Alasan Pasien Kanker Perlu Menghentikan Kemoterapi

- Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping yang parah, seperti kelelahan, mual, dan nyeri.
- Alasan dokter menyarankan untuk menghentikan kemoterapi pada pasien kanker antara lain karena ketidakefektifan pengobatan dan dampak pada kualitas hidup.
- Langkah-langkah yang harus diambil sebelum memutuskan untuk menghentikan kemoterapi termasuk berkonsultasi dengan tim layanan kesehatan dan diskusi dengan orang terdekat.
Pengobatan kanker dengan kemoterapi telah menjadi salah satu pendekatan utama dalam melawan penyakit ini. Namun, tidak semua pasien kanker merespons kemoterapi sesuai harapan, dan terkadang, dokter merekomendasikan untuk menghentikannya.
Keputusan untuk menghentikan kemoterapi adalah keputusan yang sangat pribadi dan menantang, yang melibatkan pertimbangan cermat terhadap faktor medis, emosional, dan praktis.
Walaupun kemoterapi dapat menyelamatkan nyawa banyak orang, tetapi kemoterapi mungkin tidak selalu efektif atau dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup. Berikut adalah pertimbangan yang membuat pasien kanker disarankan untuk menghentikan kemoterapi.
1. Efek samping kemoterapi
Kemoterapi bekerja dengan menghancurkan sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat, karakteristik utama dari sel kanker. Namun, terkadang obat kemoterapi juga merusak sel-sel yang sehat, yang selanjutnya memicu beberapa efek samping.
Sel-sel sehat yang paling mungkin rusak oleh kemoterapi terletak di sumsum tulang, folikel rambut, mulut, saluran pencernaan, dan sistem reproduksi.
Efek samping kemoterapi yang paling umum meliputi:
- Kelelahan.
- Rambut rontok.
- Mual dan muntah.
- Pendarahan dan memar.
- Risiko infeksi yang lebih tinggi.
- Anemia.
- Sariawan.
- Diare atau sembelit.
- Kulit kering.
- Neuropati perifer.
- Masalah jantung.
- Perubahan kandung kemih.
- Penurunan berat badan.
- Penurunan kemampuan untuk fokus.
- Perubahan suasana hati.
- Perubahan fungsi seksual atau libido.
- Masalah kesuburan.
2. Alasan untuk mempertimbangkan penghentian kemoterapi

Berikut adalah beberapa alasan dokter menyarankan untuk menghentikan kemoterapi pada pasien kanker:
- Ketidakefektifan pengobatan. Kemoterapi dapat berhenti bekerja jika kanker menjadi resistan atau terus tumbuh meskipun telah menjalani pengobatan. Tanda-tandanya meliputi kurangnya penyusutan tumor, kanker menyebar ke area baru, atau gejala yang memburuk. Dalam kasus seperti itu, kemoterapi lebih lanjut mungkin tidak memberikan manfaat yang berarti.
- Dampak pada kualitas hidup. Kemoterapi sering kali menyebabkan efek samping yang parah, seperti kelelahan, mual, dan nyeri. Jika efek samping ini lebih besar daripada manfaat yang didapat, pasien mungkin lebih mengutamakan kenyamanan daripada melanjutkan pengobatan.
- Kanker sudah berada pada tahap stadium akhir. Bagi pasien dengan kanker stadium akhir, kemoterapi tambahan mungkin hanya memperpanjang hidup dalam waktu singkat tanpa meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Dalam kasus ini, berfokus pada perawatan paliatif untuk mengelola gejala dan meningkatkan kenyamanan mungkin merupakan pilihan yang lebih bijak.
- Pertimbangan emosional dan finansial. Beban fisik kemoterapi sering kali disertai dengan tekanan emosional bagi pasien dan orang yang mereka cintai. Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi dapat menjadi beban, terutama jika kemungkinan keberhasilannya rendah.
3. Langkah-langkah yang harus diambil sebelum menghentikan kemoterapi
Berikut ini beberapa langkah yang harus diambil sebelum memutuskan untuk menghentikan kemoterapi:
- Konsultasikan dengan tim layanan kesehatan. Bicaralah dengan dokter onkologi tentang efektivitas kemoterapi yang berkelanjutan dan cari tahu pengobatan alternatif seperti imunoterapi atau radiasi.
- Pahami prognosis. Tanyakan kepada dokter tentang hasil yang diharapkan dari penghentian atau kelanjutan kemoterapi. Pertanyaan tentang tingkat kelangsungan hidup, manajemen gejala, dan efek samping dapat membantu membuat pilihan yang tepat.
- Diskusi dengan orang terdekat. Keluarga dan sahabat dapat menawarkan dukungan emosional dan wawasan praktis selama proses pengambilan keputusan ini. Meskipun pendapat mereka berharga, tetapi pastikan keputusan akhir selaras dengan nilai dan prioritas pribadi.
- Pertimbangkan pilihan perawatan paliatif. Jika memutuskan untuk menghentikan kemoterapi, perawatan paliatif dapat membantu mengelola gejala, seperti nyeri dan mual sambil berfokus pada peningkatan kualitas hidup. Perawatan ini dapat diberikan di rumah atau di tempat perawatan paliatif.
4. Perawatan medis setelah kemoterapi berhenti

Apabila memutuskan untuk menghentikan kemoterapi, kamu tetap harus mendapatkan perawatan untuk mengatasi gejala, seperti nyeri, sembelit, dan mual. Ini disebut perawatan paliatif, dan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup. Obat-obatan dan perawatan lain, seperti radiasi, merupakan bagian dari perawatan paliatif.
Kamu dan keluarga atau caregiver harus berdiskusi dengan dokter onkologi tentang kebutuhan dalam beberapa bulan mendatang. Kamu dapat memutuskan untuk meminta perawat datang ke rumah untuk kunjungan perawatan secara berkala.
5. Menjalani hidup terbaik setelah menghentikan kemoterapi
Self-care sangat penting bagi pasien kanker karena dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Berikut bentuk self-care yang sangat disarankan untuk pasien kanker:
- Berolahraga. Latihan fisik dapat membantu mengurangi kecemasan, melawan kelelahan, dan mengurangi pembengkakan.
- Bergabung dengan kelompok pendukung. Hal ini memungkinkanmu untuk berbicara tentang perasaan dan terhubung dengan orang lain yang mengalami masalah kesehatan serupa. Kamu dapat bergabung dengan kelompok secara langsung atau daring, dan meminta rekomendasi dari dokter.
- Mengikuti pola makan yang sehat. Dokter atau ahli gizi dapat membantu membuat rencana makan untukmu sehingga membantu mendukung fungsi kekebalan tubuh. Mereka mungkin menyarankan untuk meningkatkan asupan vitamin dan lemak sehat.
Intinya, jika kemoterapi sudah tidak efektif atau mengorbankan kualitas hidup pasien kanker, dokter mungkin menyarankan untuk menghentikannya. Dengan berkonsultasi dengan tim perawatan medis, berdiskusi dengan keluarga, dan memiliki alternatif lain, pasien dapat membuat keputusan yang paling sesuai dengan keadaan.
Referensi
"When to Stop Chemotherapy." Healthline. Diakses Februari 2025.
"Signs That Chemo Is Not Working." Healthline. Diakses Februari 2025.
"When Is Chemotherapy Not Recommended." Verywell Health. Diakses Februari 2025.
"Stopping Cancer Treatment: Advice for Making a Difficult Decision." Patient Power. Diakses Februari 2025.
"Stopping Chemotherapy: Recommendations." Medical News Today. Diakses Februari 2025.
"Deciding to Stop Cancer Treatment." WebMD. Diakses Februari 2025.