Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kalau Upin dan Ipin Tinggal di Indonesia, Kira-Kira di Mana?

Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Productin)
Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Productin)
Intinya sih...
  • Rumah panggung bukan hanya ada di Malaysia, tapi juga di Indonesia.
  • Rumah panggung Betawi dibangun di daerah pesisir untuk menghindari banjir dan binatang buas.
  • Sumatra memiliki rumah adat berupa Kajang Lako dengan fungsi untuk meminimalkan dampak banjir.

Penonton setia Upin & Ipin tentu sudah akrab dengan desa di mana mereka tinggal. Mereka tinggal di sebuah desa yang asri, dekat dengan hutan, punya sungai, dan memiliki rumah panggung. Karena animasi anak tersebut berasal dari Malaysia, gak heran kalau unsur-unsur di dalamnya ada kemiripan dengan Indonesia. Itu karena Indonesia dan Malaysia masih serumpun dan bertetangga.

Rumah panggung, misalnya, ternyata gak hanya ada di Malaysia. Daerah-daerah di Indonesia juga punya tradisi rumah panggung kayak Upin & Ipin. Rumah panggung di Indonesia dibangun dengan fungsi dan tujuan tertentu. Kalau Upin dan Ipin tinggal di Indonesia, kira-kira mereka tinggal di daerah mana, ya? Coba kamu baca artikel ini untuk bisa mengira-ngira mereka cocoknya tinggal di mana.

1. Betawi

Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh. (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)
Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh. (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)

Suku Betawi sendiri bisa dibilang lahir dari akulturasi budaya, termasuk Melayu. Karena itu, gak janggal jika suku Betawi zaman dahulu di Indonesia masih tinggal di rumah panggung. Rumah panggung Betawi sama seperti yang ditinggal Upin, Ipin, Kak Ros, dan Opah dalam animasi yang terbuat dari kayu. Sayangnya, keberadaan rumah panggung Betawi sepertinya sudah gak sebanyak dulu lagi.

Rumah panggung yang diinisiasi oleh suku Betawi di Indonesia dibangun di daerah pesisir. Tujuan membangun rumah panggung tersebut supaya rumah tinggal mereka tidak mudah tersapu banjir karena lebih tinggi dari permukaan tanah. Di samping itu, rumah panggung juga memiliki fungsi agar menghindari binatang buas pada saat itu. Suku Betawi sendiri awalnya bermukim di sekitar Sungai Ciliwung. Ini mirip sama Kampung Durian Runtuh yang dekat dengan sungai, ya?

2. Jambi

Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Productin)
Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Productin)

Berpindah ke pulau sebelah, Sumatra, juga memiliki rumah adat berupa rumah panggung. Rumah adat panggung di Jambi ini dinamakan Kajang Lako. Berbeda dengan rumah panggung di Betawi, di Sumatra punya banyak ragam rumah panggung dibandingkan daerah lain di Indonesia. Serupa dengan Betawi, bangunan rumah panggung di Jambi juga untuk meminimalkan dampak banjir. Itu karena Sumatra sendiri juga memiliki banyak aliran sungai.

Rumah Kajang Lako memiliki ciri khas berupa ukiran flora dan fauna pada dindingnya. Dalam membuatnya pun, rumah ini memiliki aturan khusus, seperti mulai membangun ketika kelahiran anak perempuan pertama. Rumah panggung Kajang Lako dibuat oleh suku Batin yang sebagian tinggal di Desa Rantau Panjang, Jambi. Kalau rumah Upin dan Ipin dibangun ketika Kak Ros lahir, berarti ini mirip dengan tradisi pembangunan rumah panggung di Jambi.

3. Maluku

Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Production/Upin&Ipin)
Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh (dok. Les' Copaque Production/Upin&Ipin)

Rumah adat Sasadu berada di Maluku. Rumah ini merupakan bangunan yang dibuat oleh suku Sahu di Halmahera Utara. Namun, rumah panggung ini sepertinya beda dengan rumah Upin dan Ipin. Itu karena fungsi rumah adat Sasadu untuk kumpul bareng atau merayakan sesuatu, misalnya keberhasilan panen.

Atapnya terbuat dari ijuk dan dalam proses pembangunannya mereka gak menggunakan sekrup maupun paku, lho. Wah, kayak puzzle, ya? Rumah panggung di Maluku ini gak memiliki pintu sama sekali. Karena masyarakatnya membangun Sasadu untuk berkumpul, nilai filosofisnya ialah mempersilakan dengan terbuka siapa pun untuk datang tanpa terkecuali. Kalau di Indonesia, sepertinya Upin dan Ipin gak tinggal di Maluku.

4. Papua Barat

Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh. (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)
Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh. (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)

Papua Barat juga memiliki rumah panggung yang disebut rumah kaki seribu. Rumah panggung yang persebarannya berada di Pegunungan Arfak ini berbeda dengan kebanyakan rumah panggung di Indonesia. Dinamakan kaki seribu karena memiliki kaki yang lebih banyak dari rumah panggung yang telah ada. Kalau umumnya kaki penyangganya berada di setiap sudut, rumah kaki seribu Arfak memiliki kaki yang berjarak 30 sentimeter antarkaki satu dengan lainnya.

Rumah kaki seribu Arfak berada di pegunungan. Sepertinya, ini bukan cerminan dari rumah tinggal Upin dan Ipin, ya? Rumah panggung tersebut ditempati oleh anak laki-laki yang tinggal bersama orangtuanya hingga berkeluarga. Dijelaskan bahwa rumah kaki seribu Arfak juga gak memiliki jendela. Kalau rumah Upin dan Ipin, kan, masih punya jendela. Kayaknya, Pegunungan Arfak keragaman alamnya berbeda dengan Kampung Durian Runtuh.

Sebenarnya, di Indonesia, khususnya di Sulawesi, masih memiliki ragam rumah panggung oleh suku Toraja. Yang paling terkenal, ada rumah Tongkonan yang memiliki fungsi mirip dengan rumah panggung Sasadu di Maluku: untuk bermusyawarah dan menyimpan pusaka. Sampai saat ini, Tongkonan masih menjadi objek wisata menarik di Sulawesi.

Kalau dari gambaran ragam rumah panggung nusantara di atas, keluarga Upin dan Ipin paling cocok tinggal di Sumatra. Kekayaan alam Sumatra juga masih dilengkapi dengan hutan dan masih banyak aliran sungai. Kenapa gak di Betawi? Meski punya rumah panggung dan dekat dengan aliran sungai, kayaknya Upin dan Ipin gak tinggal di tepi Ciliwung, deh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pusat Tanaman Hias
EditorPusat Tanaman Hias
Follow Us