Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisakah Menjalani Kemoterapi saat Hamil? Ini Penjelasannya

ilustrasi pasangan berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kemoterapi umumnya aman bagi ibu dan bayi selama trimester kedua dan ketiga kehamilan.
  • Kemoterapi dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi lebih awal.
  • Perempuan hamil yang didiagnosis kanker harus berkonsultasi dengan tim medis untuk pengobatan terbaik demi hasil terbaik bagi ibu dan bayinya.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Prof. Dr. dr. Heru Pradjatmo, SpOG (K), M.Kes

Kanker jarang didiagnosis selama kehamilan, tetapi bisa saja terjadi. Kurang dari 1 persen dari semua diagnosis kanker memengaruhi perempuan hamil.

Bila kanker ditemukan selama kehamilan, biasanya ini karena perempuan merasakan benjolan baru, merasakan nyeri baru, atau menyadari perubahan tubuh lain yang membuat mereka memeriksakan diri ke dokter. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan dan tes laboratorium yang dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin selama kehamilan dapat menunjukkan sesuatu yang tidak normal yang ternyata adalah kanker.

Jenis kanker yang paling umum ditemukan selama kehamilan mirip dengan kanker yang paling umum pada perempuan muda. Ini meliputi kanker payudara, serviks, tiroid, usus besar, dan ovarium, serta melanoma, limfoma, dan leukemia.

Karena sel kanker tidak dapat melewati penghalang plasenta, yang memisahkan tubuh perempuan hamil dari tubuh bayinya, kanker tidak dapat menyebar dari ibu ke bayi. Namun, banyak orang bertanya-tanya tentang keamanan pengobatan kanker, terutama kemoterapi, selama kehamilan.

Jika didiagnosis dengan kanker saat hamil, tim perawatan kesehatan dan tim perawatan kehamilan akan bekerja sama dan merencanakan pilihan pengobatan, membantu pasien membuat keputusan yang tepat.

Kemoterapi dapat dilakukan dengan aman setelah trimester pertama

Secara umum, sebagian besar ahli sepakat bahwa pilihan pengobatan kanker terbaik bagi ibu hamil adalah segera menjalani operasi jika memungkinkan, lalu menunggu hingga trimester kedua untuk memulai kemoterapi, jika perlu. Ini karena organ tubuh bayi berkembang selama 12–14 minggu pertama kehamilan.

Penelitian menunjukkan kemoterapi umumnya aman bagi ibu dan bayi selama trimester kedua dan ketiga, setelah organ tubuh bayi berkembang sepenuhnya. Namun, terapi radiasi dan terapi hormon harus ditunda hingga setelah ibu hamil melahirkan.

Kemoterapi sebaiknya dihentikan menjelang tanggal persalinan

ilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dalam kebanyakan kasus, dosis kemoterapi terakhir ibu hamil sebaiknya diberikan sekitar delapan minggu sebelum tanggal persalinan, yaitu sekitar 32–33 minggu kehamilan.

Alasannya, kemoterapi dapat menurunkan jumlah sel darah putih, yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi pada sekitar waktu persalinan.

Selain itu, kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko perdarahan saat melahirkan.

Amankah menjalani perawatan kanker saat hamil?

Jika sedang hamil dan didiagnosis kanker, perempuan mungkin harus membuat pilihan yang sulit. Jadi, dapatkan bantuan dari tim kesehatan dan pastikan untuk tahu semua pilihan yang tersedia.

Kanker biasanya dapat diobati dengan aman selama kehamilan, meskipun jenis perawatan dan waktu perawatan mungkin dipengaruhi oleh kehamilan.

Berikut ini beberapa prinsip umum tentang keamanan perawatan kanker selama kehamilan:

  • Umumnya aman untuk menjalani operasi kanker selama waktu-waktu tertentu selama kehamilan.
  • Kemoterapi tampaknya memiliki efek samping yang terbatas bagi janin jika diberikan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, tetapi tidak aman pada trimester pertama.
  • Terapi radiasi ke area perut atau panggul di dekat janin tidak aman selama kehamilan, tetapi radiasi ke area yang lebih jauh di dalam tubuh (misalnya, leher) mungkin menjadi pilihan dalam keadaan khusus saat pelindung digunakan untuk melindungi janin.

Perawatan kanker lainnya, seperti terapi hormon dan terapi target, lebih mungkin membahayakan janin dan biasanya tidak diberikan selama kehamilan. Belum jelas seberapa besar risiko imunoterapi terhadap janin saat ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang ini.

Risiko bayi lahir prematur

ilustrasi kehamilan (pexels.com/olia danilevich)

Kemoterapi dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi lebih awal. Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa bayi mungkin memiliki berat badan lahir rendah.

Tim medis akan memantau pasien secara ketat dan akan merencanakan agar pasien melahirkan bayi sedekat mungkin dengan tanggal perkiraan lahir.

Sangat penting bagi perempuan hamil yang didiagnosis dengan kanker untuk berkonsultasi dengan tim medis terkait. Ini krusial guna mengembangkan rencana perawatan terbaik serta dipersonalisasi untuk memastikan hasil terbaik bagi ibu dan bayinya.

Referensi

Adriana Hepner et al., “Cancer During Pregnancy: The Oncologist Overview,” World Journal of Oncology 10, no. 1 (January 1, 2019): 28–34, https://doi.org/10.14740/wjon1177.
"Cancer during pregnancy." City of Hope. Diakses Februari 2025.
"Cancer During Pregnancy." American Cancer Society. Diakses Februari 2025.
"Chemotherapy and pregnancy." Macmillan Cancer Support. Diakses Februari 2025.
"Can You Get Chemotherapy During Pregnancy?" Moffitt Cancer Center. Diakses Februari 2025.
"Chemotherapy during pregnancy." Cancer Research UK. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us