Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Koma Diabetes: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi pasien di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi pasien di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • Koma diabetes yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian.
  • Koma diabetes dapat dicegah dengan mengikuti rencana perawatan diabetes dari dokter.
  • Penyebab koma diabetes antara lain sindrom hiperosmolar diabetes dan ketoasidosis diabetik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada orang dengan diabetes, gula darah yang sangat tinggi (hiperglikemia) atau gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan koma diabetes.

Saat mengalami koma diabetes, seseorang masih hidup, tetapi tidak bisa bangun atau merespons apa pun. Koma diabetes juga bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Kabar baiknya, koma diabetes dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan mengikuti rencana perawatan diabetes dari dokter.

Ketahui fakta penting seputar koma diabetes, mulai dari gejala, penyebab, dan cara mencegahnya.

1. Gejala

Sebelum mengalami koma diabetes, biasanya seseorang mengalami tanda dan gejala gula darah tinggi atau gula darah rendah.

Apabila kadar gula darah terlalu tinggi, dapat terjadi:

  • Peningkatan rasa haus.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas.
  • Sakit perut.
  • Mulut yang sangat kering.
  • Detak jantung menjadi lebih cepat.

Sementara itu, jika kadar gula darah terlalu rendah, gejalanya dapat berupa:

  • Gugup.
  • Cemas.
  • Kelelahan.
  • Berkeringat.
  • Lapar.
  • Mual.
  • Pusing atau sakit kepala ringan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kebingungan.

2. Penyebab

ilustrasi cek gula darah (pixabay.com/TesaPhotography)
ilustrasi cek gula darah (pixabay.com/TesaPhotography)

Penyebab utama koma diabetes adalah kadar gula darah yang sangat tinggi maupun rendah. Salah satunya adalah sindrom hiperosmolar diabetes, yang ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat hingga di atas batas normal. Itu terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2. Seseorang yang mengembangkan kondisi ini biasanya memiliki:

  • Gula darah mencapai 600 mg/dL.
  • Urine umumnya tidak mengandung keton.
  • Darah jauh lebih kental.

Kondisi lainnya adalah ketoasidosis diabetik, yang ditandai dengan produksi keton berlebihan dalam tubuh. Kondisi ini lebih umum terjadi pada individu dengan diabetes tipe 1. Seseorang yang mengembangkan kondisi ini biasanya memiliki:

  • Kadar gula darah bisa serendah 250 mg/dL atau bahkan lebih rendah lagi.
  • Tubuh menggunakan asam lemak sebagai pengganti glukosa untuk bahan bakar.
  • Keton berkembang dalam urine dan aliran darah.

3. Risiko

Setiap orang dengan diabetes berisiko mengalami koma diabetes. Namun, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko orang dengan diabetes mengembangkan koma diabetes, yang dapat meliputi:

  • Pembedahan.
  • Trauma.
  • Penyakit.
  • Masalah pengiriman insulin.
  • Manajemen diabetes yang buruk.
  • Konsumsi alkohol.
  • Melewatkan dosis insulin.
  • Penggunaan zat ilegal.

4. Diagnosis

ilustrasi pasien di rumah sakit sedang makan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pasien di rumah sakit sedang makan (freepik.com/freepik)

Bagi individu yang mengalami koma diabetes, diagnosis segera sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Di rumah sakit, pasien mungkin memerlukan berbagai tes laboratorium untuk mengukur:

  • Tingkat gula darah.
  • Tingkat keton.
  • Jumlah nitrogen atau kreatinin dalam darah.
  • Jumlah kalium, fosfat, dan natrium dalam darah.

5. Pengobatan

Siapa pun yang mengalami koma diabetes perlu segera dirawat. Tanpanya, pasien berisiko mengalami kerusakan otak atau kematian.

Jika gula darah terlalu tinggi, pasien akan menerima:

  • Cairan intravena.
  • Suplemen fosfat, natrium, dan kalium.
  • Insulin.

Jika gula darah terlalu rendah, pasien akan menerima:

  • Glukagon untuk meningkatkan gula darah.
  • Cairan intravena.
  • Larutan dekstrosa 50%.

6. Pencegahan

ilustrasi peregangan (pexels.com/Kamaji Ogino)
ilustrasi peregangan (pexels.com/Kamaji Ogino)

Manajemen diabetes sehari-hari dapat membantu pasien diabetes terhindar dari koma diabetes. Berikut ini tips untuk mengelola kondisi dan mencegah koma diabetes:

  • Ikuti rencana pola makan dari dokter atau ahli gizi untuk mengontrol kadar gula darah.
  • Tes gula darah rutin untuk memastikan gula darah berada dalam tingkat yang tepat.
  • Minum obat sesuai petunjuk.
  • Kelola penyakit lain jika ada. 
  • Periksa keton saat gula darah tinggi. Tingkat keton yang tinggi dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik yang memicu koma diabetes.
  • Sediakan glukagon dan sumber gula yang bekerja cepat.
  • Pertimbangkan monitor glukosa berkelanjutan, utamanya untuk individu yang kesulitan mempertahankan kadar gula darah yang stabil.
  • Hindari minuman beralkohol sebisa mungkin karena ini memiliki efek yang tidak terduga pada gula darah.
  • Mengajari orang terdekat bagaimana mengenali tanda awal lonjakan gula darah ekstrem dan cara memberikan suntikan darurat.

Koma diabetes yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Jadi, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mencegahnya sampai terjadi, yaitu dengan mengikuti rencana perawatan diabetes. Juga, jika mengalami gejala gula darah tinggi atau rendah, atau merasakan kondisi yang memburuk, segera cari pertolongan medis darurat.

Referensi

"Diabetic coma." Mayo Clinic. Diakses April 2025.
"Diabetic coma." Better Health Channel. Diakses April 2025.
"Diabetes-Related Coma." Cleveland Clinic. Diakses April 2025.
"What happens if you go into a diabetic coma?" LCMC Health. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us