Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Karakter Anime yang Punya Kecenderungan Bunuh Diri

Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Meski sering diremehkan, bunuh diri telah menjadi isu yang sangat serius secara global. Menurut World Health Organization (WHO), ada lebih dari 720 ribu orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Tak hanya di luar negeri, hal ini juga menjadi isu serius di Indonesia. Terbukti, Indonesia Association for Suicide Prevention menyebutkan bahwa angka bunuh diri di Indonesia juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai salah satu negara dengan angka bunuh diri tertinggi, Jepang sering mengangkat isu ini ke berbagai industri hiburan, tak terkecuali anime. Tak jarang, mereka menghadirkan karakter anime dengan kecenderungan bunuh diri. Siapa saja? Simak ulasan berikut.

1. Osamu Dazai (Bungou Stray Dogs)

Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Osamu Dazai merupakan salah satu karakter utama dalam serial Bungou Stray Dogs. Sejak pertama kali diperkenalkan, Dazai memang terlihat seperti sosok yang sangat terobsesi dengan bunuh diri. Bahkan, dirinya diperkenalkan ketika Dazai melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke sungai.

Sepanjang hidupnya, Dazai telah melakukan berbagai macam percobaan bunuh diri. Dirinya bahkan ingin menikah dengan seorang perempuan yang dapat diajak bunuh diri bersama. Beruntungnya, berkat orang-orang di Armed Detective Agency, Dazai selalu memiliki alasan untuk bertahan hidup.

Dazai sendiri memang didasarkan pada tokoh asli yang memiliki masalah kesehatan mental. Karakter ini terinspirasi dari seorang penulis bernama Osamu Dazai, yang terkenal berkat karyanya yang berjudul No Longer Human. Sayangnya, pada 1948, Dazai mengakhiri hidupnya bersama kekasihnya, Tomie Yamazaki, dengan menenggelamkan diri ke Sungai Tama di Mitaka, Tokyo.

2. Shouya Ishida (A Silent Voice)

Shouya menangis. (dok. Kyoto Animation/A Silent Voice)

Shouya Ishida memang telah melakukan kesalahan pada masa kecilnya. Shouya tumbuh sebagai anak nakal yang akan melakukan apa saja untuk mencari kesenangan. Saat dirinya masih SD, Shouya bahkan pernah merundung teman sekelasnya yang difabel rungu, yaitu Shouko Nishimiya.

Ketika perundungan Shouya terhadap Shouko mulai berlebihan, Shouya akhirnya dijauhi oleh teman-temannya. Bahkan, setelah dirinya SMP, Shouya menghabiskan sebagian besar masa sekolahnya sendirian. Hal tersebut karena Shouya sudah terkenal sebagai seorang perundung sehingga tidak ada orang yang mau berteman dengannya.

Suatu hari, Shouya sempat mencoba mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Shouya bahkan sudah menandai tanggal bunuh dirinya dan menulis surat terakhir untuk ibunya. Namun, Shouya akhirnya mengurungkan niatnya. Alih-alih mengakhiri hidupnya, Shouya memutuskan untuk mempelajari bahasa isyarat agar dirinya bisa meminta maaf kepada Shouko.

3. Shouko Nishimiya (A Silent Voice)

Shouko bersiap untuk melompat dari langkan apartemennya. (dok. Kyoto Animation/A Silent Voice)

Masih dari anime yang sama, Shouko Nishimiya juga merupakan karakter yang memiliki kecenderungan bunuh diri. Meski terlahir sebagai seorang difabel rungu, Shouko sebenarnya dikenal sebagai anak yang ceria. Shouko selalu berusaha untuk berteman dengan semua orang meski lingkungannya selalu menolaknya.

Namun, di balik keceriaannya, Shouko terus memendam kesedihannya sendiri. Hingga pada suatu pesta kembang api, Shouko memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung apartemen. Beruntungnya, Shouko berhasil diselamatkan oleh Shouya.

4. Nozomu Itoshiki (Sayonara, Zetsubou-Sensei)

Nozomu Itoshiki (dok. Shaft/Sayonara, Zetsubou-Sensei)

Sayonara, Zetsubou-Sensei memang menceritakan tentang bagaimana Nozomu Itoshiki dalam menghadapi kecenderungannya terhadap bunuh diri. Nozomu sendiri adalah seorang guru SMA. Nozomu dikenal sebagai sosok yang sangat pesimistis.

Masalah kecil bisa menjatuhkan Nozomu ke dalam jurang keputusasaan yang luar biasa. Tak jarang, hal tersebut juga mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri. Bahkan, Nozomu juga sering mengajak murid-muridnya untuk bunuh diri bersamanya.

Meski begitu, Sayonara, Zetsubou-Sensei adalah sebuah anime komedi. Anime ini membuat lelucon dari isu-isu sosial yang sering menjadi alasan bagi seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Dalam anime ini, kita akan diajak untuk menertawakan masalah kita ketimbang menjadikannya alasan untuk menyerah.

 

5. Kakeru Naruse (Orange)

Kakeru Naruse (dok. Telecom Animation Film/Orange)

Orange bisa dibilang sebagai salah satu anime yang cukup kentara dalam membahas isu kesehatan mental. Anime ini menampilkan Kakeru Naruse yang memiliki kecenderungan bunuh diri. Kakeru mulai mengalami depresi setelah kematian ibunya.

Sebelumnya, ibu Kakeru memutuskan untuk bunuh diri setelah Kakeru tidak bisa mengantar ibunya ke dokter karena punya acara dengan teman-temannya. Alhasil, keputusan ibu Kakeru membuat Kakeru tenggelam dalam rasa penyesalan. Kakeru merasa bersalah atas kematian ibunya sehingga dirinya juga ingin bunuh diri untuk menebus dosanya.

Untungnya, sang protagonis, Naho Takamiya, menerima surat dari masa depan yang dikirim oleh dirinya sendiri. Naho dewasa mengatakan bahwa kehidupannya akan dipenuhi dengan penyesalan setelah kematian Kakeru. Hingga akhirnya, Naho memutuskan untuk membantu Kakeru demi mencegahnya bunuh diri.

Kelima karakter anime di atas sebenarnya mengajarkan bagaimana cara untuk menghadapi masalah mental. Meski memang tidak mudah, selalu ada alasan untuk bertahan hidup. Jadi, jika kamu merasa beban yang dipikul terlalu berat, jangan lupa untuk berbicara kepada seseorang, ya!

Depresi bisa menimpa siapa pun, termasuk dirimu. Namun, ingatlah bahwa bunuh diri bukanlah solusi untuk mengatasi masalah hidup. Jika kamu membutuhkan dukungan kesehatan mental atau psikososial, jangan ragu untuk menghubungi +628113855472 (Love Inside Suicide Awareness).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us