Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pap Smear atau IVA, Mana yang Lebih Tepat untuk Kamu?

Pap Smear atau IVA, Mana yang Lebih Tepat untuk Kamu?
ilustrasi Pap smear (freepik.com/stefamerpik)
Intinya sih...
  • Pap smear dan tes IVA berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu deteksi dini kanker serviks.
  • Pap smear memberikan tingkat akurasi tinggi melalui analisis laboratorium.
  • Tes IVA unggul dalam hal kemudahan, kecepatan, dan biaya yang terjangkau.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Dalri Nur Fidina, Sp.OG

Ketika topik pemeriksaan kesehatan reproduksi perempuan muncul, banyak orang langsung teringat pada Pap smear atau Pap test. Tes ini memang sudah lama dikenal sebagai cara mendeteksi dini kanker serviks. Namun, ada juga metode lainnya, yaitu pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA).

Pap smear dan tes IVA berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu deteksi dini kanker serviks atau kanker leher rahim. Kedua metode ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mengetahuinya akan membantu perempuan untuk mendapatkan pemeriksaan sesuai kebutuhannya.

Apa itu Pap smear?

Pap smear merupakan prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks (leher rahim), dengan memasukkan spekulum ke dalam vagina, kemudian dilakukan pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini sangat penting karena dapat menemukan sel-sel yang normal maupun atau sel-sel yang telah mengalami perubahan menjadi sel kanker. Pemeriksaan ini sangat mudah dilakukan, cepat, dan relatif tidak menimbulkan nyeri.

Apa itu tes IVA?

Tes IVA merupakan prosedur sederhana dan terjangkau untuk mendeteksi adanya sel-sel prakanker serviks. Tes ini diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015 yang merupakan salah satu tes untuk mendeteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa tes IVA dapat mendeteksi kelainan tingkat prakanker dengan sensitivitas sekitar 66–69 persen dan spesifisitas sekitar 64–98 persen. Sementara itu, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif masing-masing antara 10–20 persen dan 92–97 persen.

Tes ini dilakukan dengan mengoleskan asam asetat ke leher rahim, setelah itu tenaga kesehatan akan menyimpulkan hasilnya apakah normal atau tidak, guna memperoleh penanganan lebih lanjut.

Keunggulan dari IVA adalah biayanya yang lebih terjangkau, tidak memerlukan teknologi canggih, dan hasilnya bisa didapatkan dalam kurun waktu 1–2 menit , serta bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan di daerah terpencil. Itu semua membuatnya menjadi metode alternatif Pap smear di negara-negara berkembang.

Persiapan Pap smear

Pap Smear atau IVA, Mana yang Lebih Tepat untuk Kamu?
ilustrasi pemeriksaan ginekologi (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Pap smear dapat dilakukan secara rutin oleh perempuan yang telah melakukan hubungan senggama, secara rutin dapat dilakukan setiap tiga tahun.

Hasil Pap smear akan kurang maksimal jika dilakukan saat siklus menstruasi, sehingga sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat hari 10–20 dari siklus menstruasi.

Demi mendapatkan hasil yang paling akurat, kamu direkomendasikan untuk mengikuti langkah-langkah berikut. Sekitar 48 jam sebelum melakukan tes, kamu dianjurkan untuk:

  • Tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan pelumas.

  • Tidak menggunakan semprotan atau cairan bubuk di sekitar vagina.

  • Tidak memasukkan apa pun ke vagina, termasuk tampon, obat-obatan, krim, dan supositoria.

  • Jangan membilas vagina dengan air, cuka, atau cairan lain.

Ketentuan melakukan tes IVA

Untuk tes IVA tidak ada waktu khusus, kamu bisa menjalaninya kapan pun dalam siklus menstruasi, masa kehamilan, saat masa nifas, atau setelah keguguran. Akan tetapi, pemeroiksaan IVA saat tahap awal kehamilan sebaiknya dilakukan secara hati-hati.

Tes IVA bisa dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti dokter umum, dokter kandungan, atau bidan yang sudah terlatih.

Prosedur Pap smear

Prosedur Pap smear memakan waktu sekitar 10–20 menit secara keseluruhan, tetapi pengambilan sampelnya cuma butuh waktu beberapa menit.

Kurang lebih begini prosedur Pap smear:

  1. Kamu diharuskan berbaring telentang di atas meja dengan kaki ditempatkan dengan kokoh di pengganjal kaki.

  2. Saat membuka kaki, dokter akan memasukkan alat logam atau plastik yang disebut spekulum ke dalam vagina, kemudian dibuka sehingga dinding vagina melebar.

  3. Dokter akan mengusap leher rahim dengan lembut untuk mengambil sampel sel, kemudian menempatkannya ke cairan di dalam toples kecil dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.

Prosedur tes IVA

Pap Smear atau IVA, Mana yang Lebih Tepat untuk Kamu?
ilustrasi organ reproduksi perempuan (freepik.com/freepik)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tes IVA cukup mudah dan hasilnya bisa langsung diketahui. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Kamu diharuskan berbaring telentang di atas meja dengan kaki ditempatkan dengan kokoh pada pengganjal kaki.

  2. Saat membuka kaki, tenaga medis akan memasukkan alat logam atau plastik yang disebut spekulum ke dalam vagina, kemudian dibuka sehingga dinding vagina melebar.

  3. Tenaga medis akan mencelupkan gumpalan lidi kapas (seperti cotton bud) ke larutan asam asetat (asam cuka) kadar 3–5 persen.

  4. Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat, kemudian dioleskan perlahan pada permukaan mulut rahim/serviks.

  5. Tunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan asam asetat.

Jika tidak ada perubahan warna, artinya area serviks sehat. Namun, jika terdapat sel abnormal pada serviks, akan muncul bercak putih pada permukaan leher rahim, menandakan adanya sel tumor atau sel kanker pada serviks. Jika terdeteksi adanya gejala kanker serviks, maka dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut.

Pap smear dan tes IVA berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu deteksi dini kanker serviks.

Pap smear memberikan tingkat akurasi tinggi melalui analisis laboratorium, sementara tes IVA unggul dalam hal kemudahan, kecepatan, dan biaya yang terjangkau, sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk skrining massal di daerah yang terbatas sumber dayanya.

Pilihan mana pun yang kamu ambil, yang terpenting adalah kesadaran untuk rutin melakukan skrining. Pada akhirnya, deteksi dini adalah kunci untuk kesehatan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah bagi perempuan Indonesia.

Referensi

"Pap Smear: What to Expect". WebMD. Diakses September 2025.

“Papanicolaou Test (Pap Smear)”. PubMed Health. Diakses September 2025.

"Menkes Ajak Seluruh Perempuan Indonesia Lakukan IVA Test". Kemenkes. Diakses September 2025.

"Pemeriksaan IVA (IVA Test) untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim". UPTD Puskesmas Ngegong. Diakses September 2025

"PEMERIKSAAN IVA UNTUK DETEKSI DINI KANKER SERVIKS". Pemerintah Kabupaten Asmat. Diakses September 2025.

"Visual Inspection with Acetic Acid (VIA)". APPROPEDIA. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

12 Cara Mengurangi 500 Kalori dalam Sehari, Tertarik Coba?

15 Nov 2025, 08:03 WIBHealth