Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Suplemen yang Membantu Menurunkan Kadar Kolesterol

Kapsul suplemen minyak ikan.
ilustrasi suplemen minyak ikan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Intinya sih...
  • Fitosterol membantu menurunkan kolesterol dengan menghambat penyerapan kolesterol di usus
  • Red yeast rice extract (RYRE) efektif menurunkan LDL, namun keamanan dan dosisnya masih belum jelas
  • Niasin (vitamin B3) dapat menurunkan LDL, tetapi berisiko efek samping jika dikonsumsi dalam dosis tinggi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kolesterol tinggi kerap datang tanpa gejala, tetapi dampaknya bisa sangat serius. Banyak orang baru menyadari masalah ini setelah hasil cek darah menunjukkan angka LDL yang melonjak, padahal tubuh terasa baik-baik saja. Di sinilah kolesterol menjadi “musuh diam-diam” yang perlahan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Selain mengatur pola makan dan rutin berolahraga, tak sedikit orang mulai melirik suplemen sebagai solusi tambahan. Namun pertanyaannya, apakah suplemen benar-benar aman dan efektif untuk menurunkan kolesterol?

Di sini dibahas berbagai vitamin dan suplemen yang kerap dikaitkan dengan pengelolaan kolesterol, lengkap dengan manfaat, risiko, dan fakta ilmiahnya.

1. Fitosterol

Fitosterol adalah sterol dan stanol nabati yang secara alami terdapat dalam beberapa jenis makanan. Dalam bentuk suplemen, zat ini sering digunakan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol.

Cara kerjanya cukup menarik, yaitu dengan menghambat penyerapan kolesterol di usus, sehingga kolesterol yang masuk ke dalam darah menjadi lebih sedikit.

Konsumsi fitosterol saat makan, dikombinasikan dengan pola makan seimbang, dapat membantu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat). Umumnya, fitosterol aman dikonsumsi oleh orang sehat, meski pada sebagian orang bisa menyebabkan efek samping ringan, seperti diare atau lemak pada tinja. Namun, pada orang dengan kondisi langka bernama sitosterolemia, kadar sterol nabati yang tinggi justru dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dini.

2. Red yeast rice extract (RYRE)

Red yeast rice berasal dari beras yang difermentasi dengan jenis ragi tertentu. Suplemen ini mengandung monacolin K, senyawa yang secara kimia mirip dengan lovastatin, yaitu obat penurun kolesterol dari golongan statin.

Beberapa studi menemukan bahwa red yeast rice dapat menurunkan LDL dengan efektivitas yang hampir setara dengan statin. Namun, masalah utamanya terletak pada keamanan dan konsistensi dosis. Kandungan monacolin K dalam suplemen ini bisa sangat bervariasi karena regulasinya tidak seketat obat resep.

Selain itu, keamanan penggunaan jangka panjang masih belum jelas, sehingga banyak ahli kesehatan tidak merekomendasikannya.

3. Niasin (vitamin B3)

pexels-karola-g-5207309.jpg
ilustrasi suplemen (pexels.com/Karola G)

Niasin dikenal mampu menurunkan LDL dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) pada sebagian orang. Namun, efek ini biasanya hanya terlihat pada dosis tinggi yang diberikan melalui resep dokter, bukan dari suplemen bebas.

Mengonsumsi niasin sebagai suplemen juga berisiko menimbulkan efek samping, seperti rasa panas dan kemerahan pada kulit. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar niasin yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Karena itu, niasin tidak dianjurkan sebagai suplemen mandiri untuk menurunkan kolesterol, apalagi jika asupan harian sudah tercukupi dari makanan.

4. Beta-glukan

Beta-glukan adalah serat alami yang ditemukan dalam oat, barley, dan jamur. Serat ini bekerja dengan membantu mengikat kolesterol di saluran pencernaan sehingga tidak terserap ke dalam darah.

Sejumlah tinjauan ilmiah menunjukkan bahwa beta-glukan mampu menurunkan kolesterol total dan LDL. Menariknya, mekanismenya tidak hanya menghambat produksi kolesterol, tetapi juga membantu menyeimbangkan profil lipid secara keseluruhan. Meski hasilnya menjanjikan, tetapi para peneliti masih menekankan perlunya studi lanjutan untuk menentukan dosis dan cara konsumsi yang paling efektif.

5. Vitamin C

Vitamin C adalah antioksidan kuat yang dapat membantu mencegah oksidasi LDL—proses penting dalam pembentukan plak di pembuluh darah. Dengan kata lain, vitamin C berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah sekaligus mendukung pengelolaan kolesterol.

Manfaat ini paling terasa pada orang yang mengalami kekurangan vitamin C. Namun, vitamin ini tetap bekerja paling optimal jika dikombinasikan dengan pola hidup sehat dan pengawasan medis yang tepat.

6. Vitamin E

Suplemen.
ilustrasi suplemen (pexels.com/Pixabay)

Vitamin E membantu melindungi LDL dari kerusakan akibat oksidasi dan berperan dalam mencegah pembentukan foam cell, yang menjadi cikal bakal plak di arteri. Dengan begitu, vitamin E dapat mendukung kesehatan jantung secara tidak langsung.

Namun perlu diingat, vitamin E bersifat larut dalam lemak. Jika dikonsumsi berlebihan, vitamin ini dapat menumpuk dalam tubuh dan berisiko menimbulkan efek toksik. Konsultasi dengan tenaga medis sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi vitamin E dosis tinggi.

7. Asam lemak omega-3

Omega-3 lebih dikenal karena kemampuannya menurunkan kadar trigliserida, jenis lemak darah yang juga berperan besar dalam risiko penyakit jantung. Trigliserida tinggi, terutama jika disertai LDL tinggi dan HDL rendah, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Asam lemak omega-3, seperti DHA dan EPA, dapat diperoleh dari ikan berlemak atau suplemen minyak ikan dan alga. Meski bermanfaat, tetapi suplemen ini dapat berinteraksi dengan obat tertentu, seperti pengencer darah, sehingga penggunaannya sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Jika kamu didiagnosis kolesterol tinggi, perubahan pola makan tetap menjadi langkah utama. Beberapa suplemen memang dapat membantu, tetapi efektivitas dan keamanannya sangat bervariasi. Perlu diingat bahwa suplemen tidak diatur seketat obat, sehingga kualitas dan kandungannya bisa berbeda-beda.

Sebelum mencoba suplemen apa pun, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter. Hingga saat ini, obat resep tetap menjadi satu-satunya terapi yang terbukti secara konsisten mampu menurunkan LDL sekaligus mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Referensi

"Cholesterol-Lowering Alternatives." British Heart Foundation. Diakses pada Desember 2025.

"Vitamins for Cholesterol Management." Doral Health & Wellness. Diakses pada Desember 2025.

Marc Ferrell et al., “A Terminal Metabolite of Niacin Promotes Vascular Inflammation and Contributes to Cardiovascular Disease Risk,” Nature Medicine 30, no. 2 (February 1, 2024): 424–34, https://doi.org/10.1038/s41591-023-02793-8.

Maaike C. Gerards et al., “Traditional Chinese Lipid-lowering Agent Red Yeast Rice Results in Significant LDL Reduction but Safety Is Uncertain – a Systematic Review and Meta-analysis,” Atherosclerosis 240, no. 2 (April 11, 2015): 415–23, https://doi.org/10.1016/j.atherosclerosis.2015.04.004.

"Cholesterol-Lowering Supplements: What Works and What Doesn’t." Medical News Today. Diakses pada Desember 2025.

"High Cholesterol and Natural Products: What the Science Says." National Center for Complementary and Integrative Health. Diakses pada Desember 2025.

Petr Sima, Luca Vannucci, and Vaclav Vetvicka, “Β-glucans and Cholesterol (Review),” International Journal of Molecular Medicine 41, no. 4 (January 22, 2018): 1799–1808, https://doi.org/10.3892/ijmm.2018.3411.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Kasus HIV Menurun, tapi Sepertiga ODHIV di Indonesia Belum Diobati

23 Des 2025, 06:31 WIBHealth