- Tubuh terlindungi dari radikal bebas. Vitamin A mengandung antioksidan seperti beta-karoten, alfa-karoten, dan beta kriptoxantin. Antioksidan ini dapat melindungi tubuh dari radikal bebas, yaitu senyawa berbahaya yang sangat reaktif yang bisa memicu kanker, penyakit jantung, atau diabetes
- Mendukung kesehatan mata. Vitamin A adalah vitamin yang baik untuk menjaga dan mendukung penglihatan serta kesehatan mata. Retinal dapat bergabung dengan protein rhodopsin yang diperlukan untuk penglihatan warna dan penglihatan cahaya rendah. Selain itu, antioksidannya juga bisa melindungi setiap bagian mata dan mencegah penyakit mata tertentu seperti degenerasi makula.
- Menjaga kesuburan. Vitamin A adalah salah nutrisi penting yang mendukung perkembangan sperma dan sel telur. Oleh sebab itu, dapat menjaga kesehatan reproduksi pria dan perempuan
- Mendukung perkembangan janin. Bagi ibu hamil, vitamin A juga penting dalam mendukung perkembangan janin dalam rahim. Hal ini karena vitamin A dapat menjaga kesehatan plasenta serta memelihara jaringan janin serta pertumbuhan janin.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin A terlibat dalam pembentukan sel B dan sel T yang memainkan peran utama dalam respons imun dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Seberapa Efektif Tren Makan Retinol di Medsos untuk Memperbaiki Kulit?

Beberapa waktu terakhir ini, banyak sekali konten-konten di media sosial yang mempromosikan retinol alami dari makan makanan tinggi vitamin A. Misalnya konsumsi olahan salad, jus, smoothie dari wortel, pepaya, atau buah dan sayur lainnya yang tinggi beta-karoten. Tren “makan retinol” ini dipromosikan untuk mendapatkan manfaat dari makanan untuk kulit yang lebih sehat dan bercahaya dari dalam tubuh.
Tren ini tentunya baik untuk diikuti karena mendorong masyarakat untuk menerapkan pola makan sehat. Namun, seberapa efektif tren “makan retinol” untuk mendukung kesehatan kulit? Inilah penjelasan ilmiah yang harus kamu ketahui.
1. Asal-usul retinol

Retinol adalah produk turunan dari vitamin A. Vitamin A sendiri merupakan salah satu jenis vitamin penting dalam tubuh yang hanya bisa diperoleh dari makanan. Vitamin ini terdiri dari 3 jenis senyawa, yaitu retinol, retinal, dan retinyl ester.
Di dalam makanan, vitamin A terdiri dari dua bentuk yaitu vitamin A yang telah terbentuk sebelumnya (preformed vitamin A) dan karotenoid provitamin A. Vitamin A preformed terdiri dari bentuk aktif vitamin tersebut, yaitu retinol dan retinyl ester. Sementara itu, karotenoid provitamin A adalah bentuk vitamin A yang belum aktif seperti alfa-karoten dan beta-karoten yang akan diubah menjadi retinol.
Saat kita mengonsumsi makanan tinggi vitamin A, vitamin ini akan dipecah menjadi tiga bentuk aktif tersebut sehingga bisa digunakan oleh tubuh. Sebagai informasi tambahan, sumber makanan yang berbeda memiliki kandungan bentuk vitamin A yang berbeda pula. Dilansir laman Harvard T.H. Chan, bentuk vitamin A preformed hanya dapat ditemukan pada makanan produk hewani, seperti susu, hati, dan ikan, sedangkan karotenoid provitamin A banyak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayur dan buah-buahan.
2. Efektifkah “makan retinol” untuk memperbaiki penampilan kulit?

Dilansir dari berbagai sumber, para ahli menyebutkan bahwa tren “makan retinol” ternyata tidak efektif untuk memperbaiki penampilan kulit seperti halnya retinol pada produk skincare. Ahli gizi terdaftar, Lisa Moskovitz, RD melalui laman Food & Wine mengatakan bahwa retinol diet tidak seefektif retinol topikal dalam meningkatkan kolagen, regenerasi sel, dan memperbaiki penampilan kulit secara keseluruhan. Hal ini karena retinol diet dan retinol topikal tidak memberikan manfaat yang sama pada kulit.
Pada retinol topikal yang sering dijumpai pada skincare, retinol yang dioleskan ke kulit akan menembus lapisan kulit terluar dan masuk ke lapisan tengah kulit. Pada lapisan tengah ini, retinol, yang merupakan bentuk aktif vitamin A, akan langsung menetralkan radikal bebas penyebab masalah kulit, seperti penuaan, kerutan, garis-garis halus, atau bekas jerawat. Dengan begitu, masalah kulit bisa diatasi dengan efektif dan tepat sasaran.
Sementara itu, pada saat kita mengonsumsi makanan tinggi vitamin A, vitamin A yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah-pecah terlebih dahulu dalam beberapa bentuk aktifnya seperti asam retinal dan retinoat. Bentuk aktif vitamin A ini akan bekerja untuk seluruh proses tubuh yang memerlukannya. Jadi, tidak spesifik untuk memperbaiki penampilan kulit saja. Oleh sebab itu, retinol dari diet disebut tidak efektif jika diandalkan dalam memperbaiki penampilan kulit.
3. Manfaat lain konsumsi “makanan tinggi retinol”

Meski secara ilmiah retinol diet tidak efektif untuk memperbaiki masalah kulit, namun kamu masih bisa mendapatkan banyak manfaat dari konsumsi makanan yang tinggi vitamin A atau retinol. Seperti yang disebutkan sebelumnya, vitamin A adalah salah satu vitamin penting dalam tubuh. Ia memainkan banyak peran vital untuk kesehatan, seperti mendukung pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mendukung penglihatan.
Inilah beberapa manfaat lain yang bisa kamu dapatkan ketika konsumsi makanan tinggi vitamin A:
Tren “makan retinol” memang terdengar menjanjikan untuk meningkatkan dan memperbaiki penampilan kulit secara mudah dan alami. Namun, ternyata tren ini masih kurang efektif untuk memperbaiki struktur kulit atau meningkatkan kolagen secara langsung. Konsumsi makanan tinggi vitamin A memang bisa memberikan manfaat kesehatan, namun jika kamu berniat untuk memperbaiki penampilan kulit dengan retinol, penggunaan produk skincare berbahan dasar retinol masih direkomendasikan.
Referensi
“Can You Get Retinol Through Your Diet? This is What Experts Say”. Food&Wine. Diakses Oktober 2025
“Can “Eating Your Retinol” Really Improve Your Skin?”. Verywell Health. Diakses Oktober 2025
“Vitamin A”. Harvard T.H. Chan. Diakses Oktober 2025
“How Does Retinol Work on the Skin”. Healthline. Diakses Oktober 2025.
“Vitamin A: Benefits, Deficiency, Toxicity, and More”. Healthline. Diakses Oktober 2025