Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Zoofobia: Jenis, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatan

ilustrasi zoofobia (penfieldbuildingblocks.org)

Apakah kamu memiliki rasa takut yang luar biasa pada hewan? Jika iya, mungkin kamu memiliki zoofobia  atau zoophobia.

Fobia sendiri adalah jenis gangguan kecemasan yang cukup sering terjadi pada banyak orang. Zoofobia termasuk ke dalam jenis fobia spesifik, yang merupakan gangguan kecemasan yang terjadi ketika seseorang memiliki ketakutan yang intens dan berlebihan terhadap jenis hewan tertentu.

1. Jenis-jenis zoofobia

ilustrasi ular (a-z-animals.com)

Seseorang mampu mengembangkan zoofobia pada semua jenis hewan. Ketakutan yang dialami tidak hanya pada satu jenis hewan saja, tetapi bisa beberapa jenis hewan, atau bahkan bisa takut terhadap semua jenis hewan tanpa terkecuali.

Dilansir Healthline, beberapa fobia pada hewan yang lebih sering ditemukan adalah:

  • Ailurophobia (takut kucing)
  • Arachnophobia (takut laba-laba)
  • Chiroptophobia (takut kelelawar)
  • Cynophobia (takut anjing)
  • Entomophobia (takut serangga)
  • Equinophobia (takut kuda)
  • Helminthophobia (takut cacing)
  • Herpetophobia (takut pada reptil)
  • Ichthyophobia (takut ikan)
  • Mellisophobia (takut lebah)
  • Musophobia (takut tikus dan tikus)
  • Ophidiophobia (takut ular)
  • Ornithophobia (takut burung)
  • Ranidaphobia (takut pada katak dan kodok)

Sebuah studi berjudul “Faster detection of snake and spider phobia: revisited” dalam jurnal Heliyon tahun 2020 menyatakan bahwa fobia terhadap ular dan laba-laba merupakan zoofobia yang paling sering ditemui. Kebanyakan orang mengalaminya karena kedua hewan tersebut dianggap menjijikkan dan berbahaya.  

2. Gejala

ilustrasi rasa takut yang berlebihan (standard.co.uk)

Mengutip Medical News Today, orang dengan zoofobia mungkin mengalami gejala seperti:

  • Perasaan takut atau cemas yang tidak terkendali ketika melihat atau memikirkan hewan yang memicu respons fobia.
  • Berusaha menghindari hewan yang ditakuti dengan segala cara.
  • Menyadari bahwa respons rasa takut yang dialami sebenarnya berlebihan dan tidak proporsional dengan ancaman yang sebenarnya, tetapi masih tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut.
  • Sulit beraktivitas atau melakukan sesuatu dengan baik saat berpapasan atau melakukan kontak dengan hewan yang ditakuti.

Zoofobia juga biasanya akan menyebabkan perasaan takut, panik, dan cemas yang kemudian sanggup menimbulkan gejala fisik, misalnya:

  • Peningkatan denyut jantung
  • Napas pendek dan cepat
  • Berkeringat
  • Panas dingin
  • Gemetar
  • Mati rasa
  • Mulut kering
  • Pusing
  • Mual
  • Kebingungan

Sementara itu, anak kecil yang memiliki zoofobia cenderung mengekspresikan kecemasan atau ketakutan mereka melalui tindakan:

  • Menangis
  • Berteriak
  • Mengamuk
  • Mencoba bersembunyi di balik seseorang atau benda
  • Mencari perlindungan secara fisik pada orang tua atau orang terdekat
  • Menjadi diam

3. Faktor risiko

ilustrasi serangan anjing (scimex.org)

Hingga saat ini, penyebab pasti dari zoofobia belum diketahui. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada berkembangnya zoofobia, termasuk:

  • Pengalaman negatif: memiliki pengalaman buruk atau negatif dengan hewan tertentu bisa membuat seseorang menjadi takut dan fobia terhadap hewan tersebut. Contohnya, pernah diserang anjing bisa jadi menjadi takut terhadap anjing.
  • Perilaku yang dipelajari: fobia terhadap hewan mungkin menular dari orang terdekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang memiliki rasa takut pada hewan tertentu. Seandainya orangtua takut pada laba-laba, anaknya juga bisa mengembangkan ketakutan yang sama.
  • Genetika: genetika mungkin memengaruhi seseorang mengembangkan zoofobia tertentu.
  • Pemrosesan ketakutan: setiap orang memproses ketakutan dan kecemasan dengan cara yang berbeda. Sebagian orang mungkin akan mengalami rasa cemas yang lebih besar daripada orang lain, sehingga akhirnya mereka lebih mungkin mengembangkan fobia, termasuk fobia terhadap hewan.

4. Kapan zoofobia harus menjadi perhatian medis?

ilustrasi zoofobia (brainfacts.org)

Zoofobia dan juga fobia lainnya harus diperiksakan profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog ketika fobia ini telah mengganggu kehidupan sehari-hari. Segera dapatkan bantuan profesional ketika gejala zoofobia mulai mengganggu:

  • Hubungan dengan teman dan orang yang dicintai
  • Kerja atau sekolah
  • Interaksi sosial
  • Kegiatan sehari-hari

Nantinya, ahli kesehatan mental bisa membantu pasien untuk membicarakan mengenai perasaan dan gejala. Dengan informasi yang didapat ini, seorang ahli dapat merencanakan perawatan yang tepat sesuai kondisi. 

5. Pengobatan

ilustrasi terapi dengan profesional kesehatan mental (brainandlife.org)

Berbagai macam fobia, termasuk zoofobia, bisa diobati, bahkan disembuhkan. Jika rasa takut yang dialami relatif ringan, visualisasi yang dipandu dengan pernapasan terarah mampu menenangkan respons stres seseorang.

Membicarakan ketakutan dengan teman atau kerabat yang mendukung juga bisa membantu. Akan tetapi, seumpama rasa takut mulai membatasi aktivitas sehari-hari atau ketika terdapat perasaan panik luar biasa, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan mental.

Terdapat berbagai opsi untuk pengobatan yang meliputi:

  • Terapi paparan: pengobatan lini pertama untuk zoofobia dan jenis fobia lainnya adalah terapi pemaparan, yakni bentuk psikoterapi yang membantu orang menghadapi dan akhirnya mengatasi fobia dan gangguan kecemasan yang dialami. Terapi ini dilakukan dengan memaparkan sumber kecemasan atau ketakutan kepada pengidap fobianya. Hanya profesional kesehatan mental berlisensi saja yang boleh memberikan terapi ini.

  • Terapi perilaku kognitif: terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan pengobatan yang dilakukan oleh psikolog atau psikiater dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta mengubah pikiran dan keyakinan irasional. Orang dengan fobia spesifik bisa memiliki ketakutan tunggal atau fobia ganda. Umumnya, orang yang memiliki banyak fobia lebih berisiko untuk mengembangkan gangguan suasana hati atau kecemasan tambahan.

  • Pengobatan kombinasi dan obat-obatan: profesional kesehatan mental dapat merekomendasikan kombinasi terapi paparan, CBT, dan obat-obatan untuk orang-orang dengan banyak fobia atau gangguan kecemasan. Adapun sejumlah obat yang efektif untuk gangguan kecemasan bisa mencakup:
  • Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors dan antidepresan trisiklik.

  • Beta-blocker, yang membantu meredakan gejala kecemasan seperti tekanan darah tinggi dan detak jantung yang cepat.

  • Obat penenang, seperti benzodiazepin.

Orang dengan zoofobia belum tentu menyadari bahwa mereka sebenarnya memiliki fobia terhadap hewan tertentu. Namun, profesional kesehatan mental biasanya mampu mendiagnosis fobia tersebut. Umumnya fobia terhadap hewan merespons teknik terapi dengan sangat baik.

Pengobatan untuk zoofobia akan berbeda untuk setiap orang. Karenanya, rencana perawatan dipersonalisasi guna mengatasi gejala, preferensi, dan gaya hidup setiap orang. Konsultasikanlah dengan profesional mengenai manfaat dan risiko dari tiap pengobatan yang tersedia.

Zoofobia atau fobia terhadap hewan ini lebih sering berkembang selama masa kanak-kanak karena pengalaman buruk dengan hewan tertentu. Memiliki fobia ini tentu dapat mengganggu karena seseorang bisa merasa cemas berlebihan atau panik ketika berpapasan atau berkontak dengan hewan yang ditakuti.

Walaupun begitu, zoofobia dapat merespons perawatan dengan sangat baik. Jadi, seandainya kamu merasa memiliki zoofobia, atau fobia apa pun, jangan takut untuk memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater untuk mengatasi ketakutan berlebihan tersebut, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Enrico Gary Himawan
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us