Bronkospasme terjadi ketika otot-otot saluran udara paru-paru menyempit dan menegang, sehingga mempersempit diameter saluran udara. Ini bisa menyebabkan nyeri atau sesak di dada, kesulitan bernapas, dan kelelahan mendadak.
Bronkospasme dapat muncul akibat kondisi pernapasan yang mendasarinya, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan bronkitis kronis.
Namun, orang yang tidak memiliki kondisi pernapasan yang mendasarinya dapat mengalami bronkospasme akibat olahraga. Menurut penelitian, ini biasanya terjadi 2–5 menit setelah olahraga dan hilang dalam waktu satu jam.
Bangun dengan nyeri dada bisa mengkhawatirkan. Terlebih, penyebab nyeri dada cukup bervariasi, dari masalah kecil hingga serius. Jadi, penting untuk selalu menganggap serius nyeri dada dan segera menghubungi dokter jika tiba-tiba mengalami nyeri di salah satu atau kedua sisi dada.
Referensi
Scheer, Frank a. J. L., and Steven A. Shea. “Human circadian system causes a morning peak in prothrombotic plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) independent of the sleep/wake cycle.” Blood 123, no. 4 (23 Januari 2014): 590–93.
Healthline. Diakses pada Juni 2024. Waking up with Chest Pain.
Livestrong.com. Diakses pada Juni 2024. Waking Up With Chest Pain? Here’s What Your Body’s Trying to Tell You.
Medical News Today. Diakses pada Juni 2024. 10 causes of waking up with chest pain.
Aggarwal, Bhumika, Aruni Mulgirigama, dan Norbert Berend. “Exercise-induced bronchoconstriction: prevalence, pathophysiology, patient impact, diagnosis and management.” Npj Primary Care Respiratory Medicine 28, no. 1 (14 Agustus 2018).