Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

5 Jenis Aroma pada Vagina dan Maknanya, Ada yang Berbahaya!

ilustrasi area intim perempuan (unsplash.com/Timothy Meinberg)

Suka atau tidak, area kewanitaan memang memiliki aroma yang kerap dianggap kurang sedap. Bau vagina adalah hal yang normal, namun tidak semua aroma bisa diabaikan. 

Aroma pada vagina bisa berganti tergantung kondisi pada area tersebut. Dan, beberapa aroma adalah sebuah tanda adanya masalah pada tubuh kamu. 

Berikut ini adalah beberapa aroma yang paling umum muncul dari vagina beserta dengan makna dari aroma tersebut. Catat, ya!

1. Amis

ilustrasi ikan (pixabay.com/bigtorica)

Jika kamu mencium bau amis yang kuat dari vagina, bisa jadi ini tanda kamu menderita vaginosis bakterialis. Kondisi terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina.

Selain bau amis, kamu mungkin juga mengamati keluarnya cairan putih atau abu-abu, rasa terbakar saat buang air kecil, dan gatal-gatal di sekitar bagian luar vagina.

Di sisi lain, bau amis dan keputihan berwarna hijau atau kekuningan, gatal dan terbakar pada vagina, dan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks, bisa jadi tanda adanya trikomoniasis yakni suatu bentuk penyakit menular seksual yang umum dan dapat ditularkan lewat hubungan seksual.

2. Logam

ilustrasi logam (pexels.com/Erik Mclean)

Bau logam bisa disebabkan oleh darah, seperti saat menstruasi. Selama siklus menstruasi, kamu mungkin mencium aroma logam, seperti tembaga atau besi. Nah, kamu tidak perlu mengkhawatirkan karena itu merupakan bau alami dari darah yang disebabkan oleh kandungan zat besinya. Aroma ini mungkin lebih jelas tercium jika kamu memakai pembalut atau tidak memakai pembalut.

Namun, jika kamu mencium aroma logam padahal tidak sedang menstruasi, ada baiknya untuk segera periksa ke dokter. Sebab, terkadang kondisi ini mengindikasikan pendarahan internal vagina yang tidak normal.

3. Menyengat

ilustrasi bawang putih (pixabay.com/stevepb)

Area kewanitaan yang berbau menyengat bisa disebabkan oleh makanan tertentu yang beraroma kuat. Makanan ini biasanya berupa bawang putih, bawang merah, dan daging merah. Makanan pedas dan rempah-rempah kemungkinan mengambil jalur cepat di tubuh melalui sekresi tubuh, termasuk vagina, yang menyebabkan bau menyengat di bawah lengan, di kulit kepala, dan di area genital.

Makanan yang menghasilkan menyengat adalah sayuran kucifer, bawang putih, bawang merah, kunyit, keju dan makanan fermentasi lainnya, daging merah, jeroan, makanan laut, dan cuka.

4. Ragi atau roti

ilustrasi roti (pixabay.com/RitaE)

Bau ragi atau roti pada vagina adalah tanda adanya infeksi jamur. Selain bau khas roti,
tanda-tanda lainnya termasuk keluarnya cairan kental dan rasa gatal yang hebat pada vagina dan vulva.

Infeksi jamur biasanya terjadi pada pemakaian pelumas, spermisida, penggunaan antibiotik, atau bahkan kehamilan meningkatkan jumlah jamur yang normal di area genital tumbuh berlebihan.

Karena lingkungan yang hangat dan basah adalah tempat baik untuk pertumbuhan jamur, individu juga bisa terinfeksi jamur akibat berolahraga dan memakai pakaian dalam yang penuh keringat atau basah.

5. Bau busuk

ilustrasi tomat busuk (pexels.com/Wendy Wei)

Bau busuk pada area kewanitaan yang disertai dengan peningkatan suhu tubuh hingga 38 derajat Celcius atau lebih, nyeri di perut bagian bawah, atau seks yang menyakitkan adalah tanda penyakit radang panggul.

Penyakit radang panggul biasanya disebabkan ketika bakteri jahat, seperti gonore dan klamidia berpindah dari vagina atau leher rahim ke dalam rahim dan organ reproduksi lainnya.

Jika kamu khawatir mengalami penyakit radang panggul, hubungi dokter secepatnya sehingga mereka dapat meresepkan antibiotik untukmu. Karena jika tidak segera, penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan atau nyeri panggul kronis. 

Nah, jika kamu mencium aroma yang kuat pada vagina, segeralah ke dokter untuk periksa, ya. Jangan dibiarkan agar tidak timbul penyakit di tubuhmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami