Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uji DNA Ungkap Hitler Kemungkinan Punya Kelainan Genetik Langka

Uji DNA Ungkap Hitler Kemungkinan Punya Kelainan Genetik Langka
Potret Adolf Hitler (commons.wikimedia.org/Heinrich Hoffmann)
Intinya sih...
  • Analisis DNA Hitler menemukan menunjukkan kecocokan sempurna pada kromosom-Y dan mengungkap mutasi pada gen PROK2, yang kuat dikaitkan dengan sindrom Kallmann.
  • Studi tersebut juga menemukan bahwa Hitler memiliki skor genetik tinggi untuk autisme, skizofrenia, dan gangguan bipolar.
  • Selain itu, hasil DNA juga membantah rumor lama bahwa Hitler memiliki darah Yahudi dari garis kakeknya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lagu satire Inggris era Perang Dunia II yang mengejek kondisi fisik Adolf Hitler ternyata tak sepenuhnya salah. Sebuah dokumenter baru berjudul Hitler’s DNA: Blueprint of a Dictator yang diproduksi Channel 4 mengungkap bukti genetik yang mendukung rumor lama itu.

Dalam dokumenter tersebut, ahli DNA Profesor Turi King menganalisis sampel darah yang diambil dari kain sofa tempat Hitler mengakhiri hidupnya. Karena tak berhasil mendapatkan sampel DNA baru dari kerabat Hitler yang masih hidup di Austria dan Amerika Serikat, tim ilmuwan membandingkannya dengan hasil uji DNA dari kerabat laki-laki garis keturunan Hitler yang pernah dikumpulkan oleh jurnalis Belgia Jean-Paul Mulders dan sejarawan Marc Vermeeren. Hasilnya menunjukkan kecocokan sempurna pada kromosom-Y dan mengungkap mutasi pada gen PROK2, yang kuat dikaitkan dengan sindrom Kallmann.

Sindrom Kallmann adalah kondisi langka yang ditandai dengan pubertas yang terlambat atau tidak terjadi sama sekali, serta indra penciuman yang terganggu.

Kondisi ini termasuk dalam kelompok hipogonadotropik hipogonadisme, yaitu gangguan ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon yang berperan penting dalam perkembangan seksual. Normalnya, hormon-hormon ini diproduksi oleh bagian otak yang disebut hipotalamus. Pada laki-laki yang lahir dengan kondisi ini, sering ditemukan ciri seperti penis berukuran sangat kecil (mikropenis) dan testis yang tidak turun ke skrotum (kriptorkidismus).

Profesor King menjelaskan kepada BBC Radio 4 bahwa gen PROK2 yang terhapus tersebut erat kaitannya dengan kadar testosteron rendah dan perkembangan abnormal organ seksual. “Sekitar 5–10 persen penderita sindrom Kallmann mengalami mikropenis,” katanya, dilansir Euronews.

Gen, gangguan mental, dan mitos “darah Yahudi”

Hasil pengujian DNA juga menunjukkan bahwa Hitler memiliki skor genetik tinggi untuk autisme, skizofrenia, dan gangguan bipolar. Meski begitu, sejumlah ahli genetika mengingatkan bahwa metode ini, disebut polygenic risk score, tidak bisa memastikan kondisi seseorang secara mutlak, karena hanya menunjukkan kecenderungan pada populasi, bukan individu.

Tim peneliti juga menegaskan bahwa gangguan genetik apa pun tidak dapat dijadikan alasan atas kekejaman Hitler. Lebih dari 50 juta orang tewas akibat Perang Dunia II, termasuk enam juta orang Yahudi yang dibunuh secara sistematis.

Selain itu, hasil DNA juga membantah rumor lama bahwa Hitler memiliki darah Yahudi dari garis kakeknya. Analisis kromosom Y menunjukkan kesesuaian penuh dengan keturunan laki-laki Hitler, yang berarti tidak ada hubungan biologis dari luar garis keluarga.

Referensi

"New documentary says Adolf Hitler’s DNA proves he really did have only one testicle." Euronews. Diakses November 2025.

“Kallmann Syndrome: MedlinePlus Genetics,” n.d., https://medlineplus.gov/genetics/condition/kallmann-syndrome/.

"Hitler's DNA reveals Nazi leader likely had syndrome that can affect genitals, researchers say." CBS News. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Kreatin Perlu Diminum Setiap Hari atau Hanya saat Olahraga?

14 Nov 2025, 16:04 WIBHealth