Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyak Dipercaya, Ini 5 Mitos Seputar Gagap yang Ternyata Salah Besar

Unsplash/Yuvraj Singh

Sejak berabad-abad lalu, orang-orang sudah dibuat bingung dengan kondisi gagap dialami sebagian orang. Hingga akhirnya masyarakat menjelaskan misteri seputar kondisi kegagapan melalui cerita rakyat.

Kendati sekarang ilmu kedokteran sudah semakin maju dan banyak sumber sudah menjelaskan penyebab kegagapan secara logis dan ilmiah, nyatanya mitos seputar gagap masih banyak beredar dan dipercayai oleh sebagian orang.

Melansir dari We Stutter dan The Stuttering Foundation, berikut beberapa mitos seputar gagap yang ternyata salah.

1. Gagap hanyalah kebiasaan yang bisa dihentikan kapan saja mereka mau

kingwoodperfectsmiles.com

Meskipun bentuk kegagapan berkembang dalam pola tertentu, penyebab gagap itu sendiri bukan karena kebiasaan. Gagap adalah kondisi neurologis, sebagian orang dengan kondisi gagap akan terus melakukannya kendati usia mereka terus bertambah. Hanya saja, mungkin bentuk kegagapan mereka bisa saja berubah.

2. Gagap pada anak terjadi lantaran mereka meniru perilaku orangtua atau saudaranya yang gagap

Unsplash.com/Sai de silva

Gagap bukanlah suatu kondisi yang bisa ditularkan ke orang lain. Meskipun tak jarang jika seorang anak memiliki orangtua yang gagap, hal ini berisiko membuat sang anak juga gagap.

Akan tetapi, kegagapan sang anak tidaklah terjadi karena imitasi atau meniru perilaku orangtua, yang sebenarnya adalah kegagapan ini dialami sang anak karena adanya gen gagap yang diturunkan oleh orangtuanya.

3. Gagap adalah gangguan psikologis

unsplash.com/Kev Costello

Faktor-faktor emosional sering menyertai kegagapan, akan tetapi bukan berarti penyebab utama kegagapan adalah kondisi psikologis. Pengobatan gagap sendiri biasanya berupa konseling untuk membantu orang yang gagap menangani sikap dan rasa takut yang mungkin merupakan akibat dari kegagapan mereka.

4. Gugup menyebabkan kegagapan

Unsplash.com/Product School

Walaupun terkadang orang menjadi gagap ketika mereka sedang cemas atau gugup, namun bukan berarti kecemasan adalah faktor pemicu orang menjadi gagap. Kita juga tidak boleh berasumsi bahwa orang yang gagap cenderung mudah gugup, takut, cemas, atau malu. Sebab, mereka juga memiliki berbagai kepribadian yang sama dengan orang-orang yang tidak gagap.

5. Seseorang menjadi gagap disebabkan karena peristiwa traumatis

Unsplash.com/Olya Kuzovkina

Beberapa orang berpendapat bahwa suatu peristiwa traumatis dapat memicu kegagapan pada seorang. Padahal faktanya, hal ini bukanlah akar penyebab gangguan gagap. Kegagapan sendiri disebabkan karena seseorang sudah memiliki kecenderungan untuk gagap.

Demikian tadi beberapa mitos seputar gagap yang ternyata salah. Kalau kamu memiliki teman dengan kondisi gagap, jangan anggap bahwa dia sering mengalami kecemasan atau kebiasaan buruk, sebab penyebab gagap sendiri sangatlah kompleks.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us