Keracunan Obat: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

- Keracunan obat terjadi akibat penggunaan obat dalam jumlah berlebihan, salah jenis, atau kombinasi yang tidak tepat.
- Gejala keracunan obat bervariasi dan bisa membahayakan nyawa, tergantung pada jenis dan jumlah obat yang terlibat.
- Keracunan obat dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kerusakan organ, gangguan kesehatan mental, atau bahkan kematian.
Keracunan obat adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat dalam jumlah berlebihan, salah jenis, atau kombinasi yang tidak tepat. Situasi ini bisa terjadi secara tidak sengaja, seperti akibat dosis yang keliru atau interaksi antarobat, maupun disengaja.
Gejalanya bervariasi, mulai dari mual, muntah, pusing, hingga kehilangan kesadaran, tergantung pada jenis dan jumlah obat yang terlibat.
Karena dampaknya bisa membahayakan nyawa, jadi kamu harus tahu apa saja penyebab, tanda-tanda, dan langkah pertolongan pertama dalam menghadari kasus keracunan obat.
1. Gejala
Beberapa gejala umum keracunan obat:
- Mual, muntah, dan diare.
- Nyeri.
- Mengantuk, kebingungan, dan koordinasi yang buruk.
- Agitasi dan paranoia.
- Kehilangan kesadaran.
- Masalah pernapasan.
Namun, tanda-tandanya bisa berbeda tergantung beberapa faktor, yang meliputi:
- Obat-obatan yang digunakan.
- Berapa banyak yang digunakan.
- Bagaimana obat dikonsumsi (diisap, dihirup, atau disuntikkan).
- Usia dan kesehatan individu.
2. Penyebab

Keracunan terjadi ketika obat menghasilkan efek berbahaya pada tubuh atau pikiran. Sering kali karena overdosis, penggunaan jangka panjang, atau reaksi yang merugikan. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kerusakan organ, gangguan kesehatan mental, atau bahkan kematian.
Ambang batas antara dosis yang efektif dan yang beracun sangat sempit. Apa yang bermanfaat bagi satu orang mungkin beracun bagi orang lain. Faktor-faktor seperti usia, fungsi ginjal, dan hidrasi dapat memengaruhi pembersihan obat oleh tubuh.
3. Diagnosis
Keracunan obat akut dapat didiagnosis dengan mudah karena gejalanya muncul setelah pemberian obat satu kali. Tes darah dapat menyaring kadar obat dalam aliran darah seseorang.
Sementara itu, keracunan obat kronis lebih sulit didiagnosis. Menghentikan pengobatan dan kemudian menggunakannya lagi di kemudian hari merupakan salah satu metode untuk menguji apakah gejala tersebut disebabkan oleh pengobatan.
4. Pengobatan

Ada beberapa cara untuk mengobati keracunan obat. Jika keracunan terjadi akibat overdosis akut, kamu dapat menjalani pemompaan lambung untuk membuang obat yang belum diserap.
Arang aktif adalah pilihan pengobatan keracunan obat lainnya. Arang aktif dapat digunakan untuk mengikat obat, mencegahnya diserap ke dalam darah. Obat lain juga dapat diberikan sebagai penawar racun untuk keracunan obat.
Saat mengalami keracunan obat, penting untuk tidak memaksa memuntahkannya karena bisa menyebabkan perut tidak nyaman dan sensasi terbakar di tenggorokan.
5. Pencegahan
Berikut beberapa kiat untuk mencegah keracunan obat:
- Minum obat persis seperti yang diresepkan. Perhatikan dosis, frekuensi, dan rute konsumsi.
- Jangan mencampur berbagai jenis obat. Melakukannya dapat mengintensifkan atau menutupi efeknya.
- Jangan pernah mengonsumsi obat yang tidak dapat kamu verifikasi keamanan, fungsi, atau tanggal kedaluwarsanya.
- Cari bantuan. Jika kamu yakin bahwa penggunaan obat menyebabkan masalah, segera hubungi dokter.
Keracunan obat adalah keadaan darurat medis yang berbahaya yang dapat berkembang tanpa banyak peringatan. Kamu harus menyadari tanda-tanda peringatan dan mengambil tindakan dengan cepat. Perawatan medis biasanya diperlukan, dan penanganan cepat sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
Referensi
"Signs and Symptoms of a Drug Overdose." GoodRx. Diakses Mei 2025.
"What Is Drug Toxicity and How Is It Treated?" Oceanfront Recovery. Diakses Mei 2025.
"Toxicity: Meaning and Signs and Symptoms." Verywell Mind. Diakses Mei 2025.