Perbedaan Obat Sirop Kering dengan Obat Sirop Biasa

Apakah kamu pernah dengar obat sirop kering?

Kandungan obat yang banyak dan beragam sifatnya menyebabkan obat dibuat dalam berbagai bentuk, baik cair maupun padat.

Selain stabilitas zat aktif obat, kondisi pasien juga memengaruhi jenis sediaan obat yang digunakan. Sebagai contoh, obat untuk anak-anak banyak tersedia dalam bentuk sirop dengan berbagai rasa untuk memudahkan mereka minum obat. Obat sirop juga biasanya ditambah berbagai warna sesuai rasa yang digunakan. Rasanya pun cenderung manis.

Ada juga jenis obat sirop yang perlu dilarutkan terlebih dulu yang dinamakan obat sirop kering. Pernah dengar? Apa perbedaan antara obat sirop kering dan obat sirop biasa? Yuk, pahami lebih lanjut!

1. Kandungannya

Perbedaan Obat Sirop Kering dengan Obat Sirop Biasailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Obat sirop kering biasanya mengandung antibiotik atau obat lain yang bahan aktifnya tidak stabil dalam penambahan air. Apabila ditambahkan air akan terjadi penguraian.

Contoh obat yang biasa dibuat dalam sirop kering adalah amoxicillin, ampicillin, dan cefadroxil. Dibuat sirop kering karena untuk menjaga stabilitas kandungan zat aktif, dibuat dalam bentuk serbuk atau granul yang akan direkonstitusi (dilarutkan) saat akan diserahkan kepada pasien.

Baca Juga: 9 Obat yang Bikin Kadar Kolesterol Naik, Penting Diketahui

2. Pencampurannya

Perbedaan Obat Sirop Kering dengan Obat Sirop Biasailustrasi pencampuran obat sirop (pexels.com/Mikhail Nilov)

Obat sirop kering merupakan sediaan berbentuk serbuk dalam botol obat berwarna gelap yang harus dilarutkan terlebih dahulu sampai batas tertentu, biasanya dengan air mineral. Sementara itu, obat sirop biasa berupa cairan yang sudah dicampurkan dari pabrik atau industri obat tanpa perlu mencairkannya lagi.

Obat sirop kering biasanya diberikan dalam bentuk sudah dilarutkan oleh tenaga farmasi sehingga tidak perlu melarutkan lagi. Kecuali, jika menerima lebih dari satu botol obat sirop kering, biasanya yang hanya akan dilarutkan satu botol saja karena berkaitan dengan stabilitas siropnya yang hanya bertahan seminggu. Botol lainnya bisa dilarutkan sendiri dengan air mineral.

Hati-hati, perhatikan batas air yang harus dicampurkan ke dalam botol. Jika perlu, gunakan gelas ukur agar tidak kelebihan air atau kekurangan air karena akan memengaruhi dosis obat ketika dikonsumsi.

3. Lama penyimpanannya

Perbedaan Obat Sirop Kering dengan Obat Sirop Biasailustrasi obat-obatan (pexels.com/Ron Lach)

Beda halnya dengan obat sirop biasa yang memiliki batas penggunaan 30–90 hari setelah kemasan dibuka, obat sirop kering hanya bisa digunakan selama 7 hari setelah kemasan dibuka dan pencampuran (dilarutkan). Keduanya disimpan pada suhu ruangan yang kurang dari 30 derajat Celsius. Lihat kemasan sebelum menyimpan obat.

Itulah perbedaan antara obat sirop kering dan obat sirop biasa. Obat sirop kering merupakan sediaan yang harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi karena kandungan zat aktifnya tidak stabil dalam penambahan air. Hal ini membuat obat sirop kering hanya tahan 7 hari setelah dibuka dan dilarutkan. Jangan mengonsumsi obat sirop kering yang sudah larut lebih dari 7 hari karena tidak terjamin stabilitas dan efektivitasnya.

Baca Juga: 14 Obat yang Dapat Merusak Hati, Bijaklah Menggunakannya

Rifka Naila Photo Verified Writer Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya