pilihan yang terbaik. Namun, jika penyakit telah menyebar ke area yang jauh, pengobatan biasanya berfokus untuk mengendalikan pertumbuhannya. Pada tahap ini, pasien membutuhkan perawatan yang lebih agresif, seperti kemoterapi, terapi biologis, atau radiasi.
Selain itu, upaya untuk menjaga kualitas hidup dan mengurangi ketidaknyamanan, yang disebut perawatan paliatif, juga bisa dilakukan. Namun, jika kanker berkembang dan tidak bisa dikendalikan lagi, dan pengobatan tidak bisa menyembuhkan kondisi pasien serta jika pasien hanya memiliki waktu untuk hidup kurang dari 6 bulan, maka dokter mungkin merekomendasikan perawatan akhir hayat seperti hospice care.
Dokter mungkin juga menyarankan agar pasien mengikuti uji klinis, yang mengevaluasi keamanan dan efektivitas pendekatan baru dalam pengobatan kanker, baik dengan pengembangan obat baru, teknologi baru, atau dengan menggunakan pengobatan yang ada dengan cara baru.
Jika kamu didiagnosis menderita kekambuhan kanker, bicarakan dengan dokter yang merawat tentang kanker spesifik yang kamu miliki, serta lokasi kekambuhan dan perawatan apa yang tersedia untukmu. Meskipun kekambuhan kanker terdengar menakutkan, tetapi banyak pasien dengan kanker yang kambuh bisa hidup berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dengan pengobatan yang tepat.