Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Pantat Gatal dan Cara Mengatasinya

ilustrasi menggaruk pantat yang gatal (pixabay.com/derneuemann)
ilustrasi menggaruk pantat yang gatal (pixabay.com/derneuemann)
Intinya sih...
  • Gatal di area pantat bisa disebabkan oleh kebersihan yang buruk setelah buang air besar, serta penggunaan sabun dan tisu basah yang mengandung bahan kimia keras.
  • Kondisi kulit kronis seperti psoriasis, eksem, dan lichen sclerosus dapat menyebabkan peradangan dan gatal di area pantat.
  • Pantat gatal juga bisa disebabkan oleh infeksi cacing kremi, wasir, fisura ani, infeksi jamur, makanan tertentu, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Gatal di area pantat adalah salah satu masalah yang memalukan. Pasalnya, tidak seperti gatal di area tubuh lain yang mudah digaruk, kamu tentunya akan merasa malu untuk menggaruk area pantat saat berada di depan umum. Lebih lanjut, rasa gatal ini bisa terjadi sepanjang waktu sehingga mungkin mengganggu aktivitas.

Gatal pada pantat dikenal sebagai pruritus ani adalah istilah teknis untuk iritasi di sekitar anus yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Pantat yang gatal biasanya merupakan gejala dari masalah lain sehingga butuh penanganan yang berbeda-beda.

Berikut ini beberapa penyebab umum dari pantat gatal dan cara mengatasinya.

1. Masalah kebersihan

Dalam banyak kasus, gatal di anus dan sekitarnya disebabkan karena tidak mempraktikkan kebersihan yang benar setelah buang air besar. Tidak membersihkan dan mengelap dengan baik dapat meninggalkan kotoran dan kelembapan di sekitar anus. Di sisi lain, terlalu banyak menggosok kulit juga dapat menyebabkan iritasi dan gatal.

Penggunaan sabun dan tisu basah di daerah anus juga perlu dihindari karena ini mengandung berbagai bahan kimia keras yang bisa makin mengiritasi kulit. Yang terbaik adalah mencuci daerah anus dan pantat dengan air hangat.

2. Kondisi kulit

ilustrasi pantat gatal (freepik.com/ASphotofamily)
ilustrasi pantat gatal (freepik.com/ASphotofamily)

Berbagai kondisi kulit kronis, seperti psoriasis dan eksem, dapat menyebabkan peradangan dan gatal di bagian tubuh mana pun, termasuk pantat.

Psoriasis ditandai dengan bercak merah gatal, keperakan, dan bersisik. Kendati psoriasis tidak dapat disembuhkan, dokter spesialis kulit dapat membantu mengendalikannya dengan meresepkan berbagai obat topikal dan terapi. Sementara itu, gatal yang disebabkan oleh eksem dapat diobati dengan krim anti gatal.

Kondisi kulit lain yang memicu menyebabkan iritasi anus disebut lichen sclerosus. Kondisi ini menyebabkan kulit perianal berubah menjadi putih. Lichen sclerosus dapat diobati dengan steroid topikal.

3. Pakaian

Pantat gatal bisa disebabkan karena penggunaan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang membuat kulit tidak bernapas dengan baik. Akibatnya, saat kita berkeringat, kulit akan berkontak dengan keringat dalam waktu lama yang kemudian menyebabkan iritasi, gatal, dan infeksi jamur.

Bahan pakaian tertentu, pewarna, dan detergen juga dapat menyebabkan alergi yang ditandai dengan ruam. Gatal yang muncul secara tiba-tiba juga bisa terjadi karena kamu memakai sesuatu yang menyebabkan iritasi di area itu.

4. Cacing kremi

Enterobius vermicularis atau cacing kremi (commons.wikimedia.org/Danny S.)
Enterobius vermicularis atau cacing kremi (commons.wikimedia.org/Danny S.)

Cacing kremi atau Enterobius vermicularis adalah parasit putih kecil yang dapat menyebabkan daerah anus terasa sangat gatal. Infeksi cacing kremi lebih umum terjadi pada bayi dan anak kecil, tetapi ini dapat menyebar ke orang dewasa yang mengasuh mereka. 

Seseorang dapat terinfeksi cacing kremi dengan menelan telur cacing kremi, yang dapat hidup selama dua minggu di kulit, pakaian, tempat tidur, atau makanan. Untungnya, infeksi cacing kremi dapat dibasmi dengan meminum obat cacing yang bisa didapatkan dengan atau tanpa resep dokter.

5. Wasir atau fisura ani

Jika gatal disertai dengan nyeri pada anus, ini bisa disebabkan oleh pembengkakan pembuluh darah di anus (wasir) atau robekan kecil di jaringan kulit di sekitarnya (fisura ani). Kedua kondisi ini juga ditandai dengan adanya tetesan darah dari anus.

Wasir dan fisura ani sebenarnya adalah kondisi yang sangat umum, terutama pada bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan perempuan setelah bersalin. Untungnya, kondisi ini dapat diatasi dengan makan lebih banyak makanan berserat, cukup minum, dan tidak mengejan terlalu keras saat buang air besar.

6. Infeksi jamur

ilustrasi infeksi jamur pada pantat (unsplash.com/Deon Black)
ilustrasi infeksi jamur pada pantat (unsplash.com/Deon Black)

Gatal di sekitar pantat dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi jamur di daerah perianal. Ini paling umum dialami oleh orang lanjut usia, obesitas, memiliki sistem kekebalan yang lemah, atau sedang mengonsumsi antibiotik. 

Infeksi jamur biasanya dapat diobati dengan bedak atau losion antijamur. Untuk kasus parah, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur oral.

7. Makanan dan obat-obatan

Beberapa makanan menyebabkan atau memperburuk gatal di sekitar pantat, utamanya jika makanan tersebut meningkatkan frekuensi buang air besar atau menyebabkan buang air besar.

Contoh makanan ini di antaranya, kopi, teh, alkohol, cokelat, tomat, susu, kacang-kacangan, rempah-rempah, jeruk, dan makanan pedas. Menghindari makanan yang diyakini menyebabkan pantat gatal dapat membantu mengurangi gejala gatal ini.

Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan pruritus ani. Beberapa obat ini termasuk pencahar, colchicine, minyak peppermint, dan berbagai antibiotik. Solusinya, mintalah pada dokter alternatif obat lain untuk semua obat ini.

Itulah beberapa penyebab pantat gatal dan cara mengatasinya. Karena penyebab gatal di anus dan pantat sangat beragam, kamu mungkin harus menemui dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

Referensi

"Reasons You Might Have an Itchy Butt—And How To Treat It." Health. Diakses September 2024. 
"Causes of Anal Itching." Verywell Health. Diakses September 2024. 
"Anal Itching (Pruritus Ani): Symptoms, Causes, and Treatments." Verywell Health. Diakses pada September 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us