"Antibiotics and Dairy Products: Understanding the Interaction". Just Medical. Diakses Oktober 2025.
"7 Medications You Should Never Take With Milk". Verywell Health. Diakses Oktober 2025.
"7 Medications That Can Interact With Dairy Products: Antibiotics, Levothyroxine, and More". GoodRx. Diakses Oktober 2025.
"Things That Can Affect Your Medication". WebMD. Diakses Oktober 2025.
Bolehkah Minum Susu setelah Mengonsumsi Obat?

Setelah mengonsumsi obat yang terasa sangat pahit, pasti akan terasa melegakan kalau kita bisa meminum sesuatu yang manis atau segar. Misalnya saja, jus buah-buahan, teh, sampai susu sering jadi opsi yang terlintas di pikiran kita. Akan tetapi, khusus yang terakhir itu, alias susu, sering kali menimbulkan tanda tanya.
Kamu pasti setidaknya pernah dilarang untuk meminum susu setelah mengonsumsi obat, kan? Sebenarnya larangan tersebut benar secara medis tidak, ya? Lalu, jika memang benar, apa alasan minum susu tidak cocok setelah mengonsumsi obat? Tenang, kalau kamu juga sedang mencari jawabannya, yuk, simak artikel di bawah ini sampai tuntas!
1. Minum susu setelah mengonsumsi obat memang tidak dianjurkan

Larangan meminum susu pascakonsumsi obat-obatan ternyata memang berlaku secara medis. Konten yang ada di dalam susu diketahui dapat bereaksi dengan berbagai jenis obat-obatan. Namun, reaksi yang terjadi adalah jenis reaksi yang menghalangi obat untuk bekerja ke tempat-tempat yang seharusnya dimasuki.
Dilansir Just Medical, susu mengandung berbagai mineral penting, semisal kalsium dan magnesium, tetapi mineral itu lah yang justru mampu mengikat kandungan obat-obatan begitu bersentuhan. Proses pengikatan itu disebut chelation yang pada akhirnya membentuk sebuah gumpalan kompleks yang sulit dicerna. Masalahnya, begitu “gumpalan” terbentuk, konten obat yang seharusnya diserap tubuh jadi tidak mungkin terjadi.
Kalau sudah demikian, maka obat yang seharusnya bekerja di bagian tubuh tertentu justru jadi terbawa menuju sistem pembuangan tubuh. Inilah alasan mengapa tidak dianjurkan untuk meminum susu setelah mengonsumsi obat-obatan. Malahan, ada beberapa jenis obat yang mengalami chelation lebih kuat ketika terpapar susu.
2. Obat-obatan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi bareng susu?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis obat-obatan yang menghasilkan reaksi chelation kuat ketika bertemu susu. Dilansir Verywell Health, salah satu yang paling sering kita konsumsi adalah antibiotik. Ada beberapa jenis antibiotik yang bisa terpengaruh susu, semisal tetracycline dan fluoroquinolone.
Selain antibiotik, ada pula beberapa jenis obat lain yang punya pengaruh buruk dengan susu. Misalnya saja, ada levothyroxine yang merupakan obat untuk mengobati hipotiroidisme, obat-obatan untuk penyakit osteoporosis, penicillamine, sampai obat pereda bagi penderita HIV. Selain obat untuk penyakit, susu bisa menghasilkan reaksi chelation dengan beberapa suplemen tubuh, semisal suplemen zat besi.
3. Berapa lama waktu ideal untuk meminum susu setelah mengonsumsi obat?

Kita sudah tahu beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak tercampur dengan susu sesaat setelah mengonsumsinya. Tentunya, ada durasi tertentu yang harus kita patuhi sebelum mulai meminum susu pascakonsumsi obat. Misal, seseorang yang mengonsumsi antibiotik tetracycline baru bisa meminum obat setelah 2 jam mengonsumsi obat tersebut.
Good RX melansir kalau rata-rata obat lain juga butuh waktu sekitar 1—4 jam sebelum bisa menolerir masuknya susu ke dalam tubuh. Tentunya, agar informasi semakin akurat, konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan terkait supaya bisa memperoleh durasi yang spesifik dengan kondisi kesehatan yang sedang dialami. Sebab, sekalipun produk susu itu sangat enak, segar, dan menyehatkan, intervensi kandungannya terhadap obat-obatan bukan sesuatu yang baik bagi penderita penyakit tertentu.
4. Minuman lain yang sebaiknnya jangan diminum setelah mengonsumsi obat-obatan

Ternyata susu bukan satu-satunya minuman yang bisa jadi pantangan bagi seseorang yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Tergantung dengan jenis penyakit dan obatnya, ada beberapa minuman lain yang punya efek serupa. Salah satu di antaranya adalah kopi.
WebMD melansir bahwa minum kopi itu justru akan melemahkan efek obat antipsikotik, semisal lithium dan clozapine, tetapi di sisi lain juga meningkatkan efek samping obat tersebut. Selain dua yang sudah disebut, obat seperti aspirin, epinefrin, dan albuterol juga bereaksi dengan sama terhadap kopi. Minuman lain yang mungkin bisa membuatmu terkejut adalah ginseng.
Sekalipun dikenal sebagai bahan herbal yang terpercaya, meminum air ginseng punya efek negatif pada beberapa jenis obat. Minuman ginseng akan menurunkan efek warfarin, meningkatkan risiko pendarahan internal bagi pengguna obat heparin atau aspirin, serta bereaksi pada obat antiinflamasi nonsteroid, semisal ibuprofen atau naproxen.
Seluruh minuman yang disebutkan di atas sebenarnya punya manfaat kesehatan yang sudah banyak dibahas di artikel lain. Namun, selayaknya bahan makanan dan minuman lain di seluruh dunia, mengonsumsi sesuatu secara berlebihan dan tidak pada waktu yang tepat justru dapat membawa risiko tersendiri bagi kesehatan kita. Setelah membaca ini, selalu konsultasikan dengan dokter atau petugas medis terkait pantangan makanan atau minuman ketika menerima obat, ya!
Referensi