Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Mimisan Gumpalan Darah, Paling Sering akibat Trauma

ilustrasi mimisan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi mimisan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Mimisan terjadi saat pembuluh darah di hidung pecah dan tubuh membentuk gumpalan darah untuk mencegah pendarahan berlebihan.
  • Trauma, lingkungan kering, obat-obatan, deviasi septum nasal, dan alergi dapat menjadi pemicu mimisan.
  • Kehamilan membuat perempuan lebih rentan mengalami mimisan akibat perubahan hormonal yang membesarkan pembuluh darah.

Mimisan terjadi saat pembuluh darah di hidung pecah dan darah mengalir keluar. Sebagai respons atas kerusakan ini, tubuh membentuk bekuan atau gumpalan darah di hidung.

Gumpalan darah ini mencegah pendarahan berlebihan saat pembuluh darah rusak. Saat kamu mencubit hidung untuk menghentikan mimisan, darah akan mulai menggumpal hingga akhirnya berhenti mengalir.

Mimisan umum terjadi dan jarang berbahaya. Begitu juga dengan mimisan yang disertai gumpalan darah. Gumpalan yang terbentuk bisa berbeda-beda ukurannya, tergantung seberapa banyak darah yang ada.

Meskipun mimisan biasanya tidak berbahaya, tetapi tidak ada salahnya kita mencari tahu penyebabnya. Dengan begitu, kita bisa berusaha mencegah mimisan terjadi di kemudian hari.

1. Trauma

Trauma adalah salah satu penyebab paling umum dari mimisan. Beberapa jenis trauma yang dapat menyebabkan mimisan, antara lain:

  • Mengupil.
  • Mendorong suatu benda ke dalam hidung.
  • Menahan pukulan di wajah.
  • Penggunaan semprotan hidung yang tidak tepat.
  • Menghirup zat atau obat tertentu ke dalam hidung.

Trauma pada hidung dapat memecahkan pembuluh darah kecil di bagian dalamnya sehingga menyebabkan darah mengalir. Saat ini terjadi, akan terbentuk gumpalan darah untuk mencegah pendarahan berlebihan dari pembuluh darah. Biasanya, ini tidak memerlukan pengobatan.

2. Lingkungan kering

Lingkungan yang sangat kering dapat menyebabkan lapisan dalam hidung mengering dan pecah-pecah. Hal ini dapat memecahkan pembuluh darah di hidung dan menyebabkan mimisan.

Mimisan ini lebih sering terjadi di dataran tinggi, karena udaranya lebih kering. Hal ini akan memungkinkan terbentuknya gumpalan darah dan tubuh memperbaiki kerusakan pada pembuluh darah. Namun, seseorang bisa kembali mengalami mimisan jika tetap berada di lingkungan tersebut.

Saat berada di dataran tinggi, mungkin kamu perlu mengoleskan krim pelembap. Ini berguna untuk mengurangi kekeringan dan mencegah mimisan.

3. Obat-obatan

Beberapa obat dapat meningkatkan risiko mimisan. Contoh paling umum meliputi:

  • Pengencer darah (antikoagulan): Contohnya warfarin, rivaroxaban, apixaban, heparin, aspirin, dan clopidogrel. Antikoagulan adalah obat yang mempersulit pembekuan darah. Jadi, tidak mengherankan obat jenis meningkatkan risiko mimisan, meski tidak ada pemicu atau penyebab yang jelas.
  • Steroid hidung: Obat ini digunakan untuk mengatasi alergi. Sayangnya, bahan ini dapat menipiskan kulit dan pembuluh darah yang melapisi bagian dalam hidung, sehingga lebih mudah mengalami pendarahan.
  • Dekongestan hidung: Semprotan hidung dapat mengeringkan bagian dalam hidung secara signifikan. Ini selanjutnya bisa membuat pembuluh darah lebih rentan mengalami pendarahan.
  • Narkoba: Narkoba hirup dapat mengiritasi bagian dalam hidung dan menyebabkan mimisan. Hal ini terutama berlaku untuk kokain.

4. Deviasi septum

ilustrasi deviasi septum  (freepik.com/stockking)
ilustrasi deviasi septum (freepik.com/stockking)

Deviasi septum nasal terjadi saat septum hidung memiliki bentuk atau posisi yang tidak normal. Ini dapat terjadi sejak lahir atau akibat cedera pada hidung.

Septum yang menyimpang dapat menyebabkan aliran udara ke salah satu lubang hidung menjadi terbatas. Ini dapat membuat kulit di dalam lubang hidung menjadi kering dan pecah-pecah, sehingga meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah.

Gejala lain dari deviasi septum adalah hidung tersumbat yang juga dapat meningkatkan risiko mimisan.

Mimisan yang terjadi akibat deviasi septum bisa dihentikan atau terus terjadi. Solusi permanen untuk mengatasi masalah ini adalah menjalani operasi untuk memperbaiki septum.

5. Reaksi alergi

Alergi yang dipicu oleh sejumlah alergen (seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan peliharaan) dapat menyebabkan mimisan.

Mimisan bisa menjadi hal yang umum dan normal bagi orang yang mengalami alergi musiman. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pembuluh darah pada septum hidung tepat di dalam hidung (dinding yang memisahkan sisi kiri dan kanan hidung).

Kerusakan ini dapat diakibatkan oleh:

  • Jaringan mukosa kering atau rapuh di dalam hidung.
  • Antihistamin dan dekongestan yang digunakan untuk mengobati alergi.
  • Iritasi akibat meniup hidung atau mengupil, luka ringan, atau bahan iritan lainnya.

6. Kehamilan

Kehamilan membuat perempuan lebih rentan mengalami mimisan. Ini karena selama kehamilan, perempuan mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan pembuluh darah membesar, sehingga meningkatkan risiko pendarahan, terutama pada pembuluh darah yang lebih sensitif.

Perubahan hormon lain juga membuat pembuluh darah lebih meregang. Perubahan ini menyebabkan hidung ibu hamil lebih mudah mengeluarkan darah.

7. Hipertensi

Banyak orang menganggap bahwa mimisan dapat terjadi karena tekanan darah tinggi. Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung anggapan tersebut.

Memang, orang cenderung memiliki tekanan darah tinggi ketika mimisan. Namun, hal ini hanya terkait dengan stres akibat peristiwa tersebut.

Mimisan terjadi ketika pembuluh darah di hidung pecah sehingga darah bocor keluar. Tubuh biasanya akan membentuk gumpalan darah untuk menghentikan pendarahan dan memperbaiki kerusakan. Kebanyakan penyebab mimisan tidak berbahaya, tetapi penting untuk menemui dokter jika mimisan berlangsung lebih dari 30 menit atau disertai gejala lain.

Referensi

"Epistaxis." StatPearls. Diakses Juli 2024. 
"What to know about nosebleeds with clots." Medical News Today. Diakses Juli 2024. 
"What Causes Nosebleeds, and How Do You Prevent Them?" GoodRx. Diakses Juli 2024. 
"Nasal symptoms." American College of Allergy, Asthma, & Immunology. Diakses Juli 2024. 
"Nosebleeds." Nemours TeensHealth. Diakses Juli 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Nur Seto
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us