Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Kilas Balik sebelum Meninggal Itu Nyata

ilustrasi kematian dan meninggal dunia (pixabay.com/soumen82hazra)

Apa yang manusia lihat atau rasakan sebelum akhir hidupnya? Jika pertanyaan tersebut ditanyakan pada zaman dulu, kemungkinan besar akan dijawab "hanya Tuhan yang tahu".

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa manusia memang mengalami kilas balik hidup (life recall atau life review) sebelum tutup usia. Mari simak fakta penelitian selengkapnya!

1. Penelitian yang "tidak disengaja"

Dimuat dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pada 22 Februari 2022, para peneliti dari Estonia, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) mencari tahu aktivitas otak pada partisipan berusia 87 tahun dari Kanada yang mengalami epilepsi.

Saat itu, para peneliti menggunakan elektroensefalograf (EEG) untuk memantau kejadian epilepsi dan merawat pasien. Akan tetapi, di tengah sesi, pasien mengalami serangan jantung dan meninggal mendadak. Alhasil, EEG untuk pertama kalinya dilakukan pada otak manusia pascakematian.

"Kami mengukur aktivitas otak sekitar 900 detik di waktu kematian dan berfokus spesifik pada apa yang terjadi 30 detik sebelum dan setelah jantung berhenti," ujar peneliti dan ahli bedah saraf asal University of Louisville, AS, Dr. Ajmal Zemmar.

ilustrasi elektroensefalografi (medicalnewstoday.com)

2. Hasil: Aktivitas tak biasa pada otak ibarat sedang berkilas balik

Dalam 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak, Dr. Zemmar melihat adanya perubahan tak umum pada aktivitas gelombang otak. Secara spesifik, terlihat perubahan osilasi neural terutama pada gelombang gamma.

Dilansir WebMD, osilasi neural pada otak dikelompokkan berdasarkan frekuensi atau kecepatannya. Gelombang gamma memiliki frekuensi tertinggi, yaitu antara 30–100 hertz. Gelombang gamma terlibat dalam fungsi kognitif dan memori.

Selain gamma, Dr. Zemmar mengatakan bahwa terlihat keanehan pada gelombang delta, theta, alpha, dan beta. Alhasil, abnormalitas pada gelombang otak sebelum dan sesudah meninggal ini mengaktifkan berbagai fungsi (konsentrasi, mimpi, persepsi, hingga memori) pada pasien seakan-akan ia sedang mengalami kilas balik.

"Melalui osilasi yang terlibat dalam daya ingat, otak memutar memori kejadian hidup terakhir sebelum meninggal dunia, mirip seperti yang tercatat pada berbagai pengalaman menjelang kematian atau near death experiences," tulis Zemmar.

3. Mengonfirmasi penelitian sebelumnya pada hewan

Penelitian ini diklaim sebagai konfirmasi dari penelitian mengenai perubahan osilasi gelombang gamma. Penelitian sebelumnya di AS tahun 2013 juga meneliti perubahan gelombang otak menjelang kematian. Hanya saja, subjek penelitian bukanlah manusia, melainkan tikus.

Pada penelitian tersebut, para peneliti mencatat gelombang otak gamma tinggi pada saat kematian dan 30 detik kematian tikus. Oleh karena itu, para peneliti berhipotesis bahwa otak mamalia (termasuk manusia) melakukan proses kesadaran yang sama saat kematian menjemput.

ilustrasi kematian dan berjalan menuju alam baka (pixabay.com/Tumisu)

4. Kekurangan penelitian tersebut

Penelitian gabungan terbaru ini adalah yang pertama melaporkan aktivitas otak manusia yang melakukan kilas balik saat kematian. Meski terkesan menggembirakan, tetapi para peneliti menekankan beberapa hal yang patut diperhatikan.

Hal utama yang dapat memengaruhi akurasi penelitian adalah keadaan otak. Karena otak pasien berusia 87 tahun tersebut mengalami pendarahan dan pembengkakan, bisa terjadi kerusakan yang mengubah gelombang otak sehingga hasil bisa berbeda saat diujikan pada pribadi sehat.

Selain itu, intervensi obat untuk menangani epilepsi di waktu EEG juga dapat memengaruhi kinerja otak. Oleh karena itu, para peneliti berharap bahwa penelitian selanjutnya akan melibatkan partisipan yang sehat sebelum meninggal dunia.

"Hal yang kami pelajari dari penelitian ini adalah meskipun orang yang kita cintai telah menutup mata dan meninggalkan kita, otak mereka memutar momen-momen terindah dalam hidupnya," tutup Dr. Zemmar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Alfonsus Adi Putra
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us