Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mitos tentang Lensa Kontak yang Perlu Kamu Tahu

ilustrasi lensa kontak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi lensa kontak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Intinya sih...
  • Apa benar lensa kontak bisa "nyelip" di belakang mata?
  • Apa benar lensa kontak bisa menempel dan susah dilepas?
  • Apa benar anak-anak dan lansia tidak boleh memakai lensa kontak?
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19, lensa kontak terus berkembang hingga menjadi makin tipis, fleksibel, dan nyaman dipakai. Tak sedikit orang yang akhirnya memilihnya dibanding kacamata. Bukan cuma karena alasan praktis, tetapi juga karena bisa menunjang rasa percaya diri dalam beraktivitas.

Pilihan lensa kontak pun beragam: ada yang sekali pakai sehari, mingguan hingga bulanan, menyesuaikan kebutuhan dan gaya hidup masing-masing orang.

Namun, di balik popularitasnya, lensa kontak masih dikelilingi banyak mitos. Ada yang bilang bisa "tersangkut" di belakang bola mata, ada juga yang menganggap penggunaan dalam waktu lama pasti berbahaya. Mitos-mitos semacam ini sering bikin waswas, padahal tidak semuanya didukung bukti medis.

Justru, dengan pemakaian yang tepat dan sesuai anjuran dokter mata, lensa kontak bisa sangat aman sekaligus memberikan manfaat optimal. Karena itu, penting untuk membedakan mana yang fakta dan mana yang hanya sekadar "katanya".

1. Mitos: Lensa kontak bisa "nyelip" di belakang mata

Faktanya, mustahil lensa kontak hilang di balik mata. Ada membran tipis yang menutupi bagian luar mata dan menyambung dengan kelopak, sehingga lensa tidak bisa bergerak ke belakang.

Kadang lensa kontak memang bisa bergeser, tetapi dengan beberapa kali berkedip, biasanya lensa kontak akan kembali ke posisi semula atau bahkan terlepas dengan sendirinya.

2. Mitos: Lensa kontak bisa menempel dan susah dilepas

Faktanya, selama kamu mengikuti aturan penggunaan dari dokter mata, lensa kontak tidak akan menempel permanen di mata.

Lensa kontak memang bisa terasa lengket kalau terlalu kering atau kamu ketiduran saat masih memakainya. Namun, tenang, cukup teteskan cairan khusus lensa kontak, dan lensa akan mudah dilepas.

3. Mitos: Anak-anak tidak boleh memakai lensa kontak

ilustrasi softlens atau lensa kontak (freepik.com/freepik)
ilustrasi lensa kontak (freepik.com/freepik)

Banyak orang tua ragu membiarkan anaknya memakai lensa kontak karena dianggap tidak aman. Padahal, menurut banyak dokter anak, lensa kontak justru bisa jadi pilihan aman dan efektif bagi anak maupun remaja.

Selain membuat penglihatan lebih jelas dengan sudut pandang lebih luas dibanding kacamata, lensa kontak juga meningkatkan rasa percaya diri. Ditambah, anak jadi lebih leluasa saat olahraga tanpa takut kacamatanya jatuh, rusak, atau hilang.

4. Mitos: Air minum kemasan aman untuk membersihkan lensa kontak

Meski aman diminum, tetapi air kemasan bisa mengandung amoeba dan bakteri berbahaya untuk mata. Karena itu, sangat tidak disarankan menggunakan air untuk membersihkan atau merendam lensa.

Gunakan hanya cairan khusus pembersih lensa kontak yang memang diformulasikan untuk membersihkan dan mendesinfeksi. Jangan lupa juga, lepas lensa kontak sebelum berenang atau mandi.

5. Mitos: Usia tua membuat seseorang tidak bisa pakai lensa kontak

Tidak ada batasan usia untuk memakai lensa kontak. Bahkan, kini tersedia lensa dengan varifokal atau bifokal untuk orang yang membutuhkan lensa berbeda untuk jarak jauh dan membaca.

Untuk anak-anak, tersedia lensa sekali pakai harian yang praktis tanpa perlu cairan pembersih.

Jadi, baik orang tua maupun muda, semua bisa menggunakan lensa kontak sesuai kebutuhan.

6. Mitos: Lensa kontak bisa tiba-tiba keluar dari mata

ilustrasi menggunakan lensa kontak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi menggunakan lensa kontak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Selama dipasang dengan benar, lensa kontak tidak akan tiba-tiba “loncat” keluar. Hanya saja, ada kalanya mungkin lensa kontak bergeser ke bagian lain mata. Biasanya dengan berkedip atau menutup mata sambil menekan lembut kelopak, lensa akan kembali ke posisi semula.

7. Mitos: Resep lensa kontak sama dengan kacamata

Faktanya, resep kacamata dan lensa kontak berbeda. Kacamata berjarak sekitar 12 mm dari mata, sedangkan lensa kontak menempel langsung di permukaan mata. Perbedaan jarak ini membuat kekuatan lensa yang dibutuhkan pun tidak sama. Karena itu, meski sudah hafal resep kacamata, kamu tetap perlu fitting khusus untuk mendapatkan resep lensa kontak yang tepat.

Masih banyak mitos yang membuat orang ragu mencoba lensa kontak. Padahal, dengan informasi yang benar, lensa kontak bisa jadi pilihan yang aman, nyaman, dan praktis untuk berbagai usia maupun gaya hidup. Selama dirawat dengan benar, lensa kontak dapat memberikan penglihatan yang jernih sekaligus meningkatkan rasa percaya diri.

Referensi

"Common Contact Lens Myths Debunked: Separating Fact from Fiction." Eye Academy. Diakses pada Agustus 2025.
"Top 12 Contact Lens Myths." Lenstore. Diakses pada Agustus 2025.
"Contact Lenses: Top 10 Myths and Facts." Optometrists.org. Diakses pada Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us