10 Penyebab Nyeri Dada pada Perempuan

- Nyeri dada bisa menandakan serangan jantung baik pada laki-laki maupun perempuan, meski ada banyak juga penyebab potensial lainnya.
- Kardiomiopati stres, perikarditis, GERD, pneumonia, emboli paru, kostokondritis, fibromialgia, dan fraktur tulang rusuk juga bisa menjadi penyebab nyeri dada pada perempuan.
Nyeri dada bisa menandakan serangan jantung baik pada laki-laki maupun perempuan, meski ada juga penyebab potensial lain seperti peradangan jantung, infeksi paru-paru atau bekuan darah, heartburn, patah tulang rusuk, atau fibromialgia.
Memastikan penyebab nyeri dada dan apakah itu berasal dari serangan jantung atau kondisi lain yang mengancam jiwa, seperti pembekuan darah, sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti gagal jantung atau bahkan kematian.
Di bawah ini dipaparkan daftar kemungkinan penyebab nyeri dada pada perempuan.
1. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika ada sesuatu yang menghalangi aliran darah ke jantung sehingga tidak bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.
Sebagian besar serangan jantung berkembang dari penyakit arteri koroner, yang mana gumpalan lemak (plak) menumpuk di dalam arteri koroner, yang biasanya memberi makan jantung dengan darah beroksigen.
Plak tersebut dapat pecah, membentuk bekuan darah yang dapat menyumbat sebagian atau seluruh bagian dalam arteri koroner, sehingga menyebabkan serangan jantung karena aliran darah yang tidak mencukupi.
Perempuan dan laki-laki cenderung menunjukkan tanda-tanda serangan jantung yang berbeda.
Dibandingkan laki-laki, perempuan cenderung tidak merasakan tekanan yang sangat besar di dada mereka. Sebaliknya, perempuan lebih cenderung mengalami pusing, kelelahan, atau mual. Perempuan mungkin juga merasakan nyeri di kedua lengan, bukan hanya di lengan kiri.
Gejala khas serangan jantung pada perempuan antara lain:
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada.
- Sesak napas.
- Keringat dingin, sakit kepala ringan, atau mual.
- Ketidaknyamanan, mati rasa, atau nyeri pada salah satu atau kedua lengan, leher, perut, rahang, atau punggung.
- Sensasi seperti diremas, nyeri, tekanan tidak nyaman, atau rasa penuh di bagian tengah dada.
Sensasi yang memengaruhi dada cenderung berlangsung lebih dari beberapa menit atau berhenti sebelum dimulai lagi.
Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera cari perhatian medis.
Kesenjangan gender dalam perawatan jantung
Sebuah penelitian tahun 2022 mengungkapkan bahwa perempuan yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan nyeri dada memiliki kemungkinan 4 persen lebih kecil untuk dievaluasi untuk perawatan darurat atau menjalani elektrokardiogram (EKG), yang memeriksa aktivitas listrik di jantung dan dapat mengindikasikan serangan jantung.
Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan yang mengalami nyeri dada tidak segera diperiksa oleh dokter dibandingkan laki-laki dan 5,5 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit untuk observasi.
Demikian pula, perempuan 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirujuk ke rehabilitasi jantung, meskipun hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang secara signifikan setelah serangan jantung. Pasien yang menyelesaikan rehabilitasi jantung biasanya memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, suasana hati yang lebih baik secara keseluruhan, dan peningkatan kemandirian.
Penyedia layanan kesehatan harus menekankan pentingnya rehabilitasi jantung bagi perempuan dan anggota keluarga mereka. Mendidik pasien dan keluarga adalah kunci dalam mengurangi masalah kesehatan jangka panjang yang dapat dicegah.
2. Kardiomiopati stres

Kardiomiopati stres, juga disebut kardiomiopati takotsubo atau sindrom patah hati, menyebabkan nyeri dada hebat mendadak, mirip serangan jantung.
Gejala serangan jantung klasik—tekanan berat, rasa berat, atau nyeri di dada—paling sering timbul dari penyumbatan di arteri koroner yang mencegah darah mencapai otot jantung. Namun, kardiomiopati stres dapat menimbulkan gejala jantung tiba-tiba yang sama meskipun arteri koroner dalam keadaan bersih.
Terkadang orang dengan kondisi mengalami nyeri dada yang tidak terlalu parah. Sebaliknya, mereka mungkin mengalami sesak napas, rasa lelah yang tiba-tiba, keringat dingin, atau sakit kepala ringan.
Kardiomiopati stres dianggap sebagai respons terhadap tekanan emosional atau psikologis yang signifikan, yang menyebabkan tubuh melepaskan katekolamin dalam kadar beracun. Hormon-hormon ini memperbesar jantung dan untuk sementara waktu mengganggu fungsi jantung.
Perempuan pascamenopause paling mungkin mengalami kondisi ini. Karena kardiomiopati stres sangat mirip dengan serangan jantung, penyakit ini hanya didiagnosis setelah serangan jantung sepenuhnya dikesampingkan.
3. Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada perikardium, kantung yang membungkus jantung. Gejala khasnya adalah nyeri dada yang tajam atau menusuk yang memburuk saat menarik napas dalam-dalam atau saat berbaring.
Nyeri dada adalah gejala perikarditis yang paling umum. Biasanya nyeri terasa tajam atau menusuk, tetapi beberapa orang mengalami nyeri dada yang tumpul, pegal, atau seperti tertekan.
Paling sering, nyeri perikarditis dirasakan di belakang tulang dada atau di sisi kiri dada. Rasa sakitnya mungkin:
- Menyebar ke bahu kiri dan leher, atau ke kedua bahu.
- Menjadi lebih buruk ketika batuk, berbaring atau mengambil napas dalam-dalam.
- Membaik ketika duduk atau mencondongkan tubuh ke depan.
Gejala perikarditis lainnya dapat meliputi:
- Batuk.
- Kelelahan atau perasaan lemah atau sakit secara umum.
- Pembengkakan pada tungkai atau kaki.
- Demam ringan.
- Detak jantung berdebar atau berdebar kencang, disebut juga jantung berdebar-debar.
- Sesak napas saat berbaring.
- Pembengkakan pada perut.
4. GERD

GERD terjadi ketika asam lambung kembali ke kerongkongan. Penyakit ini biasanya menyebabkan nyeri dada seperti diremas atau sensasi terbakar di bawah tulang dada) yang mungkin menjalar ke punggung, leher, rahang, atau lengan.
Gejala tersebut, disebut heartburn, biasanya terjadi setelah makan dan bisa membangunkan kamu dari tidur. Regurgitasi sering terjadi. Gejala lainnya bisa termasuk kesulitan menelan (disfagia) dan batuk.
5. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan pada esofagus. Gejala utamanya adalah:
- Nyeri dada (di belakang tulang dada) atau tenggorokan. Rasa sakitnya bisa terasa seperti terbakar, berat, atau tajam. Jika refluks asam adalah penyebab esofagitis, rasa sakitnya mungkin memburuk setelah makan atau saat berbaring. Nyeri akibat esofagitis mungkin menetap atau hilang timbul.
- Masalah menelan, termasuk nyeri dada yang makin parah saat menelan atau terasa ada makanan yang menempel di dada setelah kamu menelan.
- Pendarahan, terlihat seperti darah pada muntahan atau tinja menjadi gelap.
6. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini menyebabkan kantung udara, atau alveoli, paru-paru terisi cairan atau nanah. Bakteri, virus, atau jamur dapat menyebabkan pneumonia.
Nyeri dada adalah salah satu gejala pneumonia yang paling umum. Ini disebabkan oleh selaput di paru-paru yang terisi cairan. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit yang terasa seperti sensasi berat atau tertusuk dan biasanya memburuk saat batuk, bernapas, atau tertawa.
Gejala pneumonia lainnya meliputi:
- Nyeri atau sesak di dada yang memburuk saat batuk atau bernapas.
- Batuk berdahak.
- Tiba-tiba merasa lebih buruk setelah sakit pilek atau flu.
- Demam tinggi.
- Mual.
- Diare.
- Menggigil.
- Sesak napas.
- Muntah.
7. Emboli paru
Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah menempel di paru-paru. Paling sering, bekuan darah terbentuk di vena dalam di kaki (trombosis vena dalam, atau DVT) sebelum pecah dan berpindah melalui aliran darah ke paru-paru.
Gejala utama emboli paru meliputi nyeri dada yang:
- Dirasakan di bawah tulang dada atau di satu sisi.
- Terasa tajam atau menusuk.
- Terasa terbakar, nyeri, atau sensasi tumpul dan berat.
- Nyeri dada sering kali memburuk dengan pernapasan dalam.
- Mungkin membuat kamu membungkuk atau memegangi dada sebagai respons terhadap rasa sakit.
Gejala lain mungkin termasuk:
- Pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan.
- Tingkat oksigen rendah dalam darah (hipoksemia).
- Napas cepat atau mengi.
- Detak jantung cepat.
- Merasa cemas.
- Nyeri kaki, kemerahan, atau bengkak.
- Tekanan darah rendah.
- Batuk tiba-tiba, mungkin batuk darah atau lendir berdarah.
- Sesak napas yang dimulai secara tiba-tiba saat tidur atau saat beraktivitas.
- Demam ringan.
- Kulit kebiruan (sianosis) – lebih jarang terjadi.
8. Kostokondritis

Kostokondritis adalah peradangan pada tulang rawan tempat tulang rusuk terhubung ke tulang dada. Nyeri yang diakibatkannya mungkin mirip dengan serangan jantung atau kondisi jantung lainnya.
Nyeri yang berhubungan dengan kostokondritis biasanya:
- Terjadi di sisi kiri tulang dada.
- Tajam, nyeri, atau seperti tekanan.
- Memengaruhi lebih dari satu tulang rusuk.
- Dapat menjalar ke lengan dan bahu.
- Memburuk saat menarik napas dalam, batuk, bersin, atau saat melakukan gerakan dinding dada.
9. Fibromialgia
Fibromialgia adalah kelainan seumur hidup yang lebih sering terjadi pada perempuan dan menyebabkan rasa sakit yang meluas, disertai kelelahan dan kesulitan tidur.
Nyeri dada dapat terjadi pada 8 hingga 71 persen dari individu yang terkena dampak dan, jika ada, biasanya terjadi di dekat tepi tulang dada, yang berpotensi menandakan kostokondritis yang tumpang tindih.
Gejala utama fibromialgia antara lain:
- Nyeri dan kekakuan kronis (tahan lama) di seluruh tubuh. Ini sering digambarkan sebagai denyutan, sensasi terbakar, atau seperti ditusuk-tusuk.
- Kelelahan.
- Sulit tidur.
Gejala lain mungkin termasuk:
- Masalah dengan pemikiran, ingatan, dan konsentrasi.
- Kekakuan otot dan sendi.
- Mati rasa atau kesemutan pada lengan dan kaki.
- Sensitivitas terhadap cahaya, kebisingan, bau, dan suhu.
Orang dengan fibromialgia juga lebih mungkin terkena penyakit tertentu, seperti:
- Kecemasan.
- Depresi.
- Sakit kepala, termasuk migrain.
- Sindrom iritasi usus besar.
- Nyeri pada wajah atau rahang, termasuk kelainan pada rahang yang dikenal dengan istilah sindrom sendi temporomandibular (TMJ)
10. Patah tulang rusuk

Fraktur atau patah tulang rusuk bisa terjadi akibat trauma atau osteoporosis, suatu kondisi tulang yang menipis dan melemah sehingga membuat tulang rentan patah.
Osteoporosis empat kali lebih sering terjadi pada perempuan. Perempuan pascamenopause sangat berisiko terkena osteoporosis karena rendahnya kadar estrogen dan bertambahnya usia.
Patah tulang rusuk dapat menyebabkan rasa sakit yang parah. Ciri khasnya adalah rasa sakit yang makin parah saat menarik napas dalam-dalam. Nyeri akibat patah tulang rusuk bahkan dapat menghambat pernapasan sehingga menyebabkan infeksi dada.
Penyebab lainnya
Selain yang disebutkan di atas, masih ada lagi beberapa penyebab nyeri dada pada perempuan, seperti:
- Diseksi aorta.
- Gagal jantung.
- Stenosis aorta.
- Tukak lambung.
- Pneumotoraks.
- Herpes zoster.
- Gangguan panik.
Referensi
American Heart Association. Diakses pada Juli 2024. Heart Attack Symptoms in Women.
Yale New Haven Health. Diakses pada Juli 2024. Unexplained Chest Pain Symptoms Women Should Never Ignore.
Medical News Today. Diakses pada Juli 2024. Chest pain in women: What causes it, and how do doctors diagnose it?
Sawan, Mariem A, Rebecca S Steinberg, Michael N Sayegh, Christian Devlin, Omid Behbahani-Nejad, and Nanette K Wenger. “Chest Pain in Women: Gender- and Sex-based Differences in the Presentation and Diagnosis of Heart Disease.” Radcliffe Cardiology, November 28, 2023.
The University of Texas Southwestern Medical Center. Diakses pada Juli 2024. Women shouldn’t ignore or minimize chest pain – or other heart attack symptoms.
Narayana Health. Diakses pada Juli 2024. Female Chest Pain Right Side - Causes, Symptoms and Treatment Options.
Verywell Health. Diakses pada Juli 2024. Chest Pain in Women: What Causes It, and When Is It an Emergency?
Banco, Darcy, Jerway Chang, dkk. “Sex and Race Differences in the Evaluation and Treatment of Young Adults Presenting to the Emergency Department With Chest Pain.” Journal of the American Heart Association. Cardiovascular and Cerebrovascular Disease 11, no. 10 (May 17, 2022).
Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2024. Pericarditis.
Harvard Health Publishing. Diakses pada Juli 2024. Broken-heart syndrome (takotsubo cardiomyopathy).
Reid Health. Diakses pada Juli 2024. What Are the Symptoms of Pneumonia?
Icahn School of Medicine at Mount Sinai. Diakses pada Juli 2024. Pulmonary embolus.
Harvard Health Publishing. Diakses pada Juli 2024. Esophagitis.
Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2024. Costochondritis.
UpToDate. Diakses pada Juli 2024. Major causes of musculoskeletal chest pain in adults.
MedlinePlus. Diakses pada Juli 2024. Fibromyalgia.
Alswat, Khaled A. “Gender Disparities in Osteoporosis.” Journal of Clinical Medicine Research 9, no. 5 (January 1, 2017): 382–87.
Ji, Meng-Xia, and Qi Yu. “Primary osteoporosis in postmenopausal women.” Chronic Diseases and Translational Medicine 1, no. 1 (March 1, 2015): 9–13.
Yale Medicine. Diakses pada Juli 2024. Rib Fracture (Broken Rib).