5 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi setelah Terapi Bekam

Salah satunya adalah tertular hepatitis

Bekam atau cupping merupakan terapi penyembuhan kuno yang dilakukan dengan menaruh cangkir khusus di punggung, perut, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain. Lalu, cangkir tersebut akan mengisap atau menarik kulit ke atas.

Di balik manfaatnya, bekam disebut bisa meningkatkan risiko infeksi yang ditularkan melalui darah (bloodborne infection), seperti hepatitis serta masalah kesehatan lainnya. Benarkah demikian?

1. Bisa tertular hepatitis C

Arab Saudi merupakan negara di mana hijama (bekam basah) umum dipraktikkan. Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Saudi Medicine tahun 2007, dari 24.948 kasus infeksi hepatitis C yang dilaporkan di negara tersebut, hijama adalah cara penularan utama pada sebagian besar pasien.

Pada studi lain yang dipublikasikan dalam International Journal of Preventive Medicine tahun 2021, bekam meningkatkan risiko infeksi hepatitis C sebanyak 1,6-3,6 kali. Penyebabnya adalah berbagi alat suntik dan prosedur terapi yang tidak steril.

2. Berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B

5 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi setelah Terapi Bekamilustrasi hepatitis (pixabay.com/mohamed_hassan)

Hepatitis B merupakan infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Mengutip Mayo Clinic, gejalanya adalah kulit dan mata menguning (jaundice), urine berwarna gelap, demam, nyeri sendi, mual, muntah, hingga kehilangan selera makan.

Menurut studi dalam Malaysian Journal of Medical Sciences tahun 2021, riwayat bekam dan perawatan gigi yang pernah dilakukan sebelumnya secara signifikan berhubungan dengan infeksi hepatitis B. Penelitian ini melibatkan 500 orang berusia 18-65 tahun yang diambil darahnya di rumah sakit di Sana'a, Yaman, pada Agustus-Oktober 2016.

3. Selain itu, berisiko terinfeksi virus herpes simpleks

Seseorang bisa terinfeksi virus herpes simpleks karena akupunktur dan bekam. Ini terjadi pada perempuan berusia 56 tahun yang mengalami lesi kulit yang menyakitkan di lengan kirinya serta riwayat mialgia (nyeri otot) di lengan tersebut selama beberapa bulan.

Untuk mengobati mialgia, pasien tersebut melakukan terapi akupunktur dan bekam. Setelah biopsi, terlihat degenerasi balon dan badan inklusi pada epidermis dan mid-dermis, yang merupakan penanda infeksi virus herpes simpleks. Padahal, pasien tersebut tidak pernah terkena herpes atau memiliki riwayat herpes dari keluarga.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Dermatology tahun 2011, disimpulkan bahwa pasien terinfeksi herpes dari terapi bekam atau jarum akupunktur yang terkontaminasi.

Baca Juga: 12 Masalah Kesehatan yang Timbul dari Minuman Bersoda

4. Rentan terkena luka bakar

5 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi setelah Terapi Bekamilustrasi luka bakar akibat bekam (dailymail.co.uk)

Banyak orang yang mengalami luka bakar setelah melakukan terapi bekam. Ini bukan hal yang aneh, mengingat prosedur bekam melibatkan cangkir yang dipanaskan supaya bisa mengisap kulit.

"Karena terapi melibatkan panas, luka bakar bisa menjadi konsekuensi yang tidak diinginkan, terutama jika tidak dilakukan dengan benar atau oleh praktisi yang terdaftar," jelas Marc Seifman, ahli bedah plastik, dalam laman AlfredHealth.

Menurutnya, luka bakar akibat bekam merupakan cedera yang tidak disengaja dan sebagian besar terjadi di rumah. Kebanyakan adalah luka bakar ringan dan hanya sedikit kasus yang tergolong parah.

Sebuah studi dalam Medical Journal of Australia meneliti lebih dari 18.700 pasien yang terdaftar di Burns Registry of Australia and New Zealand selama tahun 2009-2016. Dari belasan ribu orang yang menderita luka bakar, sebanyak 20 di antaranya disebabkan oleh bekam.

Sebagian besar pasien harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka bakar di wajah, tangan, dan anggota tubuh lainnya. Bahkan, ada delapan orang yang memerlukan cangkok kulit!

5. Menyebabkan perubahan warna kulit

Terkadang, bekam menyebabkan perubahan warna kulit atau skin discoloration. Dilansir Thomson Chinese Medicine, ini karena pembuluh darah di bawah kulit pecah dan meninggalkan bekas seperti memar.

Perubahan warna kulit ini tidak berbahaya dan tidak permanen. Jika bekas bekam berwarna merah muda, maka akan memudar dalam beberapa menit hingga satu jam. Jika bekasnya berwarna merah tua, maka akan memudar dalam 3 hari hingga 2 minggu, tergantung kemampuan regenerasi kulit.

Nah, itulah beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi setelah melakukan terapi bekam. Jika ingin melakukannya, pastikan alat-alatnya steril lalu terapis dan kliniknya bersertifikat!

Baca Juga: 7 Masalah Kesehatan Penyebab Perut Sering Kembung

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya