Tarsal Tunnel Syndrome: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Tarsal tunnel atau terowongan tarsal berlokasi di bagian dalam pergelangan kaki. Ada banyak pembuluh darah, saraf, dan tendon yang berjalan melalui terowongan tarsal dan berfungsi memberikan gerakan dan fleksibilitas pada kaki.
Tarsal tunnel syndrome adalah kondisi kerusakan pada saraf tibialis posterior yang disebabkan oleh tekanan berulang. Kompresi saraf tibialis posterior dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, atau mati rasa di kaki.
Di sini, telah dirangkum dari laman Healthline dan John Hopkins Medicine, sejumlah informasi penting seputar tarsal tunnel syndrome.
1. Gejala

Gejala yang dirasakan masing-masing individu bisa sangat bervariasi. Pada sebagian orang, gejala berkembang di kaki secara bertahap, sedangkan sebagian lainnya merasakan gejala yang dimulai dengan sangat tiba-tiba.
Gejala TTS yang dirasakan bisa meliputi:
- Nyeri yang tajam
- Rasa seperti tertusuk
- Seperti tersengat listrik
- Sensasi terbakar
- Mati rasa
- Kesemutan
Gejala kadang diperburuk oleh aktivitas fisik. Namun, jika kondisinya sudah berlangsung lama, beberapa orang cenderung mengalami nyeri atau kesemutan pada malam hari atau saat istirahat.
2. Penyebab

TTS dihasilkan dari kompresi saraf tibialis dan sering disebabkan oleh kondisi lain. Penyebabnya di antaranya:
- Telapak kaki yang sangat rata, sehingga menyebabkan saraf tibialis meregang.
- Tulang jinak yang tumbuh di terowongan tarsal.
- Varises di membran yang mengelilingi saraf tibialis, yang menyebabkan tekanan pada saraf.
- Peradangan akibat artritis.
- Lesi dan pertumbuhan di sekitar saraf tibialis.
- Cedera atau trauma, seperti keseleo.
- Diabetes, sehingga saraf lebih rentan terhadap kompresi.
3. Diagnosis

Diagnosis TTS harus dilakukan oleh ahli saraf. Penting bagi dokter untuk menentukan tingkat keparahan kondisi agar dapat merekomendasikan rencana perawatan yang paling tepat, termasuk pembedahan jika perlu.
Diagnosis TTS mungkin melibatkan:
- Pemeriksaan klinis yang komprehensif.
- Meninjau riwayat medis lengkap.
- Tes listrik, seperti EMG atau studi konduksi saraf.
- Tes pencitraan, seperti sinar-X, CT scan, atau MRI.
4. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan untuk TTS bermacam-macam, tergantung pada gejala dan penyebab rasa sakit.
- Perawatan di rumah: TTS dapat diobati di rumah dengan konsumsi obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan. Istirahat, kompresi, dan elevasi, juga dapat membantu mengurangi pembengkakan.
- Perawatan yang diresepkan dokter: kadang, dokter memberikan suntikan steroid di daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Kawat dan split dapat digunakan untuk melumpuhkan kaki dan membatasi gerakan yang dapat menekan saraf. Bagi individu yang memiliki kaki rata, mungkin perlu menggunakan sepatu khusus yang mampu menopang lengkungan kaki.
- Pembedahan: pada kasus yang parah, dokter mungkin merekomendasikan operasi pelepasan terowongan tarsal.
5. Pencegahan

TTS tidak selalu dapat dicegah, utamanya jika itu terkait dengan kondisi yang mendasarinya. Namun, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terkena TTS. Berikut tipsnya dilansir The Podiatry Group:
- Sering-seringlah mengistirahatkan kaki saat kamu harus berdiri atau berjalan dalam waktu lama.
- Lakukan pemanasan yang benar sebelum olahraga berat, untuk mengurangi kemungkinan cedera pada kaki.
- Pastikan kaki mendapatkan dukungan yang memadai. Jika ada masalah kaki, seperti masalah lengkungan kaki, ortotik khusus dapat membantu menopang kaki dengan benar dan mengurangi ketegangan pada area tersebut.
- Rutin berolahraga untuk meningkatkan kekuatan dan kelenturan pada otot tungkai bawah dan mengurangi kemungkinan cedera dan stres pada tendon dan otot.
Terlepas dari apa yang mendasarinya, penting untuk mendapatkan perawatan dini bagi siapa pun yang memiliki tarsal tunnel syndrome untuk mencegah kerusakan saraf permanen.