Shamima Ahmed et al., “Black Cumin Seed ( Nigella Sativa ) Confers Anti‐Adipogenic Effects in 3T3‐L1 Cellular Model and Lipid‐Lowering Properties in Human Subjects,” Food Science & Nutrition 13, no. 9 (September 1, 2025): e70888, https://doi.org/10.1002/fsn3.70888.
Mohsen Taghizadeh et al., “Effect of the Cumin Cyminum L. Intake on Weight Loss, Metabolic Profiles and Biomarkers of Oxidative Stress in Overweight Subjects: A Randomized Double-Blind Placebo-Controlled Clinical Trial,” Annals of Nutrition and Metabolism 66, no. 2–3 (January 1, 2015): 117–24, https://doi.org/10.1159/000373896.
“Erratum,” Annals of Nutrition and Metabolism 79, no. 2 (January 30, 2023): 278, https://doi.org/10.1159/000529290.
Sesendok Kecil Habatusauda Setiap Hari Bantu Turunkan Kolesterol

- Studi klinis Jepang menemukan konsumsi 5 gram habatusauda per hari menurunkan LDL dan meningkatkan HDL dalam 8 minggu.
- Efek ini diduga terkait kemampuan biji hitam menghambat pembentukan sel lemak.
- Hasil masih awal; riset lebih besar dan jangka panjang tetap diperlukan.
Di banyak dapur, jintan hitam atau habatusauda (Nigella sativa) hadir sebagai rempah umum. Aroma hangatnya memang akrab di masakan Timur Tengah dan Asia, tapi dalam pengobatan tradisional, jintan hitam sudah lama dipakai dalam bentuk minyak, bubuk, hingga ekstrak.
Walaupun bukti ilmiah tentang manfaat habatusauda masih terbatas, tetapi beberapa studi sel dan hewan menunjukkan kemungkinan efek antioksidan dan antiinflamasi. Kini, sebuah uji klinis kecil dari Osaka Metropolitan University, Jepang, memberi gambaran lebih jelas.
Selama delapan minggu, 22 peserta diminta mengonsumsi 5 gram bubuk habatusauda setiap hari, kurang lebih satu sendok makan kecil. Hasilnya muncul lebih cepat dari dugaan: kadar kolesterol jahat (LDL) turun, sementara kolesterol baik (HDL) meningkat. Menariknya, kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan serupa.
Para peneliti menilai perbaikan profil lipid ini bisa menjadi langkah kecil namun penting dalam menjaga kesehatan jantung. Kalau benar konsisten, konsumsi harian sederhana ini mungkin membantu menurunkan risiko masalah kardiovaskular di masa depan.
Potensinya masih akan terus digali
Temuan studi ini melengkapi deretan studi kecil lain tentang habatusauda, yang sebagian menyebut rempah ini berpotensi membantu mengelola berat badan dan kolesterol. Namun, perjalanan ilmiahnya belum sepenuhnya mulus.
Pada 2015, ada sebuah riset yang melaporkan hasil menyaingi obat penurun kolesterol seperti orlistat, tetapi jurnal ilmiahnya kemudian memberi “expression of concern” karena dugaan ketidaktepatan atau data yang diragukan.
Setelahnya, beberapa penelitian lain tetap menemukan manfaat penurunan kolesterol, meskipun tidak sebesar klaim di studi kontroversial tersebut.
Sementara itu, studi terbaru ini menunjukkan kemungkinan mekanisme baru, bahwa habatusauda dapat menghambat proses pembentukan sel lemak melalui pengaturan genetik tertentu. Namun, itu masih hipotesis yang membutuhkan pengujian lebih mendalam.
Para ilmuwan berharap dapat melanjutkan penelitian dalam skala lebih besar dan durasi lebih panjang, terutama untuk memahami efeknya pada resistansi insulin dan penanda inflamasi pada diabetes. Meski belum bisa disebut “obat mujarab”, tetapi studi ini memberi harapan bahwa habatusauda menyimpan potensi yang layak dieksplorasi.
Referensi


















