Vitiligo, Bercak Putih di Kulit: Penyebab, Pengobatan, dan Komorbid

Vitiligo adalah kondisi medis di mana bercak putih muncul dan tersebar di permukaan kulit tubuh seperti wajah, leher, lengan, dan kaki. Vitiligo tidak menular, dapat menyerang siapa saja, dan tidak dapat hilang secara keseluruhan.
Dilansir Health Direct, di setiap 100 orang terdapat 1 hingga 2 orang yang mengalami vitiligo. Kondisi vitiligo umumnya muncul sebelum seseorang berusia 30 tahun. Jadi, apakah yang memicu hipopigmentasi kulit ini dan adakah obatnya? Yuk, disimak penjelasan di bawah ini agar lebih jelas.
1. Jenis dan penyebab

Sebelum membahas penyebab vitiligo, kita perlu tahu bahwa secara umum kondisi medis ini dibedakan menjadi dua yaitu non-segmental vitiligo dan segmental vitiligo. Diantara keduanya, non-segmental vitiligo adalah yang paling sering ditemukan.
Dikutip dari laman NHS.UK, non-segmental atau dikenal dengan istilah bilateral vitiligo adalah bercak putih yang tersebar di dua sisi tubuh dan bentuknya simetris, misalnya dua telapak tangan kiri dan kanan. Sementara segmental vitiligo adalah bercak putih yang muncul di satu sisi saja atau unilateral. Contohnya bercak putih hanya di sisi kanan wajah saja.
Mengacu kepada sumber yang sama, kurangnya pigmen melanin di kulit mengakibatkan seseorang mengalami vitiligo. Namun, belum diketahui secara pasti mengapa pigmen melanin tidak bisa memproduksi warna untuk kulit.
Meskipun demikian kondisi bilateral atau non-segmental vitiligo disebabkan oleh sistem imun tubuh yang tidak bekerja dengan baik. Sistem imun menyerang melanosit di kulit yang kemudian menyebabkan non-segmental vitiligo terjadi. Melanosit adalah sel yang menghasilkan melamin yang memberikan warna pada kulit dan rambut.
2. Gejala

Merangkum dari Mayo Clinic, gejala vitiligo antara lain berupa:
- Bercak putih/pucat muncul di permukaan kulit tubuh seperti di bagian wajah, tangan, mulut, lubang hidung, dan alat kelamin.
- Rambut di bulu mata, alis, dan di kulit kepala menjadi abu-abu atau putih.
- Warna lapisan kulit di dalam mulut dan hidung memudar.
- Bercak putih dapat muncul di hampir seluruh permukaan kulit. Kondisi ini sering disebut universal vitiligo.
- Bercak putih muncul di area-area tertentu seperti tangan, wajah, mata, dan hidung. Kondisi ini dikenal dengan istilah acrofacial vitiligo.
Sekedar informasi, bercak putih yang hanya muncul di satu sisi saja (segmental atau nilateral vitiligo) cenderung terjadi pada anak-anak dan penyebaran terjadi selama 1 hingga 2 tahun kemudian berhenti.
3. Kelompok rentan dan diagnosa

Faktor genetik sangat berpengaruh di vitiligo. Laman Cleveland Clinic menyebutkan sekitar 30 persen dari kasus vitiligo terjadi di keluarga. Berkaitan dengan mereka yang secara genetik rawan terkena vitiligo, laman Very Well Health menambahkan faktor lingkungan seperti stres, terekspos oleh senyawa kimia, trauma kulit dan sunburn memicu vitiligo untuk muncul atau meluas cepat.
Dokter akan melakukan tindakan medis seperti di bawah ini untuk mendiagnosa vitiligo:
- Tes fisik dengan memeriksa kondisi kulit.
- Melihat riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Dokter akan melakukan interview dengan pasien untuk mendapatkan informasi ini.
- Tes darah untuk memeriksa kelenjar tiroid.
4. Pengobatan dan terapi

American Academy of Dermatology Association menganjurkan langkah-langkah seperti di bawah ini untuk menangani vitiligo:
- Menggunakan kosmetik untuk menyamarkan bercak.
- Langkah ini disarankan untuk pasien yang masih anak-anak karena tidak ada efek samping.
- Memberikan salep obat corticosteroid di area bercak putih yang kecil untuk menambahkan warna.
- Pemberian ini tidak dianjurkan untuk tangan dan kaki.
- Kemudian dosis obat harus sesuai dengan petunjuk dokter, tidak boleh asal dioleskan.
- Menggunakan cahaya (light treatment) untuk mengembalikan warna kulit yang pudar.
- Metode ini cocok untuk pasien yang kondisi bercak putih tersebar/luas dan biasanya di area wajah. Dapat digabungkan dengan memberikan corticosteroid.
- Menggunakan excimer laser.
- Biasanya diberikan pada area wajah namun ukuran bercaknya kecil, tidak luas.
- PUVA light therapy.
- Metode ini menggunakan perpaduan sinar UVA dan obat psoralen untuk mengembalikan warna kulit seperti semula.
- Obat psoralen memiliki efek samping di bagian mata sehingga perlu tes mata sebelum dan sesudah terapi.
- Operasi.
- Tidak dianjurkan untuk anak-anak dan pasien yang memiliki keloid.
- Pasien dewasa yang kondisi vitiligo sudah stabil minimum 6 bulan dan sudah mencoba light atau laser treatment.
- Depigmentation yaitu memindahkan sisa pigmen dari kulit sehingga kulit menjadi putih semua. Namun tidak banyak yang memilih metode ini.
5. Komorbid yang dapat muncul

Dr. John Harris yang merupakan direktur dari Vitiligo Clinic and Research Center sekaligus direktur dari Autoimmune Therapeutics Institute di UMass Medical School, Worchester, MA menyebutkan Hashimoto's Thyroiditis terjadi pada 17-20 persen pasien yang mengalami vitiligo. Hashimoto's Thyroiditis adalah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid akibatnya orang tersebut menjadi mudah mengantuk, mengalami kerontokan rambut, dan gangguan dalam mengingat.
Selain Hashimoto's Thyroiditis, beberapa penyakit lain yang dapat muncul bersamaan dengan vitiligo adalah Alopecia Areata dan Addison's Disease. Alopecia Areata adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan kebotakan di rambut. Penyakit Addison atau Addison's disease adalah salah satu penyakit langka di mana kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon secara cukup.
Meskipun tidak dapat sepenuhnya hilang atau sembuh, kondisi vitiligo dapat dikurangi dengan perpaduan obat-obatan seperti salep dan terapi contohnya terapi laser atau cahaya. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mencoba produk kulit baru untuk menghindari efek yang tidak diinginkan.