"Supplements That May Worsen Migraine Symptoms." Haven Headache. Diakses pada Desember 2025.
"Can Protein Powder Cause Headaches?" Migraine Again. Diakses pada Desember 2025.
"Can Vitamins Give You a Headache?" Performance Lab. Diakses pada Desember 2025.
7 Suplemen yang Bisa Memicu atau Memperburuk Sakit Kepala

- Vitamin A dapat menyebabkan toksisitas retinoid kronis, memengaruhi tulang, tiroid, ginjal, dan sistem saraf pusat.
- Vitamin D berlebihan dapat memicu hiperkalsemia dengan gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, dan sakit kepala.
- Suplemen tinggi kafein dan 5-HTP juga bisa memicu sakit kepala atau migrain jika dikonsumsi berlebihan.
Banyak orang rutin mengonsumsi vitamin dan mineral demi tubuh yang lebih sehat. Harapannya energi meningkat, pencernaan lebih lancar, daya tahan tubuh kuat, dan performa harian makin optimal. Tak heran jika suplemen menjadi teman setia di meja makan atau tas olahraga.
Namun, ada sisi lain yang jarang dibahas. Alih-alih membuat tubuh merasa lebih baik, beberapa suplemen justru bisa memicu efek samping, seperti sakit kepala. Bahkan, vitamin yang tergolong esensial pun bisa menjadi masalah bila dosisnya tidak tepat. Maka dari itu, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu sebelum mulai mengonsumsi suplemen apa pun untuk memastikan apa yang kamu konsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuhmu.
1. Vitamin A
Vitamin A berperan penting untuk penglihatan malam, kesehatan kulit, sistem imun, hingga pertumbuhan dan reproduksi. Namun, karena termasuk vitamin larut lemak, vitamin A tidak mudah dibuang melalui urine. Jika dikonsumsi berlebihan, ini dapat menumpuk dan menyebabkan toksisitas retinoid kronis.
Kondisi ini bisa berdampak pada tulang, tiroid, ginjal, dan sistem saraf pusat. Gejalanya meliputi sakit kepala, mual, dan muntah. Karena itu, jika kamu mengonsumsi vitamin A dalam bentuk suplemen, sangat penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan.
2. Vitamin D
Vitamin D dikenal berperan dalam kesehatan tulang dan fungsi imun, sekaligus memengaruhi fungsi otak. Namun, asupan berlebihan dapat memicu hiperkalsemia atau kadar kalsium darah terlalu tinggi.
Efek sampingnya beragam, mulai dari kehilangan nafsu makan, sembelit, depresi, gangguan memori, rasa haus berlebihan, kelelahan, hingga sakit kepala.
Mengonsumsi vitamin D sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan, idealnya, berdasarkan hasil pemeriksaan kadar vitamin D.
3. St. John’s wort

Suplemen herbal ini sering digunakan untuk membantu mengatasi masalah suasana hati. Namun, efeknya terhadap migrain dan sakit kepala masih beragam. Tanaman ini berpotensi meredakan nyeri migrain dengan menghambat jalur nyeri tertentu di otak. Meski begitu, pada sebagian orang justru dapat memperburuk gejala migrain, sehingga masuk daftar herbal yang sebaiknya diwaspadai.
Efek samping yang umum meliputi pusing, sulit tidur, dan gelisah. Risiko terbesarnya adalah interaksi obat. St. John’s wort meningkatkan serotonin dan dapat memicu serotonin syndrome, yang salah satu gejalanya adalah sakit kepala. Konsultasi medis sangat dianjurkan sebelum menggunakannya.
4. Suplemen tinggi kafein
Kafein ibarat pedang bermata dua. Dalam jumlah dan waktu yang tepat, kafein bisa membantu meredakan sakit kepala. Namun, terlalu banyak atau tidak konsisten justru memicu sakit kepala.
Banyak suplemen energi dan fokus mengandung kafein tinggi dari ekstrak teh hijau, guarana, atau yerba mate. Asupan berlebihan atau penghentian mendadak bisa sama-sama memicu sakit kepala. Batas aman yang sering dianjurkan adalah di bawah 200 mg per hari.
5. 5-HTP
5-HTP merupakan suplemen prekursor serotonin yang pada sebagian orang dapat menimbulkan efek samping berupa sakit kepala atau migrain. Suplemen ini memengaruhi kadar serotonin yang berperan dalam jalur nyeri dan pelebaran pembuluh darah, dua faktor penting dalam migrain.
Pada dosis rendah hingga sedang (di bawah 400 mg per hari), 5-HTP justru dapat membantu menurunkan frekuensi migrain pada sebagian orang. Namun, dosis tinggi meningkatkan risiko efek samping, terutama jika dikombinasikan dengan obat antidepresan atau triptan, karena dapat memicu serotonin syndrome yang ditandai sakit kepala berat dan gelisah.
6. Bubuk protein

Bubuk protein juga bisa memicu sakit kepala, terutama melalui beberapa mekanisme. Asupan protein tinggi meningkatkan kebutuhan cairan untuk metabolisme, sehingga dehidrasi mudah terjadi bila minum tidak cukup, terutama setelah olahraga.
Selain itu, pemanis buatan seperti aspartam atau sukralosa, kandungan kafein tersembunyi, serta whey berbasis susu dapat memicu migrain pada individu yang sensitif. Fluktuasi gula darah akibat komposisi shake yang tidak seimbang juga bisa memperparah sakit kepala tipe tegang.
Solusinya, pilih produk dengan bahan sederhana, perbanyak minum air, dan perhatikan reaksi tubuhmu sendiri.
7. Suplemen pre-workout
Suplemen pre-workout sering dianggap ampuh untuk meningkatkan energi sebelum olahraga. Namun, bagi orang yang memiliki riwayat migrain, suplemen pre-workout justru bisa jadi pemicu masalah.
Produk ini umumnya mengandung kafein tinggi, vasodilator seperti L-arginine dan L-citrulline, serta pemanis buatan. Vasodilator bekerja dengan melebarkan pembuluh darah agar aliran darah meningkat. Masalahnya, pelebaran pembuluh darah juga terjadi saat serangan migrain sehingga efeknya bisa memperparah sakit kepala.
Ditambah lagi, kafein dan pemanis buatan sering memicu nyeri kepala pada orang sensitif.
Suplemen memang bermanfaat, tetapi bukan berarti tanpa risiko. Sebelum mencoba suplemen baru, terutama jika kamu memiliki riwayat migrain atau sedang mengonsumsi obat tertentu, bicarakan dulu dengan dokter atau ahli gizi. Pendekatan yang tepat bisa membantumu mendapatkan manfaat tanpa harus mengalami sakit kepala.
Referensi

















