Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Obat HIV Jenis NRTI Bantu Cegah Penyakit Alzheimer

Ilustrasi Obat/medicine (unplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Pasien yang menggunakan obat HIV jenis NRTI memiliki risiko penyakit Alzheimer 6 persen lebih rendah per tahun.
  • Obat HIV NRTI berpotensi memberikan perlindungan terhadap penyakit Alzheimer dan memerlukan uji klinis untuk validasi lebih lanjut.

Pasien yang menggunakan kelas obat HIV jenis nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NRTI) memiliki risiko jauh lebih rendah untuk mengembangkan penyakit Alzheimer, menurut temuan studi.

Temuan ini membuka peluang untuk studi lanjut terkait potensi perlindungan yang ditawarkan oleh obat NRTI. Lebih menarik lagi, para peneliti telah mengidentifikasi mekanisme biologis yang mungkin menjelaskan efek perlindungan ini.

Hal ini membuka peluang baru dalam upaya pencegahan penyakit Alzheimer yang selama ini masih penuh tantangan. Studi ini dipublikasikan dalam Alzheimer’s and Dementia: The Journal of the Alzheimer’s Association pada awal Mei 2025.

1. Risiko penyakit Alzheimer menurun pada pengguna obat HIV

ilustrasi demensia dini (pexels.com/Mikhail Nilov)

Penyakit Alzheimer merupakan penyebab utama demensia, menyumbang sekitar 60–80 persen dari seluruh kasus di Amerika Serikat. Hingga kini penyakit Alzheimer belum ditemukan pengobatan yang benar-benar efektif. 

Berangkat dari urgensi tersebut, para peneliti menganalisis dua basis data asuransi kesehatan besar di Amerika Serikat (AS). Ditemukan bahwa pasien yang menggunakan NRTI mengalami penurunan risiko penyakit Alzheimer sebesar 6 persen per tahun dalam satu set data. Bahkan, juga ditemukan penurunan risiko hingga 13 persen per tahun dalam set data lainnya.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa obat HIV ini mungkin memiliki manfaat protektif terhadap perkembangan penyakit Alzheimer.

2. Menganalisis data lebih dari 270.000 pasien

Ilustrasi lansia pengidap stroke yang hendak memakan daging merah (freepik.com/freepik)

NRTI selama ini dikenal luas sebagai obat yang efektif untuk menghentikan replikasi HIV dalam tubuh. Namun, penelitian sebelumnya mengungkap bahwa obat ini juga bisa menghambat aktivasi inflamasom. Ini merupakan komponen sistem imun yang diketahui berperan dalam perkembangan penyakit Alzheimer.

Temuan tersebut mendorong tim untuk menyelidiki lebih jauh apakah pasien yang menggunakan NRTI memiliki risiko lebih rendah dalam mengembangkan penyakit Alzheimer. NRTI juga digunakan untuk mengobati hepatitis B.

Fokus penelitian diarahkan pada individu berusia 50 tahun ke atas yang menjalani pengobatan HIV atau hepatitis B, tanpa riwayat diagnosis penyakit Alzheimer sebelumnya.

Dengan menganalisis data lebih dari 270.000 pasien, para peneliti menemukan bahwa mereka yang menggunakan NRTI menunjukkan penurunan risiko penyakit Alzheimer yang signifikan secara statistik.

3. Uji klinis diperlukan untuk membuktikan potensi NRTI

Ilustrasi Penelitian (Pexels.com/Chokniti K)

Menariknya, penurunan risiko penyakit Alzheimer hanya terlihat pada pasien yang menggunakan NRTI, dan tidak terjadi pada mereka yang mengonsumsi jenis obat HIV lainnya. Perbedaan ini memberikan petunjuk bahwa ada sesuatu yang unik dalam mekanisme kerja NRTI yang berpotensi melindungi otak. 

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menekankan pentingnya melakukan uji klinis secara formal. Ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana NRTI bisa digunakan sebagai strategi pencegahan penyakit Alzheimer. Jika efektivitasnya terbukti, dampaknya bisa sangat besar. 

Studi menunjukkan jenis obat HIV NRTI berpotensi memberikan perlindungan terhadap penyakit Alzheimer. Meski masih diperlukan uji klinis, tetapi hasil awal ini memberikan harapan baru untuk orang-orang yang memiliki risiko atau mengalami penyakit Alzheimer. 

Referensi

Magagnoli, Joseph, Meenakshi Ambati, Tammy H. Cummings, Joseph Nguyen, Claire C. Thomas, Vidya L. Ambati, S. Scott Sutton, Bradley D. Gelfand, and Jayakrishna Ambati. “Association of Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor Use with Reduced Risk of Alzheimer’s Disease Risk.” Alzheimer S & Dementia 21, no. 5 (May 1, 2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us