Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nefrokalsinosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi nefrokalsinosis (freepik.com/ shayne_ch13)

Istilah nefrokalsinosis pertama kali diciptakan pada tahun 1934 oleh Fuller Albright, yang mengacu pada peningkatan kandungan kalsium di dalam ginjal yang dapat berupa kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Namun, saat ini definisi nefrokalsinosis dibatasi pada deposisi kalsium fosfat saja. Sementara deposisi kalsium oksalat disebut sebagai oksalosis.

Kondisi ini dapat dideteksi dalam radiografi dari pasien dengan fungsi ginjal normal atau cedera ginjal akut. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan kondisi ini, dan dampaknya pada ginjal secara keseluruhan tergantung pada penyebab kondisi yang mendasarinya.

Selanjutnya akan dijelaskan beberapa fakta nefrokalsinosis yang bersumber dari laman National Library of Medicine dan Patient.

1. Gejala

ilustrasi mual (freepik.com/Stockking)

Nefrokalsinosis merupakan kondisi yang umum pada bayi prematur. Pada tahap awal, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apa pun, di luar kondisi yang menyebabkan masalah. Orang dengan nefrokalsinosis yang juga memiliki batu ginjal mungkin mengalami:

  • Mual
  • Muntah
  • Demam dan kedinginan
  • Adanya darah dalam urine
  • Sakit di daerah perut, pinggul, selangkangan, atau testis

2. Penyebab

ilustrasi nefrokalsinosis (researchgate.net)

Setiap masalah pada tubuh yang menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah atau urine dapat menyebabkan nefrokalsinosis. Sebagian besar waktu, kedua ginjal dapat terpengaruh. Nefrokalsinosis diketahui berhubungan tetapi tidak sama dengan batu ginjal.

Kondisi yang dapat menyebabkan nefrokalsinosis meliputi:

  • Sindrom Alport
  • Sindrom Bartter
  • Glomerulonefritis kronis
  • Hipomagnesemia familial
  • Ginjal spons meduler
  • Hiperoksaluria primer
  • Penolakan transplantasi ginjal
  • Asidosis tubulus ginjal
  • Nekrosis korteks ginjal

Kemungkinan penyebab lain dari nefrokalsinosis meliputi:

  • Toksisitas etilen glikol
  • Kelebihan kalsium dalam darah
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Tuberkulosis ginjal
  • Infeksi terkait AIDS
  • Toksisitas vitamin D

3. Diagnosis

ilustrasi tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Nefrokalsinosis dapat diketahui saat seseorang mengembangkan gejala insufisiensi ginjal, gagal ginjal, uropati obstruktif, atau batu saluran kemih. Tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan gangguan terkait meliputi:

  • Tes darah: Untuk mengetahui kadar beberapa zat dalam tubuh.
  • Pemeriksaan urine: Untuk mengetahui infeksi saluran kemih dan kandungan mineral.
  • Rontgen perut: Untuk mendeteksi nefrokalsinosis dan batu saluran kemih.
  • USG: Efektif untuk mendeteksi nefrokalsinosis terkait dengan hipoparatiroidisme.
  • CT scan: Efektif dalam mendeteksi kalsifikasi dan dapat digunakan untuk membedakan deposisi meduler dan kortikal.
  • Biopsi ginjal: Diperlukan untuk menilai penyebab yang mendasari.
  • Pengujian genetik: Memungkinkan untuk mendeteksi munculnya nefrokalsinosis pada anak-anak di masa depan.

4. Pengobatan

ilustrasi mengonsumsi obat (freepik.com/freepik)

Pengobatan nefrokalsinosis bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah penumpukan lebih banyak kalsium di ginjal. Beberapa perawatan yang ditawarkan mungkin termasuk:

  • Mencukupi asupan cairan
  • Mengobati kondisi yang mendasarinya
  • Perawatan dini penyebab gagal ginjal yang reversibel
  • Intervensi bedah mungkin diperlukan
  • Menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu.

5. Komplikasi

ilustrasi mengukur tekanan darah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Nefrokalsinosis yang tidak terkontrol dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yang bisa berupa:

  • Hipertensi yang tidak terkontrol
  • Infeksi ginjal
  • Jaringan parut
  • Kolik ginjal
  • Cacat fungsi tubulus ginjal
  • Batu ginjal
  • Uropati obstruktif

Ginjal memegang peranan penting bagi tubuh sehingga kita perlu menjaga fungsinya. Cara paling mudah yang dapat kamu lakukan untuk menjaga fungsi ginjal adalah dengan memastikan tubuh tetap terhidrasi dan tidak sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us