Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tension Headache (Sakit Kepala Tegang): Gejala, Pengobatan

ilustrasi tension headache atau sakit kepala tipe tegang (pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi tension headache atau sakit kepala tipe tegang (pexels.com/Edward Jenner)

Sakit kepala adalah keluhan yang banyak dialami setiap harinya. Walau merupakan keluhan umum, tetapi sakit kepala memiliki berbagai jenis. Salah satunya adalah sakit kepala tipe tegang atau tension-type headache.

Sakit kepala jenis ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut beberapa penelitian, hampir hampir 30–78 persen populasi pernah mengalami sakit kepala tipe ini. Bisa ganggu aktivitas, yuk, kenali sakit kepala tipe tegang dan apa yang membedakannya dengan sakit kepala jenis lainnya.

1. Apa itu sakit kepala tipe tegang?

ilustrasi tension type headache atau sakit kepala tipe tegang (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi tension type headache atau sakit kepala tipe tegang (pexels.com/Ron Lach)

Sakit kepala tipe tegang adalah suatu episode nyeri kepala berulang dengan durasi beberapa menit hingga beberapa minggu.

Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Annals of Indian Academy Neurology tahun 2012, sebelum dikenal sebagai sakit kepala tipe tegang, nyeri kepala yang satu ini pernah memiliki berbagai macam nama yang erat kaitannya dengan faktor psikologis, yaitu nyeri kepala psikogenik, nyeri kepala akibat stres, serta nyeri kepala akibat kontraksi otot.

2. Penyebab

ilustrasi sakit kepala tipe tegang atau tension type headache (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi sakit kepala tipe tegang atau tension type headache (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sakit kepala tipe tegang bisa dialami berbagai usia, terutama remaja dan orang dewasa. Perempuan sedikit lebih sering mengalami sakit kepala jenis ini ketimbang laki-laki.

Dilansir Medscape, sakit kepala tipe tegang dipercaya berhubungan dengan faktor otot di daerah kepala serta faktor psikis, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa faktor lain dapat memengaruhinya.

Selain itu, teori terbaru menunjukkan bahwa individu dengan sakit kepala tipe tegang memiliki sensitivitas otot wajah terhadap nyeri yang lebih tinggi dibandingkan orang normal.

3. Gejala

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/jcomp)
ilustrasi sakit kepala (freepik.com/jcomp)

Bila mengalami sakit kepala tipe tegang, biasanya kamu akan merasakan nyeri tumpul seperti diikat pada daerah dahi hingga belakang kepala. Intensitas nyerinya ringan hingga sedang. 

Nyeri dimulai dari belakang kepala dan meluas hingga ke seluruh daerah kepala. Biasanya intensitas nyeri akan semakin meningkat seiring perubahan waktu dari pagi ke siang.

Aktivitas tidak memperburuk derajat keparahan nyeri kepala. Biasanya tidak disertai dengan mual serta muntah, tetapi pasien dapat kesulitan untuk tidur, gelisah, sulit fokus, serta nyeri seluruh otot badan.

4. Pemicu

Ilustrasi stres kerja (pexels.com/energepic.com)
Ilustrasi stres kerja (pexels.com/energepic.com)

Dilansir WebMD, sebagian besar kasus sakit kepala tipe tegang dipicu oleh stres akibat pekerjaan, sekolah, keluarga, teman, atau hubungan lainnya. Pemicu sakit kepala tipe tegang yang lain bisa berupa:

  • Tidak cukup istirahat.
  • Postur yang buruk.
  • Stres emosional atau mental, termasuk depresi.
  • Kecemasan.
  • Kelelahan.
  • Rasa lapar.
  • Kadar besi tubuh rendah.
  • Alkohol.
  • Kafein.
  • Masalah gigi atau leher.
  • Terlalu sering melihat komputer.
  • Dehidrasi.
  • Melewatkan waktu makan.
  • Merokok.
  • Demam, flu, atau infeksi sinus.
  • Alkohol.
  • Kurang tidur.

5. Pengobatan

ilustrasi minum obat (freepik.com/yanalya)
ilustrasi minum obat (freepik.com/yanalya)

Sebelum ke dokter, bila nyeri kepala yang dirasakan ringan, kamu bisa minum air putih bila memang ternyata dehidrasi yang menjadi pemicunya.

Tidur pun bisa menjadi alternatif dalam mengatasi sakit kepala tipe tegang ringan dikarenakan kurang tidur bisa membangkitkan gejala.

Bila tidak mempan, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun, sebaiknya obat-obatan tersebut digunakan sesekali dan di bawah pengawasan dokter agar tidak terjadi rebound headache.

Sakit kepala rebound adalah kondisi ketika seseorang begitu tergantung dengan obat. Bila efek obat habis, nyeri kepala akan timbul kembali. Melakukan pijat bisa membantu melemaskan otot-otot yang tegang.

6. Pencegahan

ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro)

Olahraga rutin, peregangan tubuh, tidak melewatkan waktu makan, serta tidur yang cukup dipercaya dapat mencegah serangan sakit kepala tipe tegang.

Selain itu, mengidentifikasi faktor pemicu sakit kepala tipe tegang sangatlah penting agar tidak terjadi serangan lanjutan. Setiap mengalami serangan sakit kepala tipe tegang, catat apa yang terjadi atau yang dilakukan sebelum serangan terjadi. Misalnya makanan atau minuman yang dikonsumsi, atau aktivitas tertentu maupun situasi yang memicu stres.

Dengan membuat catatan tersebut, kamu bisa mengidentifikasi pemicu sakit kepala dan di kemudian hari bisa mencegahnya.

7. Kapan harus ke dokter?

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/pressfoto)

Sakit kepala tipe tegang biasanya merespons baik terhadap pengobatan dan jarang menyebabkan kerusakan saraf permanen. Walaupun begitu, sakit kepala tipe tegang kronis bisa mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Jika sudah begini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengatasinya.

Mengutip  MayoClinic, kamu perlu segera ke rumah sakit terdekat bila mengalami gejala di bawah ini:

  • Nyeri kepala yang hebat dan mendadak.
  • Nyeri kepala disertai demam, leher kaku, penurunan kesadaran, kejang, pandangan ganda, kelemahan anggota tubuh, serta sulit berbicara.
  • Nyeri kepala setelah kecelakaan, terutama jika nyeri terasa bertambah berat.

Itulah fakta seputar tension-type headache atau sakit kepala tipe tegang yang perlu kamu ketahui. Mengetahui pemicunya merupakan kunci keberhasilan tata laksana sakit kepala jenis ini. Maka dari itu, kamu yang kerap mengalaminya wajib mengidentifikasi faktor-faktor pemicu yang khas sehingga kekambuhannya bisa dicegah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us