Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Saja Pantangan Olahraga bagi Pasien Diabetes?

ilustrasi skipping atau lompat tali (freepik.com/artursafronovvvv)
ilustrasi skipping atau lompat tali (freepik.com/artursafronovvvv)
Intinya sih...
  • Orang dengan retinopati diabetik perlu hindari angkat beban berat, latihan intensitas tinggi, atau lari sprint.
  • Pasien diabetes dengan penyakit jantung sebaiknya hindari aktivitas fisik terlalu berat dan olahraga pada suhu ekstrem.
  • Individu dengan penyakit pembuluh darah perifer harus pilih olahraga ringan seperti jalan kaki, renang, atau bersepeda untuk sirkulasi darah yang aman.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Olahraga merupakan bagian penting dalam pengelolaan diabetes. Aktivitas fisik rutin membantu mengendalikan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, menjaga kesehatan jantung, mengontrol berat badan, dan menunjang kesejahteraan secara keseluruhan. Namun, bagi orang yang hidup dengan diabetes, penting untuk memperhatikan batasan dan kehati-hatian tertentu saat berolahraga, terutama jika memiliki komplikasi terkait.

Agar olahraga yang kamu lakukan tidak memperparah kondisimu, di sini akan dibahas apa saja pantangan olahraga bagi orang dengan diabetes berdasarkan komplikasi yang dimiliki.

1. Gangguan mata (retinopati diabetik)

Orang dengan diabetes yang mengalami retinopati proliferatif sedang hingga berat atau retinopati non proliferatif berat perlu menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba.

Beberapa aktivitas yang perlu dihindari, meliputi angkat beban berat, latihan intensitas tinggi, atau lari sprint. Aktivitas berdampak rendah seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda lebih aman untuk dilakukan.

2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Orang dengan tekanan darah tinggi sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang sangat berat. Termasuk di antaranya adalah angkat beban berat dan latihan isometrik yang menahan posisi tubuh secara statis.

Aktivitas-aktivitas tersebut dapat memicu lonjakan tekanan darah yang berbahaya. Sebagai gantinya, pilihlah olahraga yang lebih ringan dan terkontrol. Jalan kaki, angkat beban ringan dengan repetisi tinggi, serta peregangan adalah pilihan yang lebih aman dan bermanfaat.

3. Penyakit jantung

ilustrasi orang sedang angkat beban (unsplash.com/Coreyyoung)
ilustrasi orang sedang angkat beban (unsplash.com/Coreyyoung)

Orang dengan diabetes disertai penyakit jantung perlu menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Aktivitas seperti angkat beban berat, latihan isometrik, dan olahraga pada suhu ekstrem dapat membahayakan kesehatan jantung. Kondisi cuaca yang terlalu panas atau dingin juga bisa memperberat kerja jantung.

Sebagai alternatif, disarankan melakukan aktivitas ringan yang lebih aman dan menenangkan. Contohnya adalah jalan kaki, berkebun, memancing, mengerjakan pekerjaan rumah ringan, peregangan, serta berolahraga pada suhu yang sejuk atau sedang.

4. Penyakit pembuluh darah perifer

Individu dengan penyakit pembuluh darah perifer sebaiknya tidak melakukan aktivitas berdampak tinggi. Lari atau lompat dapat memperparah gejala dan menambah tekanan pada kaki.

Pilihlah jenis olahraga yang lebih ringan dan aman untuk sirkulasi darah. Jalan kaki dengan jeda istirahat bisa menjadi pilihan yang baik. Selain itu, renang, bersepeda, atau olahraga duduk tanpa menahan beban tubuh juga sangat dianjurkan.

5. Osteoporosis atau radang sendi (artritis)

Pasien diabetes dengan osteoporosis atau radang sendi (artritis) harus menghindari aktivitas berdampak tinggi. Gerakan yang terlalu menghentak bisa memperparah kerusakan tulang atau sendi.

Olahraga tetap penting dilakukan, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jalan kaki ringan bisa membantu menjaga kekuatan tulang dan sendi. Olahraga air, angkat beban ringan, serta peregangan juga aman dan bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot.

6. Penyakit ginjal (nefropati)

ilustrasi olahraga ringan (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi olahraga ringan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Orang dengan nefropati sebaiknya menghindari olahraga berat yang dapat membebani fungsi ginjal. Aktivitas ringan hingga sedang seperti berkebun, jalan santai, atau olahraga air lebih aman.

Bagi yang menjalani dialisis, aktivitas intensitas tinggi harus dihindari dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

7. Neuropati otonom

Olahraga saat cuaca panas ekstrem berisiko menyebabkan dehidrasi. Sementara itu, aktivitas dengan perubahan gerakan cepat bisa memicu pingsan. Sebaiknya lakukan aerobik ringan hingga sedang dan latihan kekuatan, dengan durasi yang ditingkatkan secara bertahap. Untuk amannya, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai latihan apa pun, terutama jika perlu menjalani uji latihan jantung.

Pasien diabetes sangat dianjurkan untuk tetap aktif secara fisik, tetapi jenis dan intensitas olahraga harus disesuaikan dengan kondisi tubuh serta komplikasi yang dimiliki. Konsultasi dengan dokter atau ahli olahraga yang memahami kondisi diabetes sangat penting untuk merancang program latihan yang aman, efektif, dan menyenangkan.

Dengan memprioritaskan aktivitas berdampak rendah dan intensitas sedang, serta pengawasan yang tepat, manfaat olahraga dapat diperoleh secara optimal tanpa meningkatkan risiko kesehatan.

Referensi

"Exercising with Diabetes Complications." American Diabetes Association. Diakses pada Agustus 2025.
"Exercise and Type 2 Diabetes." Diabetes UK. Diakses pada Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us