Rosacea Okular: Kondisi Kulit yang Menyerang Mata

- Rosacea okular adalah kondisi yang berkaitan dengan rosacea, gangguan peradangan kronis yang umumnya menyerang kulit wajah dan dada.
- Penyebab pasti rosacea okular masih menjadi misteri, tetapi ada beberapa faktor yang kemungkinan berperan dalam memicu atau memperburuk kondisinya.
- Gejala rosacea okular sering kali menyerupai mata kering, sehingga tidak jarang membuat orang keliru mengenalinya.
Wajah memerah, kulit gampang iritasi, dan rasa perih di mata bisa menjadi tanda dari kondisi dari rosacea okular (ocular rosacea) atau rosacea mata. Seperti namanya, kondisi ini berkaitan dengan rosacea, gangguan peradangan kronis yang umumnya menyerang kulit wajah dan dada, tetapi tak jarang juga “menyentuh” area mata.
Beberapa orang mengalami rosacea pada kulit namun tidak mengalami gejala rosacea okular, sementara yang lain mengalami rosacea okular namun tidak mengalami gejala pada kulit. Kamu juga bisa mengalami kedua jenis rosacea tersebut.
Penyebab pastinya masih misteri. Meski begitu, para ahli menduga ada peran gabungan antara faktor bawaan (genetik) dan lingkungan, seperti paparan sinar matahari berlebihan, yang menjadi pemicu atau memperburuk kondisinya.
Rosacea lebih sering muncul pada perempuan, tetapi menariknya, lelaki justru cenderung mengalami bentuk penyakit yang lebih parah. Keterlibatan mata pada rosacea juga bukan hal langka. Sayangnya, belum ada penelitian yang benar-benar memastikan berapa banyak pasien rosacea kulit yang mengalami masalah pada mata atau kelopak mata.
Secara keseluruhan, rosacea diperkirakan memengaruhi sekitar 5,1 persen populasi dunia. Angka yang cukup signifikan mengingat penyakit ini sering disalahartikan sebagai masalah kulit biasa. Memahami bahwa rosacea juga dapat menyerang mata menjadi kunci, karena gejalanya bisa mengganggu kenyamanan hingga kualitas penglihatan.
Penyebab
Penyebab pasti rosacea okular masih menjadi misteri. Namun, ada beberapa faktor yang kemungkinan berperan—mulai dari respons imun tubuh, keberadaan mikroorganisme di permukaan kulit, hingga pembuluh darah yang terlalu reaktif terhadap rangsangan.
Salah satu tersangka yang sering dibahas adalah tungau Demodex, penghuni alami folikel bulu mata. Pada sebagian orang, tungau ini dapat memicu peradangan, baik pada rosacea okular maupun blefaritis anterior (radang kelopak mata bagian depan).
Selain itu, bakteri juga diduga ikut terlibat, terutama karena gejala rosacea okular sering membaik setelah pengobatan antibiotik. Salah satu teori menyebutkan, bakteri menghasilkan enzim lipase yang memecah lipid (lemak) dari kelenjar meibom yang ada di kelopak mata. Proses ini melepaskan asam lemak bebas dan gliserida yang bersifat toksik, sehingga memicu peradangan.
Dari sisi biokimia, ditemukan juga bahwa sitokin proinflamasi interleukin-1 alfa (IL-1α) dapat meningkatkan kadar enzim matrix metalloproteinase-9 (MMP-9) dalam air mata. Kadar MMP-9 yang tinggi bisa merusak jaringan mata.
Selain itu, sumbatan pada kelenjar meibom dapat mengubah komposisi lapisan air mata. Perubahan ini memicu serangkaian masalah, seperti:
Lapisan lipid pada film air mata menjadi berkurang.
Stabilitas air mata menurun.
Terjadi hiperosmolaritas pada air mata (kandungan garam yang terlalu tinggi), yang dapat mengiritasi dan merusak permukaan mata.
Dengan kata lain, rosacea okular bukan hanya masalah kulit di sekitar mata, tetapi melibatkan interaksi kompleks antara mikroorganisme, sistem imun, enzim, dan bahkan kualitas air mata itu sendiri.
Gejala
Gejala rosacea okular sering kali menyerupai mata kering, sehingga tidak jarang membuat orang keliru mengenalinya. Mata mungkin terasa tidak nyaman, seperti ada yang mengganggu meski tidak terlihat apa pun.
Kamu mungkin akan merasakan atau mengalami:
Penglihatan kabur, seolah ada lapisan tipis yang menghalangi pandangan.
Mata gatal, merah, panas, atau berair.
Kelopak mata bengkak dan memerah, membuat mata tampak lelah atau teriritasi.
Sensasi berpasir atau seperti ada benda asing kecil di salah satu atau kedua mata.
Infeksi berulang pada mata atau kelopak mata.
Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), membuat silau terasa menyakitkan.
Pembuluh darah kecil yang melebar di permukaan depan mata, yang bisa terlihat jelas saat bercermin.
Diagnosis dan pengobatan

Saat menemui dokter, dokter akan melihat dengan cermat wajah dan matamu. Biasanya, mereka menggunakan jenis mikroskop khusus yang mampu memperlihatkan pembuluh darah kecil di sepanjang kelopak mata serta kelenjar yang mungkin tersumbat.
Meski belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan rosacea, tetapi dokter mata dapat membantu mengendalikan dan mengurangi gejalanya.
Beberapa pilihan perawatan untuk gejala pada mata meliputi:
Tetes mata atau salep kortikosteroid untuk meredakan kemerahan dan pembengkakan.
Antibiotik oral atau salep antibiotik untuk mengobati infeksi mata sekaligus rosacea pada kulit.
Air mata buatan untuk menjaga kelembapan mata (catatan penting: jangan gunakan tetes mata khusus “mata merah” karena justru dapat memperburuk gejala rosacea okular).
Pembersihan kelopak mata untuk menjaga mata tetap bersih dan bebas infeksi. Caranya: bersihkan kelopak mata secara lembut dengan kain lap. Gunakan produk pembersih kelopak mata khusus atau sampo bayi yang sudah diencerkan dengan air hangat. Selain itu, kompres mata tertutup dengan kain atau bantalan hangat, sesuai anjuran dokter.
Dengan perawatan yang konsisten dan tepat, gejala rosacea okular bisa dikendalikan sehingga kualitas penglihatan dan kenyamanan mata tetap terjaga.
Tips mencegah kekambuhan
Mengelola rosacea okular bukan hanya soal mengobati gejalanya, tetapi juga menjaga rutinitas perawatan mata untuk mencegahnya kambuh. Dengan langkah sederhana dan konsisten, kamu bisa membantu mata tetap nyaman dan mengurangi risiko kambuh:
Bersihkan kelopak mata minimal dua kali sehari. Gunakan air hangat atau produk pembersih yang direkomendasikan oleh dokter mata. Membersihkan kelopak secara rutin akan membantu mengangkat kotoran dan menjaga kebersihan area mata.
Hindari memakai lensa kontak saat kambuh. Lensa kontak bisa membuat mata yang sedang meradang menjadi lebih teriritasi.
Batasi penggunaan makeup di area mata. Jika mata sedang meradang, riasan dapat memperparah iritasi dan memperlambat pemulihan.
Jauhi pemicu yang memperburuk gejala. Beberapa makanan dan minuman dapat melebarkan pembuluh darah di wajah, termasuk makanan panas atau pedas, serta minuman beralkohol. Menghindarinya akan membantu mengurangi risiko gejala kambuh.
Batasi paparan terhadap sinar matahari.
Mengelola stres dengan baik, misalnya minta bantuan dari profesional kesehatan mental.
Tidur cukup.
Didiagnosis kondisi kronis berarti kamu harus menerima kenyataan bahwa ada kondisi yang akan menemanimu seumur hidup. Rosacea okular adalah salah satunya. Awalnya, mungkin berat untuk mengelola kondisi ini. Namun, seiring waktu, ketika kamu mulai memahami apa saja yang membantu meredakan gejala dan mengenali pemicunya, pelan-pelan kamu akan merasa lebih baik.
Dokter atau spesialis perawatan mata akan menjadi partner penting dalam perjalanan ini. Mereka akan membantumu menyusun rencana perawatan serta strategi untuk menghindari pemicu, sehingga hidup dengan rosacea okular bisa lebih terkendali dan tidak lagi terasa membebani.
Referensi
"New Study Estimates Rosacea’s Worldwide Prevalence." National Rosacea Society. Diakses Agustus 2025.
"Ocular rosacea." All About Vision. Diakses Agustus 2025.
"Ocular rosacea." American Academy of Ophthalmology. Diakses Agustus 2025.
"Ocular rosacea." DermNet. Diakses Agustus 2025.
"Ocular rosacea." Optometrists Network. Diakses Agustus 2025.
"Ocular rosacea." Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.