3 Sisi Gelap Dunia Medis di The Trauma Code: Heroes on Call

Dirilis oleh Netflix pada bulan Januari lalu, drakor The Trauma Code: Heroes on Call menuai kesuksesan yang luar biasa. Drama ini mendapat pujian baik dari netizen Korea maupun penonton dari luar negeri.
Gak sekadar drama medis biasa, drakor ini menampilkan berbagai peristiwa relatable yang kerap terjadi kepada para tenaga medis dan pasien. Berikut akan dipaparkan tiga sisi gelap dunia medis yang tercermin di The Trauma Code: Heroes on Call.
1.Banyak petinggi rumah sakit yang mengalihkan dana dari pemerintah ke keperluan yang tidak terlalu penting

Di salah satu episode, para dokter, khususnya yang menjabat sebagai kepala departemen di Rumah Sakit Universitas Hankuk diwajibkan menghadiri rapat bersama direktur. Agendanya adalah membahas anggaran yang digunakan oleh setiap departemen di rumah sakit.
Saat baru pertama kali bekerja di departemen bedah trauma, Baek Kang Hyuk (Ju Ji Hoon) berjanji bahwa ia akan memanfaatkan bantuan dana sebesar 10 miliar dari menteri kesehatan dengan sebaik-baiknya. Di rapat yang ia hadiri, ia menyebutkan kalau seharusnya kucuran dana dari pemerintah itu harusnya digunakan untuk hal-hal urgen, khususnya untuk departemen bedah trauma,
Namun, para petinggi menyebutkan bahwa dana itu merupakan subsidi untuk seluruh departemen di rumah sakit, bukan hanya untuk departemen bedah trauma. Mereka menambahkan, dari subsidi 10 miliar itu, 9 miliar dialokasikan untuk peralatan. Padahal, dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih mendesak, misalnya memanggil helikopter untuk menyelamatkan pasien yang sulit dievakuasi.
2.Keselamatan pasien gak diprioritaskan, yang penting profit selalu tinggi

Para petinggi rumah sakit gak jarang menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap keselamatan pasien. Seperti yang telah dikemukakan oleh Bae Kang Hyuk. Ia sudah bekerja keras dan semenjak ada dirinya di RS Universitas Hankuk, angka keselamatan pasien di departemen bedah trauma melonjak. Akan tetapi, para petinggi tidak menggubrisnya.
Malah, mereka menuntut agar departemen bedah trauma mengurangi defisit anggaran rumah sakit yang mencapai setengah miliar. Baek Kang Hyuk merasa lucu karena subsidi yang harusnya dipakai oleh departemen bedah trauma ternyata dipakai bersama-sama oleh rumah sakit. Namun, ketika departemen bedah trauma mengeluarkan anggaran yang besar, departemen tersebut disalahkan.
Hal ini juga tercermin ketika terjadi kecelakaan di sebuah jembatan di salah satu episode. Para petinggi diam-diam sudah menyusun rencana agar para nakes hanya menangani pasien yang sudah dibawa ke rumah sakit. Hal itu mereka lakukan karena mereka gak mau rugi mengeluarkan biaya untuk menjangkau tempat kecelakaan. Namun, Baek Kang Hyuk nekat terbang ke sana karena baginya keselamatan pasien adalah prioritasnya.
3.Penyelamatan pasien bisa dijadikan alat politik dan pencitraan

Di drama ini, Kang Myeong Hui (Kim Sun Young), menteri kesehatan adalah orang yang mendukung penuh Baek Kang Hyuk untuk jadi dokter di departemen bedah trauma. Namun, dukungannya itu gak diberikan secara ‘cuma-cuma’.
Gak mau munafik, Kang Myeong Hui suka memanfaatkan momen penyelamatan pasien untuk dijadikan pencitraan. Seperti ketika Baek Kang Hyuk ia perintahkan untuk menyelamatkan salah seorang tentara Korea di Sudan. Meski banyak kendala, Baek Kang Hyuk berhasil menyelamatkan tentara tersebut. Kang Myeong Hui memanfaatkan cerita heroiknya agar dirinya turut dipandang baik karena ia digadang-gadang akan jadi calon presiden yang berikutnya.
Kesuksesan drakor The Trauma Code: Heroes on Call memang luar biasa. Sisi gelap yang tercermin di dalamnya disebut relatable, terutama oleh para tenaga medis yang gemar menonton drakor dan menikmati drama yang satu ini.