Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mitos atau Fakta: Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Pare

Sambal pare.
ilustrasi sambal pare (commons.wikimedia.org/flickr.com/photos/sfllaw/2379711034/)
Intinya sih...
  • Pare mengandung berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi ibu hamil.
  • Konsumsi pare dalam jumlah wajar aman bagi ibu hamil karena memiliki sifat antidiabetik, antibakteri dan antioksidan. Namun, konsumsi biji pare harus dihindari karena mengandung vicine yang dapat merangsang kontraksi rahim.
  • Studi menunjukkan bahwa vicine dapat menyebabkan kontraksi rahim dan efek toksik jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Febian Nathania, Sp.OG

Table of Content

Manfaat pare untuk ibu hamil

Banyak ibu hamil yang bertanya-tanya, apakah aman mengonsumsi pare selama kehamilan? 

Di satu sisi, pare dikenal sebagai sayuran bernutrisi yang baik untuk kesehatan, seperti vitamin C, vitamin B, vitamin A, folat, dan mineral seperti kalsium, zink, dan zat besi. Namun, di sisi lain muncul kekhawatiran karena pare diduga mengandung senyawa yang dapat merangsang kontraksi rahim dan berpotensi memicu keguguran

Lantas, apakah anggapan tersebut benar atau cuma mitos? Yuk, pahami efek samping pare dan dampaknya pada ibu hamil.

Manfaat pare untuk ibu hamil

Pare sebenarnya menyimpan banyak nutrisi penting yang bermanfaat bagi ibu hamil, salah satunya lewat kandungan asam folat yang tinggi.

Ternyata, dalam 100 gram pare terdapat sekitar 72 mcg folat. Selain itu, pare juga mengandung vitamin C, A, B, E, dan K. Pare juga mengandung mineral yang baik untuk kehamilan seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, zat besi, zink, dan mangan.

Folat berperan penting dalam membentuk sistem saraf janin dan melindungi bayi dari risiko cacat tabung saraf (neural tube defect).

Sementara itu, vitamin C baik untuk menjaga imunitas ibu hamil dan bersifat antioksidan.

Di sisi lain, mencukupi kebutuhan kalsium pada ibu hamil membantu pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta mengurangi risiko preeklamsia (tekanan darah tinggi pada ibu hamil).

Pare juga kaya akan serat. Serat dapat berfungsi melancarkan pencernaan seperti memperbaiki gerakan usus sehingga mencegah sembelit dan membuat buang air besar lebih lancar. Manfaat lainnya, serat juga dapat mengontrol kadar gula darah dan dapat mendukung pengelolaan diabetes pada ibu hamil. Selain itu, serat dapat membantu mengurangi penyerapan kolesterol usus dan menurunkan LDL atau kolesterol jahat.

Tak berhenti di situ, serat juga membuat lambung terisi lebih lama, sehingga mengurangi rasa lapar berlebihan, membantu mencegah ibu hamil mengonsumsi makanan atau minuman manis dan berkalori tinggi secara berlebihan.

Ditambah lagi, sifat antioksidan dan antibakterinya membantu mendukung daya tahan tubuh ibu hamil agar tetap kuat menghadapi perubahan selama masa kehamilan.

Efek samping konsumsi pare pada ibu hamil

Memotong sayur pare.
Memotong sayur pare (freepik.com/nipastock)

Pare kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat seperti sifat antidiabetik (menurunkan kadar gula darah), antibakteri, dan antioksidan. Karena manfaatnya itu, pare baik dan aman jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Selain mengandung vitamin dan mineral, pare juga mengandung alkaloid, yang merupakan salah satu komponen fitokimia aktif yang memberi efek biologis penting dalam tubuh.

Alkaloid yg terkandung pada pare antara lain: momordicin, vicine, charantin, dan quinolone alkaloid. Masing-masing memiliki efek berbeda, tetapi secara umum alkaloid pada pare memberikan beberapa efek seperti efek antidiabetik, efek antibakteri dan antimikroba, efek antiviral dan antiparasit, serta efek antioksidan dan antiinflamasi.

Selain efek yang sudah disebutkan di atas, pare juga memiliki efek toksik jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Apabila dikonsumsi dalam jumlah besar, efeknya dapat meliputi:

  • Kandungan momordicin pada pare, yang biasanya menimbulkan rasa pahit, dan kandungan saponin dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan seperti  mual, diare, dan nyeri perut.
  • Dalam dosis tinggi, kandungan charantin pada pare dapat menyebabkan hipoglikemia berat (kadar gula darah turun terlalu rendah), terutama jika dikombinasikan dengan obat obat diabetes.
  • Pare mengandung vicine, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar—menurut studi terhadap hewan karena belum ada studi pada manusia—merangsang kontraksi pada rahim hewan. Selain itu vicine juga dapat menimbulkan efek hemolisis (kerusakan sel darah merah yang lebih cepat dari seharusnya).

Efek kontraksi rahim dari pare

Karena adanya potensi vicine dalam pare menstimulasi kontraksi rahim berdasarkan studi terhadap hewan, jadi ibu hamil direkomendasikan untuk menghindari konsumsi pare terlalu banyak atau terlalu sering.

Walaupun belum ada penelitian yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek kontraksi dari pare ini, tetapi kontraksi rahim pada kehamilan telah diketahui dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur.

Kandungan vicine paling banyak terdapat pada biji pare. Jadi, hindari konsumsi biji pare, jus pare pekat, ataupun ekstrak pare, karena jumlah vicine yang terkandung dalam bentuk jus maupun ekstrak pare tidak bisa diketahui secara pasti. Yang paling disarankan adalah mengonsumsi pare dalam bentuk sayur matang dan dalam jumlah sewajarnya saja.

Reaksi alergi pada pare dapat terjadi, tetapi umumnya jarang terjadi jika dibandingkan dengan alergi makanan lain seperti seafood. Reaksi alerginya pun beragam, mulai dari yang ringan seperti gatal, mual, diare, bengkak, hingga reaksi berat seperti sesak napas dan syok anafilaktik.

Referensi

Uche-Nwachi, E, and C McEwen. “Teratogenic Effect of the Water Extract of Bitter Gourd (Momordica Charantia) on the Sprague Dawley Rats.” African Journal of Traditional Complementary and Alternative Medicines 7, no. 1 (July 30, 2010): 24–33. 

Nkechi Enwerem et al., “Momordica Charantia (Bitter Melon): Safety and Efficacy During Pregnancy and Lactation,” International Journal of Studies in Nursing 3, no. 2 (January 3, 2018).

Amoura M Abou-El-Naga et al., “Restorative Effects of Momordica Charantia Extract on Cerebellar GFAP and NGF Expression in Pregnant Diabetic Rats and Their Offspring,” PLoS ONE 20, no. 4 (April 4, 2025). 

Share
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Kamu Penyuka Jus? Ini Manfaat Juicing bagi Kesehatan

19 Des 2025, 08:03 WIBHealth