Catat! 9 Obat Ini Perlu Dihindari Penderita GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan, dan dapat menimbulkan nyeri ulu hati atau heartburn.
Kalau kamu memiliki penyakit ini, tentu kamu tahu betapa tidak nyamannya gejala yang dirasakan saat kambuh. GERD membutuhkan perawatan baik lewat obat-obatan maupun perubahan gaya hidup.
Mengenai obat-obatan, memang ada yang perlu dikonsumsi jika diperlukan, dan sebaliknya ada pula obat-obatan yang perlu dihindari karena berpotensi memperburuk gejala yang terkait. Berikut ini daftar obat-obatan yang perlu dihindari oleh penderita GERD.
1. Antibiotik tetrasiklin, klindamisin, dan bisfosfonat

Dilansir National Library of Medicine, antibiotik seperti tetrasiklin dan klindamisin telah diketahui dapat terkait dengan terjadinya esofagitis, yang mungkin menimbulkan gejala seperti nyeri pada bagian belakang tulang dada, mulas, kesulitan menelan, dan ketidaknyamanan saat menelan.
Bifosfonat juga harus dihindari oleh penderita GERD karena berpotensi mengiritasi lapisan esofagus dan memperburuk gejala GERD.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Menurut National Library of Medicine, sebuah studi menunjukkan bahwa OAINS dapat meningkatkan risiko gejala GERD karena mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan.
Beberapa OAINS, contohnya ibuprofen dan aspirin, sebaiknya tidak boleh dikonsumsi oleh penderita GERD karena berpotensi memperburuk kondisi. Naproxen juga
Selain itu, terdapat juga naproxen yang diketahui berpotensi mengiritasi lambung. Namun, penelitiannya masih belum jelas karena hasilnya yang bertentangan. Tetap saja, naproxen perlu dihindari oleh penderita GERD karena dapat memicu gejala yang terkait erat dengan refluks asam, seperti sakit perut, heartburn, mual, dan gangguan pencernaan lain.
3. Antidepresan trisiklik

Antidepresan trisiklik (TCA) tidak boleh dikombinasikan dengan GERD karena sifat antikolinergiknya, yang dapat menyebabkan efek relaksasi pada sfingter esofagus bagian bawah.
Hal ini berpotensi menyebabkan memicu gejala GERD. Contoh obat golongan antidepresan trisiklik antara lain amitriptilin, desipramine, doksepin, dan trazodone.
4. Antikolinergik

Obat antikolinergik diyakini dapat meningkatkan risiko gejala GERD. Penelitian telah menunjukkan bahwa disiklomin, obat antikolinergik oral, dapat mengurangi refluks setelah makan awal, tetapi juga memperlihatkan peningkatan pH lambung yang rendah selama dua jam setelah berbaring. Ini menunjukkan efek obat antikolinergik pada GERD tergantung pada posisi tubuh dan kondisi makan.
Umumnya, penggunaan obat antikolinergik tidak disarankan untuk pasien GERD karena berpotensi meningkatkan refluks gastroesofageal, tetapi efeknya masih kontroversial tergantung pada faktor-faktor tertentu.
5. Calcium channel blocker

Obat-obatan calcium channel blocker (CCB) perlu dipertimbangkan dengan hati-hati oleh individu yang mengidap GERD.
Dilansir Livestrong, CCB bekerja pada otot di pembuluh darah untuk membuatnya lebih rileks dan menurunkan tekanan darah. Di sisi lain, bagian bawah sfingter esofagus, yakni otot yang mengatur aliran makanan dari kerongkongan ke lambung, juga terdiri dari otot polos. Dengan mengonsumsi CCB, efeknya dapat memengaruhi relaksasi sfingter esofagus bagian bawah tersebut. Hal ini memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala GERD.
Contoh obat yang termasuk ke dalam golongan obat CCB antara lain amlodipin, nifedipin, verapamil, dan diltiazem.
6. ACE inhibitor

Angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitor umum digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti ramipril, kaptopril, dan lain-lain. Obat ini telah dikaitkan dengan perburukan gejala GERD.
Menurut laman About GERD, ACE inhibitor dapat memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah, sehingga berpotensi mempermudah asam lambung untuk mengalir kembali ke kerongkongan. Melemahnya otot sfingter bagian bawah tersebut dapat memperburuk gejala GERD.
7. Nitrat

Nitrat, seperti gliseril trinitrat (GTN), isosorbide dinitrate, dan isosorbide mononitrate, adalah obat vasodilator yang digunakan untuk mengobati nyeri dada dan gejala gagal jantung.
Nitrat berpotensi memperburuk gejala GERD karena efek vasodilatasinya, yang dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah dan memungkinkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
8. Teofilin

Teofilin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati kondisi pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Mengutip dari National Library of Medicine, teofilin ditemukan berpotensi memperburuk GERD dalam beberapa penelitian. Teofilin dilaporkan dapat menghambat tekanan sfingter esofagus bagian bawah dan menyebabkan asam lambung naik ke esofagus.
9. Suplemen zat besi

Suplemen zat besi berpotensi memperburuk gejala GERD. Menurut Nano Minerals, sifat asam dari suplemen zat besi tertentu dapat meningkatkan keasaman lambung, melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, dan memperlambat pengosongan lambung. Hal ini dapat menyebabkan bertambah buruknya gejala GERD.
Daftar di atas bukanlah daftar lengkap. Apabila setelah minum obat tertentu kamu mengalami gejala GERD atau gejala memburuk, segera laporkan kepada dokter.
Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting dalam menentukan penggunaan obat yang aman dan efektif. Dengan pemahaman yang tepat tentang obat-obatan yang perlu dihindari, penderita GERD dapat mengelola kondisinya dengan lebih baik.