Hipomagnesemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Magnesium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh

Hipomagnesemia merujuk pada kondisi kadar magnesium yang rendah dalam darah. Magnesium merupakan mineral yang sangat penting bagi kesehatan. Tubuh mengandung sekitar 25 gram magnesium. Sebagian besar ada di tulang dan jaringan lunak. Hanya sekitar 1 persen yang ada dalam darah.

Cara paling mudah untuk mengukur magnesium dalam tubuh adalah dengan tes darah. Apabila kadar magnesium dalam darah turun di bawah 0,75 mmol/L, itu berarti kamu mengalami kekurangan magnesium atau hipomagnesemia.

1. Penyebab

Dilansir WebMD, hipomagnesemia dapat disebabkan oleh rendahnya asupan magnesium. Ini juga bisa terjadi ketika terlalu banyak magnesium yang hilang melalui ginjal atau usus.

Kelompok berikut ini berisiko tinggi kehilangan terlalu banyak magnesium dengan cara ini:

  • Orang dengan masalah pencernaan seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac.
  • Orang dengan diabetes tipe 2, yang ginjalnya biasanya mengeluarkan lebih banyak urine.
  • Mereka yang terlalu sering menggunakan alkohol, menyebabkan masalah dengan ginjal dan sistem pencernaan.

Hipomagnesemia juga dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti:

  • Beberapa obat diuretik, yang digunakan untuk membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan garam.
  • Inhibitor pompa proton, yang mengobati refluks asam.
  • Kelas antibiotik yang dikenal sebagai aminoglikosida.
  • Amfoterisin B, obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur.
  • Obat jantung digitalis.
  • Obat kemoterapi tertentu.

2. Gejala

Orang dengan hipomagnesemia ringan mungkin tidak memiliki gejala. Jika gejala muncul, mengutip Medical News Today, ini mungkin termasuk:

  • Berkedut, terutama di otot-otot wajah.
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Perubahan kepribadian.
  • Tremor.
  • Refleks yang sangat jelas.
  • Sembelit.

Kekurangan magnesium yang lebih parah dapat menyebabkan:

  • Kontraksi otot.
  • Kejang.
  • Perubahan irama jantung.

Menurut sebuah ulasan ilmiah dalam jurnal Cardiology Research and Practice tahun 2019, para peneliti mencatat bahwa magnesium darah rendah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan fibrilasi atrium, gangguan yang menyebabkan bilik jantung bagian atas menjadi tidak terkoordinasi saat berdenyut.

Hipomagnesemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi tes darah (pixabay.com/fernandozhiminaicela)

3. Diagnosis

Untuk diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan pasien seputar gejala. Tes yang dapat dipesan oleh dokter termasuk elektrokardiogram (EKG).

Tes darah juga akan dilakukan untuk memeriksa kadar magnesium dalam tubuh. Kisaran normalnya adalah 1,3 hingga 2,1 mEq/L (0,65 hingga 1,05 mmol/L), mengutip MedlinePlus.

Tes darah dan urine lainnya yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Tes darah kalsium.
  • Panel metabolisme yang komprehensif.
  • Tes darah kalium.
  • Tes magnesium urine.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Mengandung Magnesium Guna Menjaga Metabolisme

4. Pengobatan

Ketika kadar magnesium sangat rendah sehingga menyebabkan gejala, dokter akan memberikan magnesium secara intravena. Dokter mungkin meresepkan magnesium oral sebagai pengobatan lanjutan. Perawatan hipomagnesemia juga harus mencakup mengatasi penyebab yang mendasarinya.

Ketika kadar magnesium sedikit rendah dan tidak menimbulkan gejala, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Pada pasien rawat inap, kadar magnesium yang rendah harus ditangani sebagai bagian dari manajemen nutrisi total. Mereka yang diberi makan melalui vena mungkin memerlukan suplemen magnesium.

Tidak jelas apakah pengobatan diperlukan bagi mereka dengan diabetes yang memiliki hipomagnesemia ringan. Setidaknya satu penelitian menemukan bahwa mereka yang memiliki magnesium rendah berisiko lebih besar mengalami komplikasi diabetes, seperti borok kaki, masalah penglihatan, dan penurunan fungsi ginjal.

Beberapa ahli percaya hipomagnesemia memperburuk resistansi insulin, yang pada gilirannya memperburuk hipomagnesemia, menciptakan situasi yang terus menurun atau memburuk.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Jika tidak diobati, hipomagnesemia dapat menyebabkan jantung berdetak tidak teratur. Nantinya, seseorang berisiko mengalami torsades de pointes, sejenis aritmia (gangguan irama jantung).

Kadar magnesium yang rendah juga dapat meningkatkan risiko:

  • Penyakit jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki cukup magnesium dalam makanannya memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan stroke.
  • Diabetes tipe 2. Orang dengan kadar magnesium yang lebih tinggi memiliki risiko resistansi insulin yang lebih rendah, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
  • Osteoporosis. Magnesium penting untuk kepadatan tulang. Kadar magnesium yang rendah terkait dengan osteoporosis, yang dapat meningkatkan risiko patah tulang.
  • Sakit kepala migrain. Orang-orang dengan migrain terkadang memiliki kadar magnesium yang rendah. Mereka mungkin dapat mengurangi frekuensi sakit kepala mereka dengan mengonsumsi suplemen magnesium di bawah pengawasan dokter.
Hipomagnesemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, PengobatanAlmon dan kacang mete adalah sumber magnesium yang baik (pixabay.com/armennano)

Hipomagnesemia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mendasarinya. Magnesium oral maupun intravena bisa efektif mengobatinya. 

Penting untuk menerapkan pola makan bergizi seimbang untuk memastikan kamu mendapat cukup magnesium. Apabila memiliki kondisi seperti penyakit Crohn atau diabetes, atau sedang minum obat diuretik, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kamu tidak mengembangkan hipomagnesemia.

Kalau kamu mengalami gejala kadar magnesium rendah, penting untuk segera menemui dokter untuk mencegah perkembangan komplikasi.

Baca Juga: 7 Manfaat Besar Magnesium untuk Tubuhmu, Harus Tahu

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya