Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Seseorang Hindari Konflik di Dunia Kerja, Ganggu Fokus!

ilustrasi perselisihan dunia kerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Dunia kerja seringkali diwarnai dengan bermacam konflik. Contohnya saja konflik antar rekan kerja untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Atau adanya dua kubu yang saling bersaing dan kita dituntut memihak salah satu. Menghadapi konflik yang terjadi di dunia kerja kerap membuat seseorang bersikap plin-plan.

Tapi di sisi lain, juga ada tipe orang yang justru tidak tertarik ikut konflik di dunia kerja. Entah dikarenakan prinsip hidupnya yang netral. Atau memang tipe orang yang selalu berpikir logis dan realistis atas situasi yang terjadi. Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang tidak tertarik ikut konflik di dunia kerja. Berikut empat di antaranya.

1. Fokus pada produktivitas dan kualitas kerja

ilustrasi bersorak kegirangan (pexels.com/Anna Shvets)

Memasuki lingkup dunia kerja, kamu akan dihadapkan lika-liku yang tidak mudah. Lingkungan kerja bukan tentang rangkaian deadline yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Tapi di dalamnya juga ada rekan kerja beserta permasalahannya. Seringkali kita dihadapkan dengan lingkungan kerja yang didominasi konflik. Setiap orang memiliki kelompok tersendiri yang menurutnya benar dan selalu dibela. Namun, apakah semua orang larut dalam konflik tersebut?

Jawabannya tentu saja tidak. Di sisi lain, juga ada seseorang yang tidak tertarik ikut konflik di dunia kerja. Mereka adalah tipe orang yang memilih fokus pada produktivitas serta kualitas kerja. Orang-orang tersebut cenderung berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan fokus pada pencapaian tujuan bersama. Lebih baik menghindar dari konflik daripada ikut-ikutan namun membuat waktu dan energi terbuang sia-sia.

2. Tipe orang yang memiliki prinsip hidup netral

ilustrasi perselisihan dunia kerja (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Membahas lingkungan dunia kerja memang tidak ada habisnya. Konflik dan perselisihan adalah situasi yang tidak dapat dihindarkan. Tapi memilih ikut-ikutan dalam konflik di dunia kerja juga bukan keputusan yang tepat. Beberapa orang justru memilih menghindari konflik yang terjadi. Mereka tidak tertarik  ikut campur di dalamnya.

Keputusan tersebut tidak terlepas dari alasan yang kuat. Mereka ini tipe orang yang memiliki prinsip hidup netral. Dalam menjalani hidup tidak ingin disibukkan dengan banyak masalah. Ia lebih menekankan pada situasi yang nyaman dan kondusif. Selama permasalahan tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan dirinya, ia lebih memilih diam dan tidak mau melibatkan diri sama sekali.

3. Mengedepankan pola pikir logis dan realistis

ilustrasi sosok optimis (pexels.com/Ekam Juneja)

Dunia kerja bukan sekadar tentang beban tugas dan deadline yang harus segera diselesaikan. Tapi juga meliputi permasalahan antar individu yang kompleks. Seringkali kamu berhadapan dengan dua kubu yang saling berselisih paham mengedepankan kebenaran masing-masing. Keberadaan kita dalam lingkungan tersebut dipaksa untuk membela salah satu pihak. Jika menunjukkan sikap tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, cenderung dikucilkan dari lingkungan pergaulan.

Bagi beberapa orang, situasi demikian tidak menjadi permasalahan berarti. Mereka tidak tertarik ikut konflik di dunia kerja disebabkan pola pikir logis dan realistis. Orang-orang tersebut paham betul melibatkan diri dalam suatu konflik dan perselisihan tidak membawa keuntungan sama sekali. Apa yang terjadi justru sebaliknya, malah membawa  risiko dan menjadi bumerang bagi diri sendiri.

4. Memprioritaskan kesejahteraan mental dan emosional

ilustrasi berpikir (pexels.com/VK Studio)

Kehidupan yang diwarnai konflik dan perselisihan pasti menghadirkan ketidaknyamanan. Segala sesuatunya pasti dipenuhi dengan rasa takut dan gelisah. Apalagi jika konflik tersebut terjadi dalam lingkup dunia kerja. Bisa dipastikan fokus dan konsentrasi menyelesaikan pekerjaan terganggu. Kecemasan dan rasa takut sudah mendominasi pikiran.

Pastinya setiap orang tidak ingin mengalami situasi demikian. Hal ini pula yang menjadi alasan bagi sebagian orang untuk tidak tertarik dengan konflik di dunia kerja. Baginya memprioritaskan kesejahteraan mental dan emosional merupakan keharusan. Dan kehadiran konflik justru menghancurkan kondisi mental secara perlahan.

Lingkungan kerja tidak selalu berada dalam situasi yang kondusif. Beragam konflik dan perselisihan turut hadir mewarnai. Mulai dari konflik dalam hal kecil dan sederhana. Sampai dengan konflik yang berujung permasalahan berkelanjutan. Mereka yang memilih tidak ikut konflik bukan berarti bersikap apatis, antisosial, serta individualis. Namun, mereka adalah individu yang memiliki pedoman hidup tersendiri. Ia paham konflik justru menyusahkan diri di kemudian hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us