Awas! 18 Obat Ini Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi

Statin dan antihistamin termasuk lho!

Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan seks.

Disfungsi bisa terjadi karena beberapa penyebab, salah satunya adalah obat-obatan. Ini karena untuk setiap 1 dari 4 orang dengan disfungsi ereksi, obatlah yang menjadi akar masalahnya, mengutip laporan dalam jurnal American Family Physician.

Nah, apa saja obat-obatan yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi sebagai efek samping? Ketahui daftarnya di bawah ini, ya!

10 Obat yang paling mungkin menyebabkan disfungsi ereksi

Menurut National Institutes of Health, ada lebih dari 100 obat berbeda yang dapat menyebabkan masalah ereksi. Akan tetapi, mana yang paling mungkin menimbulkan masalah?

Pertanyaan tersebut sebetulnya sulit dijawab. Dalam penelitian, mungkin sulit membedakan disfungsi ereksi yang disebabkan oleh pengobatan dan disfungsi ereksi dari masalah kesehatan yang mendasarinya. Ada juga banyak obat berbeda yang menyebabkan disfungsi ereksi. Jadi, sulit untuk mempelajari semuanya.

Menurut penelitian, para peneliti melihat 10 tahun laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dari orang-orang yang punya pengalaman buruk dengan pengobatan. Mereka menemukan bahwa orang yang memakai 10 obat ini kemungkinan besar mengalami kesulitan ereksi (Sexual Medicine, 2022):

  • Finasteride (Propecia, Proscar)
  • Dutasteride (Avodart)
  • Amlodipine (Norvask, Katerzia)
  • Paliperidone (Invega)
  • Citalopram (Celexa)
  • Sertraline (Zoloft)
  • Isotretinoin (Absorica, Claravis, Zenatane)
  • Escitalopram (Lexapro)
  • Quetiapine (Seroquel)
  • Simvastatin (Zokor)

Sebagai catatan, amlodipine dan simvastatin biasanya tidak terkait dengan disfungsi ereksi. Para peneliti tidak yakin mengapa ini terjadi.

8 jenis obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi

Awas! 18 Obat Ini Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksiilustrasi obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi (pexels.com/Ron Lach)

Selain 10 obat yang disebutkan pada poin sebelumnya, ada beberapa obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau memperburuknya.

Dalam hal kategori obat-obatan, dua penyebab tersering menurut studi jurnal Sexual Medicine tampaknya adalah antidepresan dan obat psikiatri lainnya, serta 5-alpha-reductase inhibitor (5-ARI).

Ulasan lebih jelasnya dibahas di bawah ini.

1. 5-ARI

Ini adalah obat yang digunakan untuk mengobati hiperplasia prostat jinak dan kerontokan rambut pada pria mengurangi aktivitas dihidrotestosteron (DHT) dalam tubuh. Meskipun dapat membantu mengatasi kerontokan rambut dan pembesaran prostat, tetapi obat ini juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan masalah seksual lainnya. Contohnya meliputi:

  • Finasteride (Propecia, Proscar)
  • Dutasterid (Avodart)

2. Antidepresan dan obat psikiatri lainnya

Depresi dapat menyebabkan gairah seks rendah dan disfungsi ereksi. Akan tetapi, banyak antidepresan dapat menyebabkan dorongan seks rendah atau memperburuknya. Obat psikiatri lainnya juga dapat menyebabkan masalah ereksi, termasuk antipsikotik dan benzodiazepine.

Berikut adalah beberapa dari banyak obat psikiatri berbeda yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi:

  • SSRI: Citalopram (Celexa), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), dan sertraline (Zoloft).
  • SNRI: Venlafaxine (Effexor), desvenlafaxine (Pristiq), dan duloxetine (Cymbalta).
  • MAOI: Isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), dan tranylcypromine (Parnate).
  • Antidepresan trisiklik: Amitriptyline (Elavil), nortriptyline (Pamelor), dan clomipramine (Anafranil).
  • Benzodiazepine: Diazepam (Valium), lorazepam (Ativan), oxazepam (Serax).
  • Antipsikotik: Paliperidone (Invega), risperidone (Risperdal), dan haloperidol (Haldol).

Ada banyak teori tentang mengapa obat psikiatri menyebabkan masalah ereksi. Menurut studi, beberapa dapat memengaruhi aliran darah ke penis yang mungkin mempersulit ereksi (Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, 2016). Sementara itu, obat lain memengaruhi otak yang bisa membuat penggunanya kurang tertarik pada seks, atau kurang responsif secara fisik.

3. Antihistamin

Banyak orang menggunakan antihistamin untuk alergi musiman dan kondisi lainnya. Obat ini memblokir aksi histamin, zat kimia dalam tubuh yang terlibat dalam reaksi alergi. Namun, antihistamin juga menghalangi ereksi yang sehat.

Dilansir MedlinePlus, beberapa antihistamin umum yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi dapat meliputi:

  • Diphenhydramine (Benadril).
  • Dimenhydrinate (Dramamine).
  • Hydroxyzine.

4. Obat tekanan darah dan pil air (diuretik)

Semua obat tekanan darah dapat menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi thiazide diuretic dan beta-blocker adalah yang paling mungkin menyebabkannya. Obat-obatan ini dapat menurunkan aliran darah ke penis, membuatnya lebih sulit untuk ereksi.

Menurut GoodRx Health, obat tekanan darah dan diuretik yang umumnya menyebabkan thiazide diuretic meliputi:

  • Thiazide diuretic: Chlorothiazide, chlorthalidone, dan hydrochlorothiazide.
  • Beta-blocker: Metoprolol (Lopressor), atenolol (Tenormin), dan propranolol (Inderal).
  • Diuretik loop: Furosemide dan bumetanide.
  • Obat lain: Spironolactone, clonidine, dan methyldopa.

Obat tekanan darah tinggi lainnya cenderung tidak menyebabkan masalah ereksi, dan dalam beberapa kasus bahkan dapat membantu.

Awas! 18 Obat Ini Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

5. Obat asam lambung

Seperti antihistamin, obat refluks asam tertentu, seperti H2 blocker, juga dapat memengaruhi histamin dan menyebabkan disfungsi ereksi. Ini termasuk:

  • Cimetidine (Tagamet)
  • Ranitidine (Zantac)
  • Nizatidine (Aksid)

6. Obat nyeri opioid

Opioid dan disfungsi ereksi juga berjalan bersamaan. Kalau kamu menggunakan opioid dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan kadar testosteron rendah dan disfungsi ereksi.

Contoh obat opioid yang biasa diresepkan adalah:

  • Hydrocodone
  • Oxycodone
  • Morfin

7. Obat penyakit Parkinson

Memiliki penyakit Parkinson dapat memengaruhi kesehatan seksual, termasuk kemampuan untuk melakukan ereksi yang teratur dan kuat. Namun, beberapa obat penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Contohnya:

  • Benztropine (Cogentin)
  • Bromocriptine (Parlodel)
  • Levodopa (Sinemet)
  • Trihexyphenidyl (Artane)

8. Terapi hormon

Terapi hormon adalah pengobatan umum untuk kanker prostat. Beberapa jenis obat terapi hormon menurunkan kadar testosteron dalam tubuh, sementara lainnya memblokir efek testosteron. Meskipun dapat menghentikan pertumbuhan kanker prostat, tetapi obat terapi hormon juga bisa membawa banyak efek samping, termasuk disfungsi ereksi.

Obat terapi hormon yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi meliputi:

  • LHRH agonist: Goserelin (Zoladex) dan leuprolide (Lupron).
  • LHRH antagonist: Degarelix (Firmagon) dan relugolix (Orgovyx).
  • Antiandrogen: Flutamide (Eulexin), bicalutamide (Casodex), dan nilutamide (Nilandron).

Baca Juga: 5 Makanan dan Minuman Ini Bisa Tingkatkan Risiko Disfungsi Ereksi

Obat-obatan yang kecil kemungkinannya menyebabkan disfungsi ereksi

Banyak jenis obat yang tidak terlalu sering dikaitkan dengan disfungsi ereksi. Dalam beberapa kasus, obat-obat tersebut bahkan dapat membantu memperbaiki disfungsi.

Obat tekanan darah tertentu

Beberapa obat tekanan darah cenderung menyebabkan disfungsi ereksi daripada yang lain. Bahkan, menurut studi, ada beberapa bukti bahwa obat ini dapat memperbaiki ereksi pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi (Porto Biomedical Journal, 2020). Ini termasuk:

  • Alpha blocker: Doxazosin, prazosin, dan terazosin.
  • ACE inhibitor: Lisinopril, benazepril, enalapril, ramipril, quinapril, dan ramipril.
  • ARB: Losartan, irbesartan, dan valsartan.
  • Calcium channel blocker: Amlodipine, diltiazem, verapamil, dan nifedipine.

Statin

Obat penurun kolesterol statin—seperti atorvastatin (Lipitor), simvastatin (Zocor), dan rosuvastatin (Crestor)—biasanya tidak menyebabkan disfungsi ereksi. Berdasarkan penelitian, beberapa pria dengan disfungsi ereksi yang mengonsumsi statin untuk kolesterol tinggi melaporkan peningkatan fungsi ereksi sebesar 25 persen (Journal of Sexual Medicine, 2014). Statin juga membantu kesehatan jantung dan otak.

Beberapa antidepresan

Meskipun kebanyakan antidepresan membawa risiko disfungsi ereksi, tetapi ada beberapa jenis yang kecil kemungkinannya menyebabkan disfungsi ereksi. Ini termasuk:

  • Bupropion (Zyban)
  • Mirtazapine (Remeron)
  • Selegiline patches (Emsam)
  • Vortioxetine (Trintellix)
  • Vilazodone (Viibryd)
  • Nefazodone (Serzone)

Bisakah disfungsi ereksi yang disebabkan oleh obat disembuhkan?

Awas! 18 Obat Ini Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksiilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Sebagian besar iya. Kemampuan ereksi bisa kembali setelah penggunaan obat yang menyebabkan disfungsi ereksi dihentikan.

Kalau kamu curiga obat yang kamu gunakan menyebabkan disfungsi ereksi, bicarakan dengan dokter. Dokter dapat membantu menurunkan dosis atau merekomendasikan obat lain. Kalau menghentikan pengobatan bukan pilihan, dokter dapat menyarankan strategi lain untuk mengelola disfungsi ereksi.

Penyebab umum disfungsi ereksi lainnya

Obat bukan satu-satunya penyebab disfungsi ereksi. Penyebab lainnya meliputi:

  • Kondisi fisik: Penyakit jantung, diabetes, gangguan hormonal, gangguan saraf, trauma atau operasi di panggul, dan penyebab lain yang lebih jarang seperti skleroderma dan penyakit Peyronie.
  • Penyebab emosional: Stres, kesulitan dalam hubungan, depresi, kecemasan, dan khawatir tentang kinerja seksual
  • Zat: Alkohol, nikotin, mariyuana, kokain, heroin, metadon, amfetamin, dan barbiturat (beberapa di antaranya dapat membantu rasa percaya diri dan dorongan seks namun membuat lebih sulit untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang memuaskan).

Daftar obat di sini bukanlah daftar lengkap dari semua obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Kalau kamu memiliki disfungsi ereksi, peluang itu disebabkan oleh obat adalah 1 banding 4. Jika kamu curiga obat yang kamu gunakan adalah penyebab impotensi, bicarakan dengan dokter. Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa konsultasi dengan dokter.

Baca Juga: 7 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya