Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

6 Penyakit yang Bisa Menular lewat Seks Oral dan Cara Mencegahnya

Perempuan dan laki-laki minum pakai sedotan dari gelas yang sama.
ilustrasi minum dengan sedotan (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Gonore dapat menular melalui seks oral dan menyebabkan gejala seperti keluarnya cairan dari alat kelamin, buang air besar yang terasa nyeri, dan rasa gatal saat buang air kecil.
  • Klamidia bisa menyebar melalui kontak intim lewat vagina, mulut, penis, maupun anus tanpa menimbulkan gejala. Infeksi ini membawa risiko tambahan bagi ibu hamil.
  • Human papillomavirus (HPV) dapat menular melalui seks oral, ketika virus berpindah dari area genital salah satu pasangan ke mulut atau tenggorokan pasangannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika membicarakan mengenai infeksi menular seksual (IMS), penyebab yang sering muncul di pikiran adalah seks penetratif (masuknya penis ke vagina) tanpa kondom. Memang benar itu merupakan jalur penularan utama. Namun, tahukah kamu bahwa penyakit tersebut juga bisa disebarkan melalui seks oral?

Faktanya, semua kontak langsung yang melibatkan organ intim bisa membuat kamu tertular penyakit tersebut. Ini artinya, seks oral yang melibatkan mulut, lidah, dan bibir memiliki risiko sama besarnya dengan aktivitas seks penetratif. 

Mau tahu jenis penyakit apa saja yang bisa ditularkan lewat seks oral? Simak di bawah ini!

1. Gonore

Gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sangat menular dan menyebar melalui kontak seksual dengan vagina, penis, anus, atau mulut dari seseorang yang terinfeksi.

Banyak orang dengan gonore tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, ketika gejala muncul, beberapa di antaranya dapat berupa:

  • Keluarnya cairan dari alat kelamin.
  • Buang air besar yang terasa nyeri.
  • rasa gatal atau perih saat buang air kecil
  • Cairan berwarna putih, hijau, atau kuning dari penis.
  • Perdarahan di antara periode menstruasi.

Gonore dapat diobati, tetapi jika tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk penyakit radang panggul. Kondisi ini dapat berujung pada infertilitas (ketidaksuburan).

2. Klamidia

Klamidia adalah infeksi bakteri Chlamydia trachomatis yang bisa berpindah secara diam-diam. Penyakit ini menular melalui kontak intim, baik lewat vagina, mulut, penis, maupun anus, dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Banyak orang tidak menyadari keberadaannya karena sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Bagi ibu hamil, klamidia membawa risiko tambahan. Infeksi ini bisa menular kepada bayi selama kehamilan, saat persalinan, bahkan melalui proses menyusui (transmisi vertikal). Karena itu, dokter biasanya memberikan antibiotik pada mata bayi segera setelah lahir, sebagai langkah pencegahan.

Sebagian kecil orang memang mengalami gejala. Gatal atau rasa terbakar di area genital, serta nyeri saat buang air kecil, bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, tanpa pemeriksaan, infeksi ini sering luput terdeteksi.

3. Herpes

ilustrasi herpes di mulut atau herpes labialis (commons.wikimedia.org/Jojo)
ilustrasi herpes di mulut atau herpes labialis (commons.wikimedia.org/Jojo)

Terdapat dua macam virus yang menyebabkan herpes, yaitu herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus (HSV-2). Keduanya bisa menular melalui seks oral, penetratif, dan anal. Akan tetapi, HSV-1 yang lebih sering ditemukan di area tenggorokan. 

Penularannya kurang lebih sama dengan IMS lain. Jika kamu memberikan seks oral pada orang yang terinfeksi, kamu akan tertular terutama di area mulut dan tenggorokan. Sebaliknya, jika orang yang terinfeksi memberikanmu seks oral, herpes akan kamu dapatkan di alat kelamin (herpes genital).

Infeksi virus tersebut dapat menimbulkan gejala utama berupa munculnya luka melepuh di area mulut, bibir, dan tenggorokan. Kondisi ini bisa berlangsung selamanya dan dapat menular walaupun kamu tidak merasakan gejalanya lagi. 

4. Sifilis

Berikutnya sifilis atau penyakit raja singa. Seseorang yang memiliki infeksi sifilis pada area genital dapat menularkannya ke mulut pasangannya melalui seks oral. Sebaliknya, seseorang yang memiliki infeksi sifilis di mulut dapat menularkannya ke area genital pasangannya melalui seks oral.

Sifilis bisa berbahaya. Jika tak ditangani dengan baik, sifilis akan menyebar hingga ke pembuluh darah dan sistem saraf. 

Sifilis yang ditularkan lewat seks oral tidak akan jauh berbeda dengan yang ditularkan melalui seks penetratif. Gejalanya terjadi pada beberapa tahap, yaitu:

  • Sifilis primer: munculnya bisul tak sakit di mulut, alat kelamin, atau rektum. Ia akan hilang dengan sendirinya.
  • Sifilis sekunder: sifilis akan menimbulkan ruam di kulit, pembengkakan limpa, hingga demam.
  • Sifilis laten: penyakit tidak menimbulkan gejala tetapi bakteri penyebabnya tumbuh di dalam tubuh.
  • Sifilis tersier: bakteri telah menyebar hingga ke otak, saraf, mata, pembuluh darah, hati, jantung, hingga tulang.

5. HPV

Human papillomavirus (HPV) dapat menular melalui seks oral, ketika virus berpindah dari area genital salah satu pasangan ke mulut atau tenggorokan pasangannya. Namun, kemungkinan penularan dari mulut atau tenggorokan ke area genital jauh lebih kecil.

Para peneliti memperkirakan sekitar 7 persen populasi memiliki HPV oral. Sebagian besar kasus HPV, baik di mulut maupun di area genital, akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, sebagian kasus dapat berkembang menjadi kanker, termasuk kanker mulut dan tenggorokan. Menariknya, jenis kanker ini juga bisa muncul pada orang yang tidak pernah melakukan seks oral.

Tes untuk mendeteksi HPV oral memang ada, tetapi umumnya tidak direkomendasikan. Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk infeksi HPV oral, meski sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya.

Kabar baiknya, vaksin HPV dapat mencegah infeksi dari sembilan tipe HPV yang paling berisiko menyebabkan kutil kelamin dan kanker. Perlindungan ini mencakup jenis HPV yang dapat memicu kanker serviks, genital, anus, hingga tenggorokan.

6. HIV

Gambar close up bibir seseorang.
ilustrasi bibir (unsplash.com/Nsey Benajah)

HIV umumnya ditularkan melalui seks anal dan penetratif, tidak menular melalui air liur, sehingga orang yang menerima seks oral tidak berisiko tertular. HIV menular melalui semen dan cairan vagina, tetapi virus ini tidak dapat bertahan hidup di lingkungan mulut atau lambung. Itu sebabnya, risiko penularan bagi orang yang melakukan seks oral sangat rendah.

Orang yang hidup dengan HIV dapat menurunkan risiko menularkan virus dengan menjalani terapi antiretroviral (ART). ART mampu menekan jumlah virus hingga tidak terdeteksi dalam darah. Jika sudah tidak terdeteksi, HIV tidak dapat ditularkan melalui perilaku seksual apa pun.

Bagi siapa pun yang khawatir tertular HIV, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai profilaksis prapajanan (PrEP). Obat ini dapat menurunkan risiko penularan HIV melalui hubungan seksual hingga sekitar 99 persen.

Cara melindungi diri kamu dari IMS saat melakukan seks oral:

  • Untuk seks oral pada penis, sebaiknya tetap gunakan kondom lateks atau plastik, tetapi pilihlah yang tidak ada lubrikannya.
  • Untuk seks oral pada vagina, gunakan dental dam (kondom perempuan).
  • Hindari berganti-ganti pasangan seks.
  • Gunakan kondom dengan sempurna. 

Referensi

"STIs and Oral Sex." American Sexual Health Association. Diakses September 2025.

"Sex activities and risk." National Health Service. Diakses September 2025.

"About STI Risk and Oral Sex." CDC. Diakses September 2025.

"What STIs can you get from oral sex?" Medical News Today. Diakses September 2025.

"Oral STDs: What Are the Symptoms?" Healthline. Diakses September 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Izza Namira
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F

Latest in Health

See More

6 Penyakit yang Bisa Menular lewat Seks Oral dan Cara Mencegahnya

25 Sep 2025, 22:27 WIBHealth