Penyakit Hashimoto, Penyebab Utama Hipotiroidisme pada Perempuan

Ditemukan pertama kali pada tahun 1912 oleh tabib Jepang, Hakaru Hashimoto, penyakit Hashimoto juga dikenal sebagai tiroiditis limfositik kronis (chronic lymphocytic thyroiditis). Pada tahun 1957, penyakit Hashimoto dinyatakan sebagai salah satu jenis penyakit autoimun. 

Penyakit Hashimoto membuat sel darah putih dan sistem imun berbalik menyerang kelenjar tiroid, sehingga produksi hormon tiroid pun berkurang drastis dan menyebabkan hipotiroidisme.

Hingga saat ini, penyebab pasti penyakit Hashimoto belum diketahui secara pasti. Namun, para dokter dan ilmuwan menduga bahwa faktor keturunan dan lingkungan berkontribusi dalam memunculkan penyakit autoimun ini.

Sebuah penelitian yang disponsori oleh American Association of Clinical Endocrinologists & the American Thyroid Association dalam jurnal Endocrine Practice tahun 2012, penyakit Hashimoto menjadi salah satu penyebab utama hipotiroidisme di Amerika Serikat (AS). Sekitar 5 dari 100 orang dapat terjangkit penyakit Hashimoto selama hidupnya.

Menurut sebuah riset di AS berjudul "Hashimoto thyroiditis: clinical and diagnostic criteria" tahun 2014, perempuan dikatakan delapan kali lebih berisiko terkena penyakit Hashimoto ketimbang laki-laki, terutama saat hamil, dan gejalanya biasanya terlihat pada usia 40-60 tahun. Meski demikian, penyakit ini juga bisa dialami saat remaja atau dewasa muda.

Selain itu, jika ada riwayat keluarga dengan penyakit autoimun, kamu akan lebih berisiko mengalami penyakit Hashimoto. Menurut keterangan dari National Institutes of Health (NIH), orang-orang dengan kondisi medis berikut ini lebih mungkin mengalami penyakit Hashimoto: 

• Penyakit Addison;
• Hepatitis autoimun;
• Penyakit celiac;
• Lupus;
• Anemia pernisiosa (pernicious anaemia);
• Reumatoid artritis;
• Sindrom Sjögren;
• Diabetes tipe 1;
• Vitiligo.

Melansir WebMD dan Healthline, penyakit Hashimoto tidak memiliki gejala spesifik, melainkan gejala yang menunjukkan hipotiroidisme. Gejala-gejala tersebut mencakup:

• Kenaikan berat badan;
• Kulit kering dan pucat;
• Suara menjadi parau;
• Kolesterol tinggi;
• Kelelahan;
• Lemah di tubuh bagian bawah;
• Wajah pucat atau bengkak;
• Nyeri sendi dan otot;
• Sembelit;
• Mudah kedinginan;
• Kesulitan hamil;
• Rambut rontok atau menipis dan rapuh;
• Siklus haid tidak teratur;
• Depresi;
• Denyut jantung melambat.

Terdapat kemungkinan seseorang menderita penyakit Hashimoto selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya (asimtomatis). Pasalnya, penyakit ini dapat berkembang dalam waktu lama sebelum menyebabkan kerusakan tiroid yang menampakkan gejala.

Gejala yang paling sering terlihat adalah kelenjar tiroid yang membengkak atau gondok. Tidak menimbulkan rasa sakit, gondok menyebabkan seseorang sulit menelan dan tenggorokan terasa penuh. Kalau kelenjar tiroid sudah rusak, ukuran gondok malah menyusut.

Seperti yang disinggung sebelumnya, penyebab penyakit Hashimoto belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor di bawah ini dapat berkontribusi:

• Genetik: memiliki riwayat penyakit autoimun atau tiroid di keluarga.
• Hormon: perempuan delapan kali lebih rentan mengalaminya, terutama setelah melahirkan.
• Kelebihan yodium: konsumsi obat dan terlalu banyak yodium dapat memicu penyakit Hashimoto pada kaum yang rentan.
• Terpapar radiasi: Penyakit Hashimoto sering terdengar menjangkit penyintas bencana gempa bumi atau tsunami Jepang pada 2011 dan insiden nuklir Chernobyl pada tahun 1986. Terapi radiasi untuk penyakit Hodgkin yang merusak kelenjar getah bening juga dapat memicu Penyakit Hashimoto.

Melansir Healthline, untuk diagnosis, dokter akan memeriksa kinerja kelenjar tiroid untuk memastikan hipotiroidisme dengan cara tes darah untuk mencatat level tirotropin (thryoid-stimulating hormone/TSH). Level TSH yang tinggi menandakan aktivitas tiroid rendah, karena tubuh bekerja ekstra untuk merangsang kelenjar tiroid yang dirusak penyakit Hashimoto.

Beberapa tes lain seperti tes antibodi, hormon, dan kolesterol juga mungkin ditempuh untuk memastikan diagnosis.

Menurut NIH, tes darah juga bisa dilakukan untuk menemukan antibodi anti tiroid yang bernama thyroperoxidase antibodies (TPO), yang dapat ditemukan pada pasien penyakit Hashimoto.

Namun, jika seseorang positif terkena penyakit Hashimoto tanpa TPO, dokter akan meminta tes USG pada kelenjar tiroid untuk menemukan penyebab pasti dari pembesaran tiroid dan menyingkirkan penyebab lain seperti nodul tiroid, benjolan kecil pada kelenjar tiroid. Berikut contoh citra USG pasien penyakit Hashimoto.

Jika dibiarkan tanpa perawatan, penyakit Hashimoto dapat menyebabkan beberapa komplikasi berupa:

• Gangguan kardiovaskular, termasuk gagal jantung;
• Anemia;
• Linglung hingga hilang kesadaran;
• Tingkat kolesterol meninggi;
• Hilangnya libido; 
• Depresi.

Selain itu, penyakit Hashimoto juga berbahaya untuk ibu hamil. Menurut sebuah studi di Etiopia berjudul "Thyroid hormone dysfunction during pregnancy: A review" dalam International Journal of Reproductive BioMedicine tahun 2014, bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit Hashimoto dapat menderita kecacatan pada jantung, otak, dan ginjal.

Untuk menghindari komplikasi tersebut, penting bagi ibu hamil untuk memantau fungsi tiroid selama kehamilan jika memiliki masalah tiroid. Sebaliknya, bagi kaum hawa yang tidak memiliki gangguan tiroid, lembaga American College of Obstetrics and Gynecology tidak menyarankan pemeriksaan tiroid rutin selama kehamilan.

Selain mencegah gondok, bukan rahasia jika kelenjar tiroid butuh kandungan yodium untuk bekerja dengan baik. Namun, pada pasien penyakit Hashimoto, yodium harus diwaspadai.

NIH mengatakan bahwa mengonsumsi yodium, baik lewat makanan atau obat, malah memperkeruh keadaan hipotiroidisme.

Teruntuk pasien penyakit Hashimoto, konsultasikan dengan dokter tentang makanan apa yang harus dibatasi atau dihindari. Healthline memaparkan sembilan sumber yodium seperti:

• Rumput laut (wakame, nori atau konbu);
• Ikan cod;
• Produk ternak (susu, keju, hingga yoghurt);
• Garam yodium;
• Udang;
• Ikan tuna;
• Telur;
• Buah prem;
• Kacang lima.

Jangan lupa untuk memberi tahu jika kamu tengah mengonsumsi suplemen yodium. Juga, bagikan informasi tentang sirop obat batuk yang tengah diminum karena kemungkinan besar juga mengandung yodium.

Perempuan membutuhkan lebih banyak yodium saat hamil karena bayinya mendapat yodium dari makanan ibunya. Namun, terlalu banyak yodium juga bisa menimbulkan masalah, seperti penyakit gondok pada bayi.

Jika kamu sedang hamil, bicarakan dengan dokter tentang berapa banyak konsumsi yodium yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit Hashimoto tanpa efek samping pada janin.

Penyakit Hashimoto sejauh ini belum ada obatnya. Namun, pengobatan tetap dibutuhkan untuk mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.

Meskipun mayoritas pasien penyakit Hashimoto perlu pengobatan, tetapi jika kelenjar tiroid baik-baik saka, maka dokter hanya akan memantau perkembangannya. Namun, jika mengalami hipotiroidisme, maka diperlukan pengobatan.

Diminum sebelum sarapan, levothyroxine adalah obat hormon sintetis untuk menggantikan hormon tiroid tiroksin (T4) yang hilang, agar produksi hormon tiroid normal kembali. Jangan khawatir, obat ini tidak memiliki efek samping yang signifikan. Akan tetapi, jika mulai mengonsumsi levothyroxine, kemungkinan obat itu akan terus dikonsumsi seumur hidup.

Pasien juga akan disarankan untuk menjalani tes darah rutin tiap 6-8 minggu demi memantau kadar hormon, agar dokter bisa menyesuaikan dosis levothyroxine sesuai kebutuhan. Jadi, ganti dosis berarti tes darah lagi. Namun, jika dosisnya sudah tepat, biasanya tes darah hanya dilakukan 6 bulan hingga sekali dalam setahun.

Melansir Healthline, ada beberapa suplemen yang dapat menghalangi keampuhan levothyroxine. Menurut penelitian di Skotlandia dalam jurnal Clinical Endocrinology tahun 2014, obat-obat berikut dapat menghalangi penyerapan levothyroxine oleh tubuh:

• Suplemen zat besi;
• Suplemen kalsium;
• Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor) untuk pasien GERD;
• Obat kolesterol; 
• Estrogen.

Bukan berarti obat-obatan di atas tak boleh dikonsumsi. Konsultasikan dulu dengan dokter tentang penyesuaian waktu konsumsi levothyroxine dan obat-obatan di atas. 

Selain itu, beberapa makanan tertentu juga dapat memengaruhi penyerapan levothyroxine. Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter tentang cara terbaik untuk minum levothyroxine yang sesuai dengan kondisimu.

Itulah beberapa fakta mengenai penyakit Hashimoto, dari definisi hingga komplikasi dan pengobatan yang dibutuhkan. Bila kamu salah satu pasien penyakit autoimun tersebut, jangan patah semangat. Ikuti semua anjuran dari dokter dan lakukan kontrol rutin untuk menghadapi penyakit yang merupakan salah satu penyebab hipotiroidisme ini.