- Alzheimer onset lambat biasanya muncul pada usia 65 tahun ke atas, dan ini yang paling sering terjadi.
- Alzheimer onset dini muncul sebelum usia 65 tahun, meski kasusnya jarang.
Pada Usia 19 Tahun, Remaja Ini Sudah Didiagnosis Alzheimer

- Seorang remaja 19 tahun di China menjadi pasien termuda yang didiagnosis Alzheimer.
- Pada pasien remaja ini, tidak ada riwayat keluarga maupun mutasi gen yang biasanya terkait Alzheimer usia dini.
- Kasus ini menantang pemahaman medis dan membuka peluang penelitian baru.
Pada tahun 2023, sebuah kasus mengejutkan datang dari China. Seorang remaja berusia 19 tahun didiagnosis dengan penyakit Alzheimer, menjadikannya pasien termuda yang pernah tercatat dengan penyakit ini.
Padahal, Alzheimer selama ini identik dengan usia lanjut. Gejalanya mulai tampak sejak ia berusia 17 tahun. Di antaranya sulit fokus di kelas, membaca terasa berat, hingga sering lupa kejadian sehari sebelumnya. Barang-barangnya pun kerap hilang entah ke mana.
Lama-kelamaan, kondisinya makin memburuk. Ia tak lagi sanggup menyelesaikan sekolah menengahnya karena daya ingat terus menurun drastis. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya penyusutan pada hipokampus, bagian otak yang berperan penting dalam memori, serta cairan otak yang memperlihatkan biomarker khas Alzheimer. Lewat tes kognitif, tercatat skor ingatannya 82 persen lebih rendah dibandingkan dengan remaja sebayanya.
Penyebabnya masih misteri
Alzheimer pada usia muda sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 10 persen kasus yang disebut early-onset Alzheimer, dan biasanya berhubungan dengan kelainan genetik turunan. Namun, anehnya, dokter tidak menemukan riwayat keluarga maupun mutasi gen yang biasanya memicu penyakit ini. Sebelumnya, rekor pasien Alzheimer termuda adalah usia 21 tahun, dan pasien terbukti memiliki mutasi gen PSEN1.
Kasus remaja 19 tahun ini pun menjadi teka-teki besar bagi dunia medis. Tanpa riwayat penyakit lain, trauma kepala, atau infeksi yang bisa menjelaskan kondisinya, para peneliti menyebut kasus ini sebagai tanda bahwa Alzheimer jauh lebih kompleks dari yang selama ini dipahami. Para ahli menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut, terutama pada kasus Alzheimer pada usia yang sangat muda, karena bisa membuka kunci misteri penyakit yang selama ini dianggap hanya menyerang orang tua.
Sekilas tentang penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia pada orang lanjut usia. Demensia sendiri merupakan gangguan otak yang memengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat secara serius. Pada pasien Alzheimer, kemampuan bernalar, belajar hal baru, hingga melakukan aktivitas sehari-hari perlahan makin sulit.
Alzheimer berkembang perlahan, sering kali selama bertahun-tahun. Awalnya, bagian otak yang mengatur ingatan, bahasa, dan pemikiranlah yang paling terdampak. Gejalanya kerap disalahartikan sebagai pikun akibat penuaan. Namun, Alzheimer bukanlah bagian normal dari proses menua. Perubahan otak yang ditimbulkannya membuat gejala memburuk seiring waktu.
Gejala
Orang dengan Alzheimer biasanya mengalami kesulitan mengingat kejadian baru atau nama orang terdekat. Perilaku bisa berubah dari hari ke hari, dan penyakit ini berkembang dalam beberapa tahap.
Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:
- Tersesat di tempat yang seharusnya familier.
- Mengulang pertanyaan yang sama berulang kali.
- Tidak mengenali anggota keluarga.
- Kesulitan berbicara, membaca, atau menulis.
- Mengabaikan perawatan diri, seperti tidak mandi atau makan dengan buruk.
Seiring waktu, gejala makin berat. Orang yang terkena bisa menjadi cemas, mudah marah, atau berkeliaran tanpa arah. Pada tahap lanjut, mereka membutuhkan perawatan penuh, yang sering kali menjadi tantangan besar bagi keluarga.
Penyebab
Penyebab Alzheimer belum sepenuhnya dipahami. Faktor usia adalah risiko terbesar. Riwayat keluarga juga dapat meningkatkan kemungkinan, meski tidak semua orang dengan Alzheimer memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini.
Para peneliti menduga penyebabnya adalah kombinasi perubahan otak akibat penuaan, faktor genetik, kondisi kesehatan, dan gaya hidup. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko antara lain:
- Gangguan pendengaran.
- Depresi.
- Gangguan kognitif ringan.
- Riwayat gegar otak atau cedera otak traumatis.
Gangguan kognitif ringan ditandai dengan masalah ingatan yang lebih parah dibanding orang seusianya. Sebagian orang dengan gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi Alzheimer, walaupun tidak semuanya.
Diagnosis
Beberapa kondisi kesehatan lain juga bisa menyebabkan gejala mirip Alzheimer. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan memori yang terasa signifikan. Dokter biasanya akan:
- Meninjau riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi.
- Melakukan tes memori, berpikir, dan pemecahan masalah.
- Menanyakan perubahan perilaku atau kepribadian.
- Melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi medis lain.
- Merujuk ke dokter spesialis lansia atau ahli saraf (neurolog).
Pengobatan
Saat ini belum ada pengobatan yang bisa menghentikan Alzheimer sepenuhnya. Namun, beberapa obat dapat membantu memperlambat perburukan gejala untuk sementara waktu.
Pencegahan
Tidak semua faktor risiko bisa diubah, seperti usia. Namun, menjaga gaya hidup sehat dapat membantu melindungi kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Langkah-langkah yang dianjurkan:
- Mengelola penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi atau gangguan pendengaran.
- Rutin beraktivitas fisik.
- Mengonsumsi makanan sehat.
- Berhenti merokok (atau tidak memulainya).
- Tidur cukup.
- Menjalin hubungan sosial yang kuat.
Referensi
Jianping Jia et al., “A 19-Year-Old Adolescent With Probable Alzheimer’s Disease1,” Journal of Alzheimer S Disease 91, no. 3 (December 20, 2022): 915–22, https://doi.org/10.3233/jad-221065.
Pablo Agüero et al., “De Novo PS1 Mutation (Pro436Gln) in a Very Early-Onset Posterior Variant of Alzheimer’s Disease Associated With Spasticity: A Case Report,” Journal of Alzheimer S Disease 83, no. 3 (August 6, 2021): 1011–16, https://doi.org/10.3233/jad-210420.
National Library of Medicine, “Alzheimer’s Disease,” AD | MedlinePlus, n.d., https://medlineplus.gov/alzheimersdisease.html.