Apakah Vaksin MMR Menyebabkan Autisme? Cek Faktanya

Kasus campak mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Adanya pendemi COVID-19 diduga menjadi salah satu faktor penurunan cakupan kegiatan vaksinasi campak. Di samping itu, adanya isu yang menyebar luas tentang keamanan vaksin MMR membuat sebagian orang tua khawatir untuk memberi vaksin pada anak mereka. Pasalnya, vaksin MMR diyakini sebagian orang dapat menyebabkan autisme.
Rumor terkait keamanan vaksin MMR sudah ada sejak akhir 1990-an. Padahal, pemberian vaksin MMR dapat melindungi anak dari penyakit campak. Lantas, bagaimana kebenaran isu tersebut? Berikut penjelasannya!
1. Rumor yang mengatakan vaksin MMR berkaitan dengan autisme

Dilansir Verywell Health, studi telah ditulis oleh dokter Andrew Wakefield dan diterbitkan di jurnal medis Lancet tahun 1998. Adanya studi tersebut sempat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Sebab, publikasi tersebut menghubungkan vaksin MMR sebagai penyebab autisme.
Kepanikan yang muncul akibat adanya kabar tersebut mengakibatkan jumlah anak-anak yang mendapatkan vaksin MMR menurun signifikan. Akibatnya, terjadi peningkatan kasus campak, gondongan, dan rubela.
Selanjutnya, General Medical Council menetapkan Wakefield telah memanipulasi data pasien sehingga penelitiannya didiskreditkan. Menambahkan penjelasan pada laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kekurangan dalam publikasi tersebut yaitu kesalahan seleksi subjek dan tidak adanya kelompok kontrol. Padahal, kelompok kontrol merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian.
2. Tidak ada bukti ilmiah vaksin MMR menyebabkan autisme

Mengutip penjelasan laman IDAI, tidak ada bukti ilmiah antara imunisasi campak dengan autisme. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan autisme.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah membentuk komisi yang terdiri dari peneliti independen untuk mengetahui hubungan antara vaksin MMR dengan autisme. Hasilnya pun sama, yaitu tidak ada hubungan antara kedua hal tersebut.
3. Mengenal vaksin MMR dan vaksin MR

Baik vaksin MMR dan vaksin MR, keduanya memberikan perlindungan dari penyakit campak. Vaksin MMR dapat memberi perlindungan terhadap tiga penyakit sekaligus, yaitu campak, gondongan, dan rubela. Sementara vaksin MR dapat memberikan perlindungan dari penyakit campak dan rubela.
Laman IDAI menyebutkan, bahwa imunisasi MR termasuk program imunisasi rutin. Imunisasi MR diberikan pada anak saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 Sekolah Dasar (SD).
4. Bagaimana keamanan vaksin campak?

American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa vaksin campak sangat aman. Sama seperti obat pada umumnya, vaksin juga dapat menimbulkan efek samping. Namun, efek samping yang timbul cenderung ringan, misalnya nyeri, bengkak di tempat suntikan, atau demam yang dapat sembuh sendiri antara 1 sampai 2 hari.
Risiko vaksin campak menimbulkan masalah yang serius sangat kecil. Melakukan vaksinasi campak jauh lebih aman daripada mengalami infeksi campak. Laman IDAI juga menjelaskan hal yang sama, bahwa vaksin MR aman dan efektif untuk mencegah penyakit campak dan rubela.
5. Tidak memberikan vaksin menyebabkan anak dan orang lain lebih rentan terhadap campak

Kebanyakan anak yang terinfeksi campak akan sembuh tanpa mengalami masalah tertentu. Namun, sebagian dari anak yang terinfeksi mengalami masalah yang lebih serius. Beberapa anak yang yang terinfeksi campak mengalami pneumonia dan sebagian lainnya mengalami infeksi di otak atau ensefalitis, bahkan juga dapat berakibat fatal.
Dengan adanya vaksin campak, anak-anak dapat terlindungi dari penyakit tersebut. Namun, ada sebagian orang tua yang menolak atau menunda memberikan vaksinasi kepada anaknya dalam beberapa tahun terakhir karena misinformasi terkait keamanan vaksin campak. Artinya, jumlah anak, remaja, dan orang dewasa yang tidak tervaksinasi makin bertambah.
Memilih tidak melakukan vaksinasi pada anak tidak hanya membuat anak mereka menjadi lebih rentan, melainkan juga anak lainnya berisiko tertular campak, seperti pada bayi yang belum cukup umur untuk vaksinasi, maupun anak yang tidak bisa vaksinasi karena kondisi kesehatannya.
Tidak ada bukti ilmiah antara imunisasi campak dengan autisme. Vaksin MMR dan vaksin MR terbukti aman dan dapat memberikan perlindungan dari campak. Dengan memberikan vaksin campak dapat melindungi anak sekaligus anak lainnya yang tidak bisa divaksinasi dari penyakit campak.