80 Persen Kasus Stunting Terjadi pada Usia 0-3 Tahun

Bagaimana cara mencegahnya?

Setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya. Mereka pasti ingin tumbuh kembangnya optimal, baik dari segi fisik maupun mental. Salah satu kekhawatiran terbesar orang tua adalah stunting.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, sebanyak 24,4 persen anak Indonesia mengalami stunting. Lima provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak adalah Jawa Barat (971.792 kasus), Jawa Timur (651.708 kasus), Jawa Tengah (508.618 kasus), Sumatra Utara (347.437 kasus), dan Banten (268.158 kasus).

Atas dasar itu, Fresenius Kabi mengadakan media briefing untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting pada Senin (25/7/2022). Pembicara yang dihadirkan ialah dr. Erna Mulati, M.Sc., CMFM, Direktur Gizi dan KIA-Ditjen Kesmas Kementerian Kesehatan RI; Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi; serta Herlina Harjono, Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia. Baca sampai habis, ya!

1. Apa itu stunting?

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Pemicunya banyak, salah satunya adalah kurang kecukupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan penelitian di 137 negara berkembang, sebanyak 32,5 persen kasus stunting disebabkan oleh kelahiran prematur dan 20 persen akibat lahir dengan berat rendah (BBLR).

Karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia, penurunan kasus stunting menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini. Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

2. Kapan stunting terjadi?

Dalam pemaparannya, Prof. Rinawati menjelaskan bahwa stunting adalah akibat dari kekurangan gizi jangka panjang dan mengakibatkan keterlambatan perkembangan mental, kinerja sekolah yang buruk, serta penurunan kapasitas intelektual.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa 80 persen stunting terjadi pada usia 0-3 tahun. Rinciannya adalah 20 persen terjadi pada usia 0-6 bulan, 50 persen terjadi pada usia 6-24 bulan, dan 10 persen terjadi pada tahun ketiga.

3. Apa dampak stunting pada anak?

80 Persen Kasus Stunting Terjadi pada Usia 0-3 Tahunilustrasi anak membaca buku (unsplash.com/Stephen Andrews)

Prof. Rinawati mengutip sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2007. Disebutkan bahwa anak yang mengalami gagal tumbuh sejak lahir sampai usia 9 bulan memiliki kecerdasan intelektual atau intelligence quotient (IQ) yang lebih rendah.

Studi yang sama menjelaskan bahwa peningkatan berat badan sejak lahir sampai usia 8 minggu berhubungan dengan peningkatan IQ saat usia 8 tahun. Sebagai informasi, rata-rata IQ orang Indonesia adalah 78,49 dan menempati urutan ke-130 dari 199 negara. Miris!

Baca Juga: Kunyit, Daun Kelor, dan Meniran bisa Tingkatkan Imunitas Anak

4. Apa penyebab stunting?

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 23 persen anak lahir dengan kondisi sudah stunted. Penyebabnya banyak, mulai dari hamil di masa remaja dan mengandung dalam keadaan kekurangan gizi atau anemia.

Stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan akibat kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI (MPASI). Masih mengacu pada Riskesdas 2018, kasus stunting pada balita berusia 6-11 bulan adalah 21 persen dan melejit menjadi 37 persen pada balita berusia 12-23 bulan.

5. Bagaimana cara mencegah stunting?

80 Persen Kasus Stunting Terjadi pada Usia 0-3 Tahunilustrasi tablet tambah darah (pixabay.com/F1Digitals)

Pemerintah tidak berdiam diri. Melalui Kementerian Kesehatan, mereka mencanangkan program untuk mempercepat penurunan stunting. Misalnya, memberikan tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil serta memberikan makanan tambahan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis.

Selain itu, bayi usia 6 bulan ke bawah harus mendapatkan ASI eksklusif dan anak usia 6-23 bulan memperoleh MPASI dengan protein hewani yang cukup. Balita harus dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila anak mengalami kekurangan gizi, maka harus segera diintervensi.

Baca Juga: Kekurangan Yodium bisa Turunkan Inteligensi Anak?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya